Part 10: [ Bunga Merah dari Darren]

1.3K 89 0
                                    


Happy Reading...

Tring

Sebuah bel berbunyi tanda seseorang masuk dalam sebuah caffe. Masih caffe yang sama, dengan nama Robiston caffe. Darren menyunggingkan senyumannya kepada mbak kasir.

"Loh, den Darren gak pergi sekolah?" tanya Mbak siti kepada anak pemilik caffe ini. Darren Marga Mahendra.

"Ya pergi sekolah lah mbak. Masak mau bantuin mbak disini." jawabnya dengan nada santai.

"Terus den mau ngapain kesini? Mau nemuin pak Mahendra?" tanyanya lagi.

"Enggak mbak, justru saya disini mau nemuin mbak siti." Mbak siti menyunggingkan senyumannya dengan sangat lebar, tak percaya dengan Darren ucapkan.

"Ada apa den?" Mbak siti langsung menghampiri Darren sambil memegang erat lengannya.

"Ada sesuatu yang mau Darren tanyain ke mbak siti" ujar Darren yang membuat hati mbak siti tambah deg degan.

Mbak siti adalah pegawai kasir caffe Robiston yang terbilang masih sangat muda. Umurnya berbeda 5 tahunan lebih tua dari Darren. Dalam benaknya, mbak siti memiliki asumsi sendiri. Apakah Darren akan mengatakan perasaan suka kepada dirinya? Tapi rasanya itu tidak akan mungkin. Itu adalah kalimat Retoris, yang sudah ada jawabannya. Ya, jawabannya adalah tidak akan mungkin!.

"Soal apa?" tanyanya sambil tersenyum kearah Darren.

"Soal tadi malem mbak. Mbak kedapetan orang yang ga bayar makan kan? Terus gadaikan kalung. Kalungnya dimana mbak?" tanya Darren

"Ini mbak pake, bagus kan?" ujar mbak siti yang penuh sumringah.

"Mbak!. Kok mbak lancang banget sih!. Itu kan punya orang!. Mbak ga seharusnya make kalung itu." ujar Darren yang membuat mbak siti melunturkan senyumannya.

Tampaknya Darren benar-benar marah besar, tapi untuk apa? Ini kan bukan kalung miliknya, batin mbak siti.

"Maaf den, kalungnya bagus soalnya. Sayang kalo ilang, jadi mbak pake deh. Maaf ya den" ujar mbak Siti memelas, sambil melepas kalung tersebut.

Tanpa aba-aba Darren mengambil kalung tersebut dan ia taruh di dalam tas sekolahnya.

"Hm.. Gapapa mbak, maaf juga Darren tadi bentak-bentak mbak siti. Darren pamit ya mbak, mau sekolah takut telat."
Darren langsung pergi meninggalkan caffe tersebut.

^°°^

Tring. Tring.

Suara bel istirahat berbunyi, para siswa SMA Arjuna berhamburan keluar kelas menuju surga mereka, yaitu kantin.

Tapi...

Ditsya libur dulu ke surga itu. Ia lebih memilih merenung didalam kelas.

Ditsya menoleh kesamping, mendapati sahabat satunya itu yang dengan santainya memotong kuku

"Yam" panggil Ditsya dengan nada rendah.

"Yam yam pala lo peang!. Emang gua ayam!" jawab siyam penuh emosi.

Ditsya mengulum senyum seadanya. "Gue pengen cerita sama lo"

Alis Siyam mulai menyerngit, gadis keriting itu memicingkan matanya kesamping. "Cerita apa? Gue males ya kalo lo cerita soal kelinci lo yang ilang!" tukasnya.

Ditsya menghela panjang. "Ga jadi lah. Lo juga males mdengerin curhatan gue... Padahal sih... Gue pengen curhat soal... Cowok"

Seketika Siyam mulai menghentikan aktivitasnya. Dirinya menatap gadis itu dengan tatapan tidak percaya.

05 OKTOBER [TAMAT]  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang