Part 32: [Merayakan Kemenangan]

1K 68 7
                                    

Happy Reading...

🍂🍂🍂

"I love you more than you know"

^°°^

Suara sirine mobil jenazah terdengar begitu nyaring ditelinga para ziarah.

Para geng Kingston sudah mulai memadati seisi ruangan kediaman Thomas Yunanda atau biasa disapa Tomjay.

Deru napas kian memburu akibat tangis yang tak pernah sudah. Tentu ini sangat Menyakiti anggota Kingston.

Mereka merutuki dirinya masing-masing, tentang bagaimana mereka tidak pernah memahami —sahabatnya sendiri.

Darren begitu teriris seperti disilet belati ulu hatinya melihat sahabatnya mengangis menggiring kepergian Bundanya.

"Sorry" lirihnya.

Tomjay masih merenung menatap dinding langit yang kian gelap. Tak ada lagi cahaya, tak ada lagi penerangan.

"Seharusnya gue lebih peka kenapa lo butuh uang segitunya buat diri lo" Darren mulai duduk menyamakan posisinya dengan pria yang masih memasang wajah sendu itu.

Darren menoleh kearah pria itu. "Tapi, Tom... Mau sampe kapan lo kaya gini?"

Tomjay tertawa, meski air matanya masih saja tetap tumpah berderai-derai.

Mungkin kalian tidak pernah memahami, disaat semua tidak ada yang peduli hanya Bundanya yang memiliki pengaruh besar dalam hidupnya.

Tomjay tak pernah menyangka—jika ia harus sekehilangan ini.

"Mending lo pergi, karena gue ga butuh siapapun" Tomjay masih terpaku menatap sebuah foto Bundanya. Hanya dia satu-satunya yang ia punya. Dan kini? Haruskah Bundanya pergi juga?!

Ternyata takdir sekejam itu.

"Gue masih ga nyangka Tom, apa segitu gak percayanya lo sama Kingston sampe lo ngambil jalan pengkhianatan?" Darren bertanya penuh emosi.

Tomjay menghembuskan napasnya frustasi. "Gue cuma butuh uang buat biaya berobat Bunda gue..." Tomjay menangis, meski berulang kali air matanya ia hapus, tetap saja air mata itu masih mengalir begitu deras.

"Dan lo seenaknya batalin pertandingan itu" Tomjay mulai menggigit bibir bawahnya dalam-dalam.

"Sorry... Dari awal ini salah gue" Darren memejamkan matanya.

"Lo tau? Cuma itu satu-satunya jalan supaya gue dapet uang, tapi lo ngecewain gue... Bukan cuma gue, lo udah ngecewain SMA Arjuna" sarkasnya penuh penekanan.

Darren mulai memijit pelipisnya. "Gue tau lo cinta sama Ditsya maka dari itu gue benci kalian semua, dan akhirnya gue nyetujuin Ronald buat jadi jongosnya dia demi uang" Tomjay masih tertawa dalam tangisnya.

Darren bodoh. Dan itu kenyataanya. "Udah, Tom... Jangan terlalu terlarut-larut dalam kesedihan. Bukan cuma lo yang sedih, kita  juga sedih." Dava ikut andil dalam perbincangan itu.

"Jangan karena hal ini, lo kehilangan semangat hidup. Banyak orang yang lebih sedih dari ini" Tristan menambahkan.

"Kurang nyedihin apa lagi hidup gue? Bunda udah gak ada, keluarga gue gak punya dan—semuanya pergi" Tomjay makin menjadi meracau sembari terisak.

05 OKTOBER [TAMAT]  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang