Happy Reading....💬Cimut SMA Arjuna
Mak erot: Gue udah di Robiston caffe, cepetan woy!
Ayam kampung: sabar sih mblo
Kundit Mundit: otw
Gadis itu memoles sedikit lipbalm di area bibirnya, setelah membalas pesan tersebut. Ngomongnya sih otw, padahal mah baru kelar dandan.
Hahahaha.
"Ih... Itu kan Dinda, ngapain dia kesini?" Siyam bertanya dengan nada berbisik kearah Silva.
Sontak Ditsya yang sedang menikmati kerang hijau mengalihkan netranya kearah sesosok gadis yang mereka berdua bicarakan. "Ya emang kalo dia kesini gak boleh apa! Kok sewot" balas Ditsya dengan kesal. Pasti kedua manusia ini akan memanas-manasinya seperti kompor bleduk.
"Iya juga sih... Sapa tau aja, dia mau ketemu sama yang punya nih kafe" Silva mendengus. Tatapan Ditsya masih berarti kepada dua makhluk paling menjengkelkan didepannya itu.
"Emang yang punya nih kafe siapa?" Ditsya sedikit kepo, sebenernya sangat tidak penting dan membuang waktu jika mereka menongkrong tidak jelas. Pasti arah pembicaraannya sudah kemana-mana.
"Serius lo gak tau?" bola mata Silva menyipit.
Perlahan Ditsya menggelengkan kepalanya.
Siyam dan Silva saling tatap. Kemudian melanjutkan kegiatan makannya. "Dah lah lupain, gak penting juga" putus Siyam. Dan Ditsya langsung mengangguk.
"Btw ya Dit... Emangnya kakak TNI kemaren itu siapa lo sih? Beneran dah gue kepo paling akut disini" Siyam bertanya.
Kemudian Ditsya mendecak pelan. Oh, jadi... Kedua temannya mengajaknya kesini hanya membicarakan kakak TNI itu?. Hmmm menyebalkan.
"Mau tau aja apa mau tau banget?" guraunya. Yang mendapat respons serius dari mereka.
"Ya mau tau banget lah!" jawab Siyam sambil menunjukkan binar-binar kebahagiaan.
"Ah, udah kaya gue aja lo jadi mak rempong. Bertili-tili" desis silva.
"Bertele-tele kali Sil" Siyam berkomentar.
"Sama aja lah"
Ditsya memutar netranya bodo amat. "Dia itu...." Ditsya sengaja menggantungkan kalimatnya. Membuat mereka saling penasaran.
"Pacar lo?"
"Kakak lo?"
"Mantan?"
"Suami?"
Sahut Siyam dan Silva yang membuat Ditsya menggeleng kepalanya kuat. "Musuh gue" lanjutnya lagi tanpa menatap mereka.
"APA!" keduanya bersuara.
"Yah... Gak jadi ditraktir dong! Padahal sih niatnya lo jawabnya pacar baru gue gitu biar kita dalet PJ" Silva berdecak membuat Ditsya menonyorkan bogeman kecil kekepalanya.
"PJ PJ mbahmu!"
Drrrttt
Suara deringan telpon milik Siyam terdengar diatas nakas.
"Euhmm... Gue balik duluan ya... Ya biasalah gue kan gak jomblo diantara kalian-kalian. Gue mau pacaran dulu... Bubay" Siyam melengos pergi, setelah membayar bill di kasir.
"Yaudah yu, cabut aja, gue jiga mau liat pertandingan basket. " Silva juga melangkah pergi meninggalkan kafe.
Ditsya menepuk pelan dahinya. Untung Silva mengingatkan soal turnamen itu. Dia masoh ada kesempatan untuk mendukung Amel sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
05 OKTOBER [TAMAT] ✅
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] PART MASIH LENGKAP Berawal dari dendam masa lalu ayahnya, Ditsya terjebak dalam sebuah kesalahpahaman. Namun, karena terselut oleh amarah Letnan Kolonel Ramadhan Erliansyah kini mulai membenci gadis itu. Rama sang pen...