🍟 sambil nyamil yaw
❤happy rading in this part❤Semalaman ia mencari Ditsya di arena balap motor itu, tetapi tak menemukannya jua.
"Gue mohon dit lo harus bisa lawan ini semua... "
Dunia begitu kejam.
^
°°^
"Ada yang tidak hadir?" tanya Bu Diana ke kelas 12 IPS 1. Siyam menoleh kesampingnya, bangku disebelahnya tampak kosong.
"Ditsya bun." Ya, bu Diana lah wali kelas 12 IPS 1. Mereka memanggil wali kelas mereka dengan sebutan Bunda.
Siyam menoleh kearah Silva dan Dinda. Dinda tampak membuang wajahnya kearah samping. Tampak tak peduli dimana keberadaan Ditsya.
Silva hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tanda ia tidak mengetahui keberadaan Ditsya.
Siyam sedari tadi termenung angkat bicara. "Ditsya sakit dirumah sakit Bun... "
"Sakit apa Siyam?" tanya bu Diana ingin tahu.
Tak mungkin jika dirinya mengatakan bahwa Ditsya hampir bunuh diri karena minum obat pil tidur, sama saja ia mendorong jatuh sahabatnya kedalam jurang.
Siyam lantas menggeleng-gelengkan kepalanya cepat.
"Kalian tau Ditsya sakit apa?"
Siyam menunjuk jari ingin mengatakan sesuatu. "Ada apa Siyam?"
"Enggak bun, saya mau izin ke toilet" Gadis bersurai ikal itu cengar-cengir.
"Huuuuuu" dirinya mendapat sorakan seperti itu, sudah biasa.
Siyam mulai berlari kencang kesudut sekolah, lalu mengkol kiri untuk ke toilet.
Gafis bersurai ikal itu, mulai merogoh saku kemja sekolahnya untuk mengambil benda pipih.
"Halo kak?" Siyam menelpon seseorang disebrang sana
"Halo ayam ada apa?"
"Iss... Siyam kak bukan ayam!" Anggara terkekeh mendengar suara sebal gadis itu.
"Iya ada yang bisa kaka bantu? "
"Kondisi Ditsya gimana kak? Semalem aku kesana dia masih belum sadar? Apa dia koma? Haduh... Gimana ya kak... Aku rencananya pengen cerita ke guru aku..."
"Eit... Jangan yam... Kondisi Ditsya udah baikan kok. Dia udah sadar, kamu gak usah khawatir.
Suara berat Anggara mengintimidasi gadis itu, lantas ia mengangguk.
"Oh.. Oke kalo gitu makasih ya kak... Da... "
Pip!
Siyam tersentak kaget ketika bayangan Dava muncul dibelakangnya. Hampir ia menjatuhkan ponsel berlogo apel kroak itu.
"Ngapain kamu?" tanya pria itu penuh penekanan.
"Ya, seharusnya aku tanya kamu dong... Kamu ngapain ditoilet cewek?"
Dava menatap intens kedua manik mata Siyam yang coklat itu. "Siapa yang abis kamu telpon?"
KAMU SEDANG MEMBACA
05 OKTOBER [TAMAT] ✅
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] PART MASIH LENGKAP Berawal dari dendam masa lalu ayahnya, Ditsya terjebak dalam sebuah kesalahpahaman. Namun, karena terselut oleh amarah Letnan Kolonel Ramadhan Erliansyah kini mulai membenci gadis itu. Rama sang pen...