Part 18: [Apakah kamu sesedih itu?]

1.1K 92 0
                                    

Happy Reading ❤

-------
Kodam Marinir Bumi Perkemahan.


Seusai mengecek beberapa lokasi, para TNI itu disibukan dengan berbagai macam kegiatan, tak lain yaitu berjaga-jaga.

Sudah hampir jam 12 malam, disela-sela kegiatan itu, pria bertubuh kekar tanpa sengaja menjatuhkan vas bunga disampingnya yang diletakkan di nakas.

Entahlah efek kelelahan atau tak sengaja, tetapi perasaan pria itu benar-benar tidak karuan.

Gemuruh didadanya seakan nyeri mengingat kejadian tadi sore. Dan otaknya, harus terbagi untuk sebuah pekerjaan dan wanita itu.

Ditsya, wanita dengan segala sejuta kelebihan tetapi dipandang jatuh oleh orang lain.

Pikirannya kacau hanya satu yang diotaknya, bagaimana keadaan wanita itu? Wanita yang mungkin belum menjadi miliknya.

Rama memuntahkan seisi air minum yang ada dimulutnya, lalu bergegas lari meninggalkan pekerjaan itu.

Maaf, sebelum terlambat.

Karena berulang kali, disela-sela kegiatannya, Rama menghubungi gadis itu tetapi tidak ada respon jua.

Dilihatnya jalanan kota Bandung tampak ramai karena ini adalah malam minggu.

Pria mengendarai mobil bercorak loreng-loreng itu dengan melaju kencang, Menyalip-nyalip kendaraan bermotor yang lalu lalang.

Sesampainya di depan rumah gadis itu, kesunyian hadir dalam benaknya. Yang ada dipikirannya adalah apakah gadis itu baik-baik saja?.

Rama menggedor-gedor pintu rumah minimalis milik Ditsya. Ia seorang diri, tampak wajah kekhawatirannya makin menjadi-jadi. Kemudian dengan segala tenaganya ia belum berhasil untuk mendobrak pintu rumah gadis itu.

Nihil.

Tak ada respon atau sahutan apapun.

Perasaannya makin tak karuan campur aduk.

Dengan segala tenanga yang ia punya, pria itu berhasil mendobrak pintu yang ke-lima kalinya.

Dilihatnya, lampu-lampu yang tampak gelap seperti tak ada yang menghuni rumah ini.

Sunyi yang mencekam, membuat perasaannya semakin khawatir atas kondisi gadis itu sekarang.

Dengan perasaan khawatir yang menggebu-gebu, Rama langsung mencari gadis itu di sebuah kamarnya. Bodohnya, dengan dibaluti horden, Rama tetap menerobos masuk ke dalam kamar Ditsya. Pria itu tak sadar jika pintu kamar Ditsya juga dikunci.

"Awww!!!" pekiknya memegang kepalanya yang kejedot pintu.

"Bego! Malah dikunci" Rama memaki Ditsya yang belum membuka pintu kamarnya.

Tak kehabisan akal, ia tetap saja berusaha membuka-buka pintu tanpa berusaha mendobraknya.

Bukannya, Rama kelewat bodoh. Ia sudah tak sanggup mendobrak pintu kali ini karena kepalnya yang terlampaui sakit.

"Dit!!!" teriak Rama yang hampir habis suaranya karena ini adalah teriakan ke-tiga.

"Dit!!! Lo gapapa kan?"

Hening, tak ada jawaban.

Dengan segala kekesalannya, Rama tak peduli sesakit apa dirinya mendobrak pintu hingga berkali-kali. Bahkan jika dihitung-hitung hampir 10 kali.

05 OKTOBER [TAMAT]  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang