Part 49 : [ Forgive Me]

1K 113 29
                                    

Kau tak pernah menyadari betapa berartinya diriku untukmu, hingga aku menghilang.

~Alditsya Dinata~

Sebelum Reading diwajibkan vote, komen dan share ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum Reading diwajibkan vote, komen dan share ya!

Hehehe...

Update lagi karena banyak banget kemarin yang komen next...

Siap bertemu Rama lagi?

Yuks komen disetiap paragraf.

Happy Reading...

"Dit sadar Dit..." air mata Darren masih menggenang. Kini, brankar yang Ditsya tempati berjalan menuju ruang UGD.

Dokter pria dan wanita itu menutup pintu. "Mohon maaf, harap tunggu di luar. Kami akan berusaha melakukan yang terbaik"

Darren hanya memandang gadis itu didepan pintu kaca yang mulai tertutup. Dinda memegang bahunya pelan, menyalurkan puing-puing kekuatannya disana.

Dinda pun turut menangis dalam dekapan Darren. Melihat hal itu membuat Siyam dan Silva juga anak-anak Kingston hanya terdiam mematung. Tertegun, melihat kondisi Ditsya yang amat parah.

Seketika ponsel Siyam bergetar. "Iya... Saya sendiri" Siyam meremat ponselnya, ingin membantingnya namun sayang.

"Alhamdulillah"

"Ada apa yam?" Darren bertanya, sembari mengelus surai Dinda.

"Ronald ditangkep polisi karena percobaan pembunuhan... Karena" Siyam mengatakan apa yang polisi itu sampaikan tadi.

Tomjay menyerngitkan keningnya. "Karena apa yam?"

"Karena diliat dari cctv yang memantau setiap kendaraan, mobil itu sengaja nabrak Ditsya" air mata Siyam mengalir deras. Setiap kata yang ia ucapkan tak ada semangat-semangatnya.

Tangan Darren mengepal keras. Matanya mulai memerah menahan amarah.

"Sampe sini... Cowo gila itu bener-bener udah ngelewatin batas" erang Tristan, yang sudah makin muak dengan setiap permainan Ronald.

"BANGSAT LO NALD!" Darren memukul keras tembok rumah sakit. Tak peduli jari-jemarinya yang terluka.

^°°^

Alisha dengan cepat melangkahkan kakinya menuju ruangan UGD. Langkah kakinya semakin melebar kala melihat Oliv yang sedang meringkuk duduk didekap oleh Siyam.

Air matanya tumpah namun ia segera menghapusnya.

Dukh

"Awww" pekiknya, kala kepalanya terbentur dengan dada seseorang.

05 OKTOBER [TAMAT]  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang