Part 33 :[ Angin ]

977 73 4
                                    

Angin itu baik, dia gak pernah minta pengakuan manusia.

~Alditsya Dinata~

Sebelum baca silahkan tinggal kan jejak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum baca silahkan tinggal kan jejak.

Siap komen di setiap paragraf?

Happy Reading ❤

🍂🍂🍂

"Janji ya Ram, cinta sama gue sampe mati"

Rama berjanji. Pria itu tidak pernah mengingkarinya, tetapi —mengapa atmosfer kali ini—berbeda.

"Gue janji..."

Tetapi, kenyataanya, kata itu sangat ragu untuk ia ungkapkan.

"Lo bisa pegang erat janji gue" Rama kembali meyakinkan—walaupun akhirnya tak tahu seperti apa endingnya.

Setibanya di hotel, Ditsya menaiki rooftop hotel Magasari. Gadis itu mulai menikmati semilir angin yang berhembus di malam hari ini. Sembari merentangkan kedua tangannya.

Dihirupnya udara dalam-dalam, menghembuskan semua beban yang ia punya.

Harapannya hanya satu— semoga beban itu, terbang bersama angin.

"Gue kagum sama angin" Gadis itu berdiri menghadang hembusan angin yang menerpa anak-anak rambutnya.

Surai coklat yang lembut itu, berhembus berantakan. Memberikannya kesan—cantik.  Entahlah, sedetikpun, pria itu tak ingin berpaling dari wajah gadisnya

"Kenapa?" Pria itu lalu memeluk dengan lembut tubuh ringkih Ditsya dari belakang, sembari merentangkan kedua tangannya, dan tenggelam dalam sepoi-sepoi angin semilir.

"Angin itu baik. Dia sama sekali gak pernah meminta pengakuan manusia" Ditsya mulai menikmati setiap—hangatnya dekapan itu.

"what do you mean?" tanya Rama masih belum mengerti.

"Angin itu tulus. Selalu memberikan kedamaiannya, walaupun gak ada orang yang minta. Sama kaya cinta... Tak terlihat— namun bisa dirasakan."

Rama tersenyum hangat kearah gadis itu. Perasaan ini— pria itu berharap akan selalu tetap ada. Sampai menutup mata.

"Ditsya..." Rama memanggil dengan pelan. Iris mata keduanya saling bertumbukan. Obsidian manik mata keduanya sama seperti menimbun cinta sedalam palung mariana.

"Jangan pernah berpikir kalo aku akan ninggalin kamu...  Karena aku akan selalu ada bersama kamu. Sama seperti hembusan angin yang datang setiap waktu" Pria itu menyembunyikan wajahnya dibalik ceruk leher gadis itu lalu berbisik.

"Kalo kamu kangen aku, tutuplah matamu, dan rasakan setiap hembusan angin ini. Aku akan selalu ada bersamamu"

Ditsya menutup matanya. Menikmati hembusan angin itu yang selalu setia bersamanya.

05 OKTOBER [TAMAT]  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang