Jika semudah itu Allah menciptakan surga dan neraka, langit dan bumi, matahari dan bintang, manusia dan tumbuhan. Maka yakinlah, tak kan sulit bagi Allah untuk menolong hamba-Nya. Sebesar apapun masalah itu.
~Kun faya Kun~
Sebelum Reading, vote komen share.
Siap spam komen kan ya?
Biar aku semangat terus update nya...
Happy Reading...
Suara derit pintu mushola di rumah sakit membangunkan Rama dari sujudnya. Dilihatnya dari arah pintu itu, terdapat Darren yang masih menatapnya dengan air muka yang sulit dijelaskan.
"Ada apa, Dar?"
"Buruan keruangan Ditsya kak, tiba-tiba kondisi Ditsya drop" Darren mengatur napasnya, menatap pria itu dengan pualam kesedihan.
Dengan langkah kilat, Rama langsung menerobos pintu mushola dan meninggalkan Darren yang masih mematung disana.
Sambil menangis.
Langkah kaki pria itu kian cepat, menerobos siapa saja yang berlalu-lalang dihadapannya.
Tak ada yang mampu memporak porandakan hati Rama saat ini, kecuali Ditsya. "Ditsya, jangan tinggalin gue" lirihnya sampai tak terdengar.
Rama berharap akan ada sebuah keajaiban, apapun caranya selamatkan Ditsya dan juga janinnya. Mungkin itu sebuah mantra untuk menguatkan hatinya.Seperti dihantam belati perasaannya saat ini, ketika melihat semua yang ada diruangan menangis hebat.
"G-gimana kondisi Ditsya?" Rama menatap Ridzwan yang menangani langsung gadis itu.
Ridzwan tak bersuara. Bahkan, mereka semua yang ada diruangan ini pun hanya bungkam.Hening.
"Gue nanya, gimana kondisi Ditsya!" Ridzwan menghembuskan napas frustasi. Ketika Rama berbicara dengan nada meninggi.
Masih hening.
Alisha masih menangis hebat dalam dekapan Siyam, Dinda dan juga Silva.
"Tan... Kondisi Ditsya baik-baik aja kan?" Rama bertanya dengan tatapan perih ke arah Alisha. Namun Alisha hanya menggeleng sambil terisak.
"Lo" Rama menunjuk Siyam. "Kondisi Ditsya baik-baik aja kan?" Siyam hanya menangis dan terus menangis, membuatnya sampai muak.
"Woy, lo semua budek apa gimana!" nada bicara Rama naik beberapa oktaf. Memandang satu persatu orang-orang yang ada diruangan ini.
"Ditsya..." Tomjay mengangkat suara. Menatap pria yang sedang kebingungan ini dengan tatapan iba. Cowok berperawakan bongsor itu menggeleng sembari tersenyum manis. Menandakan bahwa Ditsya tidak baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
05 OKTOBER [TAMAT] ✅
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] PART MASIH LENGKAP Berawal dari dendam masa lalu ayahnya, Ditsya terjebak dalam sebuah kesalahpahaman. Namun, karena terselut oleh amarah Letnan Kolonel Ramadhan Erliansyah kini mulai membenci gadis itu. Rama sang pen...