Part 7 : [Aku kangen, Pa...]

1.7K 107 1
                                    

Rindu yang paling berat itu adalah, merindukan seseorang yang telah tiada.

~Alditsya Dinata~

Happy Reading...

Ditsya dan Darren berjalan menuju lapangan utama. Pemandangan yang pertama kali dilihat adalah para tentara dengan baju loreng-lorengnya, yang masih melanjutkan satgas mereka untuk memberi penyuluhan dan sosialisasi di SMA Arjuna.

"Gapapa kan kalo misalnya gue nganter lo sampe sini?" Darren bertanya memastikan.

Tatapan Ditsya menuju kearah seseorang gadis yang sedang menatapnya berdua. "Gue duluan ya" pamit Ditsya pada pria itu.

Dinda mencengkal pergelangan tangan Ditsya, membuat gadis itu sontak memberi tatapan tajam.

"Tenang aja... Gue sama Darren gak tunangan kok" ujar Dinda yang membuat Ditsya semakin menyerngitkan alisnya bingung.

"Maksudnya?"

Dinda malah tersenyum setelah Ditsya bertanya hal itu. "Gue..." belum sempat Dinda berkata, namun Darren mengalihkan pembicaraan itu untuk segera menuju lapangan.

Bisa-bisa dihukum jika terlambat.

"Udah, yuk langsung ke lapangan" Darren menggiring Ditsya dengan cepat. Lebih tepatnya menggeret.

Banyak pasang mata yang menatap iri, jeolus dan jengkel kepada gadis itu. Bahkan, Ditsya tetap tak memperdulikan mereka.

"Gila!!! Ganteng banget kakak TNI nya"

"Ya Ampun!!! Iya... Badannya cuk keker banget"

"Aduh udah nikah belom ya"

"Eh, yang itu kayanya udah deh. Liat tuh cincinnya"

"Yahhh!!! Gapapa sih, dijadiin yang kedua gue siap kok"

"Iya gue juga heheheh"

"Negara aja dijaga apa lagi hati kita... Uwuwww"

Bising-bising itu membuat gadis itu jengah. Terlalu alay dan lebay. Tetapi iya juga deng, ganteng banget!.

Kecuali Rama.

Iyuh.

Akhirnya Ditsya menemukan antek-anteknya duduk ditengah lapangan.  duduk di tengah-tengah pohon beringin.

"Ahayyy... Ditsya aja kelapangan dianterin Darren... Lah elo? Masih digantungin ya? hahahha" cemooh Siyam mengejek si jomblo Silva.

Silva menaik turunkan dadanya kembang kempis. "Heh ayam! Jangan ngehina jomblo lo ya! Kualat baru lo tau rasa!"

Ditsya memejamkan matanya. Pasti perang dunia akan dimulai lagi. "Bisa diem gak? Ntar kalian mau dihukum gue kaya waktu itu?"

"Ya ini tuh Dit... Siyamnya! Ngehina jomblo banget. Gue sumpahin lo Dava selingkuh baru tau rasa!" Silva membalas tatapan tajam Siyam.

Siyam menggulungkan lengan kemejanya. Sepertinya gadis itu sudah mulai siap jika diajak baku hantam. "Mau tangan lo apa kaki lo yang gue patahin?"

"Mulutnya aja Yam sekalian dirobek" Ditsya menimpali.

Tak tak tak tak

Suara gebrakan meja mengalihkan atensi ketiganya.

"Kalian lagi... Kalian lagi... Mau dihukum?" tanya Letkol Rama.

Mereka bertiga sontak menggeleng. "Enggak kak... Maaf" Ditsya mewakili ketiga temannya.

"Yaudah jangan berisik, kalo berisik saya tembak loh"

05 OKTOBER [TAMAT]  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang