Part 41 :[ Don't Make me Mad]

793 64 15
                                    

Jikala kamu terus menerus tersakiti, namun kamu masih mencintai, lantas cinta macam apa yang tega untuk melukai?

~Alditsya Dinata~

~Alditsya Dinata~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading ❤

Suara tepukan menyadarkan gadis itu, dari kesedihannya. Dilihatnya kearah belakang, mendapati sesosok wanita.

"D-d-dddinda" parau hampir tak terdengar.

Dinda menganga. Pertemuan dengan Ditsya memang tak terduga. "Lo ngapain disini sendirian Ditsya?"

Ditsya hanya tersenyum, entah harus menjawab apa. "Gue mau pulang sebenernya Din... Eh, malah gue gak tau jalan pulang" gadis tertawa hambar. Tawa yang penuh kebohongan, Dinda paham.

"Lo mau pulang? Dengan baju basah kuyup begini?" Dinda menggeleng. "Sebenernya Dit, gue sama temen-temen itu lagi liburan di Yogyakarta. Lo tau kenapa di Jogja? Karena waktu itu kita nyusul lo kerumah, tapi kata Bunda lo, lo lagi liburan di Yogyakarta. Maka dari itu, kita milih destinasi disini... Eh... Ketemu lo beneran..."

Ditsya hanya menangguk, tubuhnya benar-benar menggigil dibuatnya. "Sama siapa aja Din...?"

Dinda menatap kearah langit, lalu menatap gadis itu lekat-lekat. "Siyam sama Silva lagi beli makanan, gue gak ikut... Pengen jalan-jalan di malioboro... Indah banget kalo malem, abis ujan begini... Anak Kingston juga ikut" akunya lalu memberi sebuah jaket kearah Ditsya.

"Pulang kehotel kita yuk, Siyam sama temen-temen pasti udah sampe. Lo kalo mau pulang bareng kita aja" pernah menyesal, ketika ia pernah marah kepada gadis malang itu. Dinda tahu, pasti Ditsya punya masalah.

"Lo kalo ada masalah... Cerita ke kita Dit, siapa tau kita bisa bantu" Dinda tersenyum hangat. "Maafin gue ya, gue sadar ternyata emang bener... Mau sekeras apapun kalo kita  memperjuangkan seseorang, pasti orang itu akan luluh juga"

"Lo sama Darren udah jadian? Wah... PJ dong... Gue laper nih!" Ditsya heboh begitu histeris, seketika melupakan masalah yang ada.

Dinda tersenyum senang. "Tenang aja, gue traktir lo makan sepuasnya"

Keduanya berjalan menuju hotel yang Dinda maksud. Ditengah-tengah perjalan Dinda bertanya satu hal kepada gadis itu. "Dit... Lo blokir WA Darren ya? Kenapa?"

Ditsya gelagapan. Entah bagaimana reaksi pria itu ketika bertemu dengannya. "Ouh itu... Mmm... Gue disuruh" Ditsya hanya tertawa canggung. Tak enak hati.

"Pasti sama kakak tentara itu kan? Siapa namanya? Rama--- ya?" Ditsya lagi-lagi mengangguk.

Seketika raut wajahnya berubah menjadi—sendu. Apakah Rama akan mau memaafkannya kembali? "Kok dia gak nganterin lo pulang sih?"

Ditsya —— tersinggung. Benar-benar tersinggung, tak ingin membicarakan Rama lebih mendalam. "Ouh... Itu... Dia... Sibuk nugas" bohongnya, lagi-lagi tertawa penuh kebohongan harus ia ukir.

05 OKTOBER [TAMAT]  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang