Part 37: [Pah, Maaf]

947 60 3
                                    


Happy Reading ❤

I always love you..
Who?
Dady

Suara tawa menggema di ruangan makan, membuat Anita geleng-geleng kepala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara tawa menggema di ruangan makan, membuat Anita geleng-geleng kepala. Melihat, Rama yang sedari tadi tertawa. Melihat putranya, tertawa seperti tak ada beban membuat hatinya kembali berdenyut nyeri.

"Ram... Udah ayok makan! Keburu dingin... Gue udah ga sabar, pengen cicipin masakan Ditsya" Anya tersenyum, lebih tepatnya menyeringai. Membuat tanda tanya besar bagi pria itu.

Rama duduk dikursi yang telah disiapkan, disampingnya gadisnya. "Lo kesambet apaan sih senyam-senyum sendiri. Jangan-jangan lo udah gila ya?" Rama menatap horor kearah Anya.

Ditsya menatap bergantian kearah keduanya. Gadis itu menyiapkan piringnya sendiri. "Kok... Papa gak dateng-dateng? Katanya mau dateng?" Rama bertanya dengan nada sengak.

Anita bergemuruh dadanya, perasaannya tak enak. "Udah hampir jam dua, mi" Ditsya turut berprotes.

Anya menghirup udara dalam-dalam. "Yaudah sih, makan aja kali ya... Udah hampir dua jam kita nunggu ga dateng-dateng" saran Anya, yang disetujui oleh semuanya.

Pertama-tama Rama mengambil nasi, lalu menyesap sop iga kambing disendoknya. Dirinya memajamkan mata, bertanya-tanya mengapa masakan yang tadi super enak itu kini malah menjadi seasin ini. Demi tuhan pria itu ingin muntah.

Membayangkan jika pria itu memuntahkan makanan yang gadis itu buat, pasti Ditsya akan—kecewa. Raut wajah Rama seketika berubah, seperti ingin muntah. "Kenapa Ram?... Muke lo kek nahan sakit perut" Anya terkekeh geli.

Kurang ajar. Rama tahu, ini pasti kerjaan Anya. Dia sudah mencicipi masakan Ditsya tadi, rasanya mengapa berubah menjadi seasin ini.

Rama tahu, pasti Anya si makhluk Tuhan paling menjengkelkan itu telah menambahkan sekilo garam dimasakan Ditsya.

"Gapapa kali... Masakannya euwnak banget, mantap! Gak boleh ada yang nyicip!" tegasnya.

Anya sedari tadi ingin mencicipi masakan sop itu, dipukul sendoknya, tanda tak boleh meminta. "Ngapa sih lo ngebet banget pengen sop gue?, bukannya lo gak suka kuah-kuah? Noh, makan rendang noh!"

Anya kesal, bisa-bisanya Rama menghalangi rencananya. "Ya gue pengen nyicip juga kali, enak enggak masakan Ditsya... Iya gak mi?" Anya melirik Mami Anita, membuat wanita  itu hanya tersenyum kikuk. "Iya Rama, kamu gak boleh gitu.."

"Mami gak pengen nyoba masakan Ditsya?" Gadis itu berharap besar.

"Gak boleh! Ini makanan punya gue! Gak boleh ada yang ambil!" Rama melindungi mangkuk sop sebanyak itu. "Ram... Mami cuma mau nyicipin aja, dikit" Anya berprotes, namun Rama tetap menggeleng.

"kurang ajar lo Ram... Gagalin rencana gue!.... Tapi... Emang masakan Ditsya enak ya? Segitunya banget Rama makan sampe lahap, sampe gak kerasa keasinan. Apa garem satu toples kurang?"

05 OKTOBER [TAMAT]  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang