Part 50 : [ Give Me Miracle]

960 97 23
                                    


Apakah tidak ada kesempatan untuk aku perbaiki yang telah rusak? Menyambung yang telah putus? Bolehkah?

Apakah tidak ada kesempatan untuk aku perbaiki yang telah rusak? Menyambung yang telah putus? Bolehkah?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Ramadhan Erliansyah~

Siap spam komen kan?

Sebelum Reading vote, komen, share!

Happy Reading...

"Ditsya... Maafin aku"

Pandangan wanita paruh baya dan pria maskulin itu saling bertemu. Keduanya menyelami netra teduh masing-masing.

Seakan bisu, Rama sedari tadi hanya bisa memandang tatapan penuh kerapuhan wanita paruh baya itu. Air mata yang mewakili perasaannya saat ini.

Entahlah, ingin mengelukan maaf... Tapi... Apakah masih pantas? Apakah masih ada tempat untuk pria itu kembali. Lidah ini, begitu kelu untuk ia ucapkan meskipun hanya sepatah kata.

Tatapan penuh kekecewan wanita itu menghunus manik mata sepekat mawar hitam Rama. Bola matanya benar-benar memerah. Pria itu --- yang bersumpah tak akan menyakiti anaknya sendiri, namun ia sendiri yang memberi duri. Pria itu--- yang berjanji untuk mencintai putrinya lebih dari apapun. Namun--- ia sendiri yang mengingkari.

Rama terisak pelan. Mengusap wajahnya kasar. Pria itu terduduk berlutut dihadapan Alisha.

"Pecundang" Telak. Satu kata itu benar-benar menyakitkan.
Namun, Rama hanya bisa tersenyum. Tersenyum pedih.

"Maaf... Aku telah menyakiti putrimu..." seraknya, Rama tak berani menatap wanita itu.

Napas Alisha mulai tercekat. Pasokan udaranya mulai menghimpit menahan sesak.

"Ken-na-pa" suaranya putus-putus. Sambil merangkul Oliv. Mendekapkan kekecewaannya disana.

"Pukul aku Tante, tolong pukul aku... Aku telah melukai putrimu" Rama menampar pipinya sendiri. Pria itu benar-benar kecewa terhadap dirinya sendiri.

Alisha menatap pria itu pedih. Benar-benar sepedih ini hatinya. "Buat apa? Apa kalo Tante mukul kamu semua keadaan akan kembali seperti semula?" rintih Alisha. Tatapannya masih menatap kecewa terhadap pria itu.

Rama mendengarnya hanya bisa tertegun. Kaca yang pecah tak akan bisa kembali seperti semula. Mungkin seperti itulah hati Ditsya sekarang.

"Maaf... Aku bodoh"

Pintu ruangan bercorak putih nuansa rumah sakit terbuka. Seorang dokter yang tengah menangani Ditsya keluar dari ruangan itu.

"Keluarga Ditsya?..."

Seketika pandangan keduanya beralih pada dokter itu, anak-anak Kingston sedang mengurus stand yang ia tinggali tadi. Dan disana --- hanya ada Siyam dan Silva.

05 OKTOBER [TAMAT]  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang