Part 26 : [ Terungkap ]

1.1K 69 2
                                    

Holla! Aku up lagi...

Siapa yang nungguin?
Hihihi

Sahabat itu semuanya bertopeng.
Tetapi, tidak semuanya memakai topeng.

:))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:))

Happy Reading❤

"DIN GUE TAU GUE SALAH. GUE BENER-BENER NYESEL NUDUH LO KEMAREN" Darren berteriak, tak peduli tatapan orang-orang yang mempeehatikan keduanya.

"Maafin gue" Darren mengejar gadis itu yang tidak jauh darinya.

"Maaf, hati gue gak selapang itu"

^°°^
Rama membaringkan tubuhnya akibat kelelahan yang melanda. Pria itu rindu sekali kasur empuk ini. Ia tak henti-hentinya menggenjot-genjot kasur empuk di kamar kesayangannya.

Bagaimana tidak, sudah lama setelah 40 harian menjalankan Satgas di Bumi Perkemahan ia tidak bertemu kasurnya ini.

Dan besok, dirinya harus bersiap-siap pergi lagi melanjutkan Satgas di Kodam Samarinda.

Mantap jiwa.

Anita yang sedang membawa secangkir kopi, meletakkan di atas nakas menghampiri anak pertamanya itu.

"Kok pulang gak bilang-bilang sih. Kan mami bisa jemput kamu tadi." ujar Anita mengusap lembut ujung rambut Rama.

Masih setia dengan kasur empuknnya, Rama tak menoleh sedikitpun kearah sumber suara. Bahkan, ia tak membuka kedua bola matanya itu.

"Rama kan ga mau repotin Mami"

"Kebiasaan deh!. Kalo udah ketemu bantal langsung pules" cicit Anita yang sebal dengan anak kesayangannya itu.

Rama membuka matanya, lalu menatap kearah Anita.

"Apaan sih mi. Rama capek"

"Capekan mana sama mami yang nungguin kamu dapet jodoh."

Kedua mata Rama langsung terbuka lebar mendengar Anita berkata seperti itu.

"Mami tu pengen banget udah gendong cucu"

Bukan kedua bola matanya lagi yang terbuka lebar, kini mulut Rama pun ikut membuka lebar.

Mampus!.

"Mi, kan Rama masih muda banget. Masih unyuk-unyuk. Masa mami pengen banget Rama cepet kawin"

Anita memanyunkan bibirnya hingga 3 senti. Anak sulungnya masih belum mengerti bagaimana rasa sepi.
Sepi disetiap malam, yang membunuhnya perlahan. 

"Mungkin kamu gak paham Ram... Ditinggal Ridzwan ke turki, buat mami ngerasa sepi" Anita memasang raut wajah sedih.

"Ridzwan kan masih ngejer cita-citanya, Mi... Mami harus dukung. Maafin Rama, Mi. Rama gak bisa cegah papah untuk menikah sama tante Geisha" Rama tertegun menyesali takdir ini.

05 OKTOBER [TAMAT]  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang