Part 31: [Obsesi]

1.1K 76 1
                                    

Bukalah matamu—dan lihat cinta yang sesungguhnya. Kau terlalu terobsesi oleh gadis itu, Darren. Dia bukan duniamu

Happy Reading...

Darren tampak gugup dibuatnya, pria itu memijat pangkal hidungnya sebentar. Sebelum melihat apa yang ada dihadapannya.

Roy— ayah dari Adinda Andelova datang menemui Margamahendra. Sepertinya perang besar akan dimulai.

Darren menghela napas frustasi. Lalu memberanikan diri untuk melangkahkan kakinya keruangan yang sudah menunggunya sejak lama.

Pintu dibuka, menampakkan aura yang—

mendebarkan.

Jantung pria itu berdetak cepat tak karuan, atmosfer di ruangan ini seolah tampak mencengkam. Tatapan setajam elang ayahnya mengintimidasinya sejak ia masuk keruangan ini.

Darren hanya menatap ayahnya datar, ekspresinya  tentu saja—gugup.

"Ada apa pah?"

Plak

Telak. Bukan menjawab pertanyaan putranya, pria paruh baya itu menampar dengan sangat keras pipi Darren. Darren menatap nanar ayahnya.

Apakah ini masalah— Dinda?.
"Papah tidak pernah mendidik kamu supaya jadi anak yang brengsek!" Sarkasnya kecewa terhadap putra sulungnya.

Pria itu tidak bisa berkata apa-apa. Ini memang salahnya. Dan bolehkah pria itu menyesal?.

"Pah, aku udah minta maaf sama Dinda soal itu" Darren menyanggah perkataan ayahnya yang menurutnya menyinggung hati pria itu.

Margamahendra menatap lekat kedua manik mata anak sulungnya itu. Sama persis seperti dirinya, hampir tidak berbeda. Tatapan sedalam pualam samudra itu menatapnya kecewa. "Ayah sampai tidak mengerti... Bagaimana kamu bisa menginjak harga diri seorang wanita"

Darren menahan nyeri didadanya, ayahnya sungguh kecewa akibat perbuatannya. Yang menurutnya—

memalukan.

"Maaf pah, tapi aku benar-benar sedang emosi waktu itu" sanggahnya, memohon ayahnya untuk mengerti perasaannya.

"Seharusnya kamu malu!" sentaknya.

"Om Roy, maaf... Darren emosi waktu itu"

Roy hanya berdiam diri menyaksikan perdebatan sengit antara anak dan ayahnya.

"Om, maaf... Aku benar-benar pria tidak tahu malu" jelasnya lalu pergi meninggalkan mereka.

"Katakan siapa wanita yang sudah mengintimidasimu?!" ucanpan Roy menggema ditelinga pria itu, yang akan melangkahkan kakinya menuju kamar.

Tidak!

Ini bukan soal pengintimidasian atau apapun. Ini murni kesalahannya.

"Maaf om... Tapi ini benar-benar salah saya. Bukan gadis itu" balas Darren pelan.

Roy membalikkan badannya, lalu menatap Darren lekat.

"Kamu tau, nak? Dinda sangat mencintaimu" ucapan Roy mulai memelan, emosi yang ia pendam terbakar habis oleh kekuatannya.

Darren memejamkan matanya, napasnya kian memburu. "Ya, saya tahu"

"Bagaimana denganmu?" pungkas pria bermarga Andelova.

Darren bungkam. Hatinya tidak bisa dipaksakan bukan? pria itu memlilih untuk turun dari tangga dan menemui pria dari rekan bisnis ayahnya itu.

"Om... Saya sudah pernah bilang, jika saya tidak ingin menerima perjodohan konyol ini." desisnya, masih dalam pendiriannya.

05 OKTOBER [TAMAT]  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang