Part 20: [Kenyamanan yang HQQ]

1.2K 93 1
                                    

Sekiranya dari semilir angin menyampaikan rindu, aku tertegun menikmati celotehan kelabu. Sejatinya dari hatimu rindu, panggilah namaku didalam setiap sujudmu

^°°^
Caffe Robiston

Masih seperti biasanya, kini anggota Double DS menongkrong dicaffe milik Darren bahkan teman-temanya yang lain seperti Tomjay, Darren, Dava ikut nimbrung.

Tentu saja, Dinda perwakilan Darren yang mengajak teman-temanya itu kesini, selain itu, mereka keduanya ingin membicarakan hal yang penting.

"Nih"

"What!!!!! Undangan pertunangan!!!"

Darren membelalakan kedua bola matanya. Nyeri babak belur di wajahnya belumlah usai dan kini ia masih disugukan pandangan tidak mengenakkan.

"Din!" tegur Darren pelan.

"Ga seharusnya lo nyiapin ini semua sendiri! Gue juga butuh persetujuan!" Darren bersikukuh untuk menolak mentah undangan pertunangan yang akan Dinda sebar.

Silva dan Siyam saling bertatap. Begitu pula dengan Dava dan Tomjay. Tomjay hanya menyeringai, menandakan ia menyetujuinya.

"Kedua belah pihak keluarga kita udah setuju kok" Dinda menatap lekat kedua bola mata Darren.

Darren yang ditatap oleh wanita itu, langsung mengalihkan pandangannya kearah lain. "Kita? Lo aja kali!" Darren pergi, merasa dirugikan.

Bahkan sampai saat ini, pikirannya hanya satu. Gadis itu, gadis yang memiliki sejuta kelebihan dan dipandang jatuh oleh yang lain.

Silva, Siyam dan Dava masih terduduk di salah satu meja Caffe mewah itu. Mereka saling tatap menatap. Tak mengerti dengan suasana saat ini. Mereka bukan hanya terkejut mendapati sebuah undangan pertunangan tersebut tetapi Darren tak menyetujuinya.

Sedangkan pria yang duduk paling pinggir itu, Tomjay mengeratkan kepalannya. Menggertakan giginya kuat-kuat. Apa belum cukup? Jika Darren dihajar habis oleh pria berbadan bongsor itu.

"DARREN!"

Tomjay menghampiri pria berbadan tinggi yang ingin pergi dengan wajah babak belur oleh ulahnya.

"Apa perlu gue abisin lo sekarang?!"

Darren tertawa getir, membalikkan badan menghadap Tomjay. "Tom, gue ingetin sekali lagi sama lo! Yang ketua gengster itu siapa sih?! Gue diem... Ketika lo ngehajar gue babak belur, karena gue tau gue salah ninggalin pertandingan itu dan buat malu SMA Arjuna. Tapi, untuk kali ini....."

Bughh

Satu bogeman mentah dari Darren tepat mengenai pelipis mata Tomjay. "Gue peringatin sama lo! Gak. usah. ikut. Campur. Urusan. Hati. Gue"

Bughh

Darren menghajar lagi pria yang berdarah dihidungnya. Dan pergi meninggalkannya.

"BAJINGAN LO!"

^°°^

Selama 3 hari di rumah sakit, rasanya Ditsya berada di lorong kematian. Bagaimana tidak, setiap hari-harinya ia selalu dikamar dirundung menutupi dinding.

Tak ayal mengerti dengan keadaan Rama, ia bertanya satu hal kepada sahabatnya satu itu yang sedang menyiapkan barang-barang Ditsya.

"Kok lo ga Satgas?" tanya Ditsya sambil berdiri memopong tubuhnya yang lemah.

"Kan gue jagain lo"

"Lo udah izin?" tanyanya lagi.

"Kalo gue gak izin, Ngapain gue bisa ada disini?" Rama berdiri mendekat kearahnya.

05 OKTOBER [TAMAT]  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang