Part 44 : [ Merpati Ingkar Janji]

856 79 7
                                    

Aku akan selalu mencintai kamu, sampai tangan tuhan memisahkan kita.

~Alditsya Dinata~

~Alditsya Dinata~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

"DITSYA!!!"

Gadis itu menengok kesumber suara. Dengan pakaian kalutnya. Mendapati teman-temanya yang entah sejak kapan mengetahui keberadaannya.

"Siyam" air matanya luruh ketika melihat teman-temanya berlari menuju dirinya. Secepatnya, gadis itu menyeka air mata itu.

"Ditsya... Lo gapapa kan?... Lo ga di apa-apain kan sama tuh cowo?" Darren menelisik memutar-mutar tubuh gadis itu.

Ditsya hanya tersenyum. Apa lagi jika bukan senyum penuh kebohongan. "Enggak papa kok..."

Darren langsung memeluknya. Melupakan Dinda yang sedari tadi menatap mereka dengan perasaan sedih.

Dinda mundur memilih hancur. Membiarkan perasaannya dengan pria itu terkubur. Gadis itu menyerah dengan hati yang patah.

Tersadar Tristan menepuk bahunya pelan, Dinda langsung bangun dari lamunannya. "Jangan diliat" bisiknya pelan.

Pelukan hangat Darren, Ditsya tak bisa menemukan apapun disitu. Dirinya tersadar bahwa hati mereka sudah bertuan.

"Maaf Darren... Jangan lagi kaya gini. Kamu ada Dinda, dan aku ada Rama"

"Maaf... hati kita sudah bertuan" lanjutnya lagi tanpa menatap pria itu. Darren melirik Dinda sekilas, menatap gadis itu penuh arti. Lalu, menatap Ditsya kembali.
"Maaf... Tapi..."

"Sebisanya gue bakal lupain lo Ditsya... Tapi gue gak bisa" bagai belati yang menusuk ulu hati Dinda ketika Darren mengatakan hal demikian.

"Jangan dipaksa Ren" suara Dinda bergetar lirih. "Gue gak papa nunggu lo, sampe lo cinta sama gue"

Kelapangan hati Dinda, membuat Darren dihantui rasa bersalah, lagi dan lagi. Entah perasaan apa lagi ini, ia tak tahu.

"Kalo kata pepatah sih, kutunggu duda mu... Hiya hiya..." Ojun terkekeh, membuat anak-anak Kingston pun ikut terkekeh.

"Bener banget tuh Jun... Kalo Dinda nunggu duda nya Darren, kalo Tristan nunggu janda nya Dinda... Hiya... Hiya" Alvin membumbui, membuat kompor diantara mereka.

"Sekali lagi lo ngomong, gue jejelin sendal gue nih!" Darren memegang sendalnya. Siap-siap jika kedua sahabat lucknutnya itu mengongekinya.

Keduanya langsung berpandangan, menatap cengo kearah Darren. "Parah lo! Gak temen lah kita! Kita kan cuma bercanda" Ojun mulai ketakutan. Memandangi Darren dengan raut wajah kesal

"Bodo! Gak rugi juga gue temenan ama lo!" sahut pria itu.

"Jahat abang mah"

^°°^

05 OKTOBER [TAMAT]  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang