Part 28: [TNI Bucin]

1.3K 77 1
                                    

Happy Reading ❤

Udah lama nih, ga buat deep caption...

I always love you...
Who?
Unknown...

🍂🍂🍂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍂🍂🍂

Masih dirumah Amel, gadis itu memapah tubuh Amel untuk masuk kedalam kamarnya.

"Dit, Gue takut."

"Ada gue Mel" Ditsya tersenyum lebar.

"Gue takut hamil"

Gadis itu terdiam. Nampaknya, aura-aura atmosfer kini semakin berat. Ditsya harus memutar otak agar Amel tidak membicarakan hal ini. "Mel... Gue boleh tanya sesuatu gak?"

Amel masih dengan posisi bersandar di dinding dengan lutut ditekuk, mendongakkan kepalanya kearah gadis itu.

"Soal?"

"Gue sama lo hampir sama-sama selama sepuluh tahun. Maksud gue---, apa yang lo benci dari gue?"

"Jujur gue bener-bener ga ngerti Mel, sorry---, kalo itu nyakitin lo, gue minta maaf" Lanjutnya dengan napas yang putus-putus.

Pandangan Amel mengabur. Cairan bening tumpah lagi di pipinya. Dirinya benar-benar tidak tahu diri. Anggap saja seperti itu. Hanya karena seseorang itu lebih mementingkan Ditsya dirinya menjadi seperti ini.

"Menurut lo?, kenapa gue ngelakuin hal ini?"

Ditsya menelan salivanya susah payah. "G-gak tau mel"

Amel tersenyum hambar. "Gue iri sama lo"

Iri menjadi sebuah alasan yang logis. Tetapi, masalahnya---apa yang di iri kan oleh gadis itu?.

"Mel---,Lo iri sama gue?"

"Gue cewe lemah dan penyakitan kaya gini, lo iri ke gue?" Ditsya menatap Amel heran. Entah apa yang merasuki Amel.

"Gue iri sama lo, Dit"
Amel menghela napasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Manik matanya masih menatap gadis itu.

"Gue iri ketika lo punya temen-temen yang baik."

"Gue iri sama lo, ketika lo masih dapet kasih sayang dari nyokap bokap lo" Amel memejamkan matanya, seperti menikmati belati yang menancap didadanya.

"Gue iri sama lo, ketika Ronald waktu itu malah nyatain cinta ke lo. Bukan gue. Gue ikhlas... Gue iri---, ketika banyak orang yang suka sama lo. Ada banyak orang yang selalu lindungin lo." Amel menahan tangisnya yang akan pecah. Sembari memegangi dadanya, tanda sakit hatinya sudah terlalu dalam.

"Dit, gue sendirian" lirih Amel. 

"Dan ke irian gue ini berubah menjadi benci ketika, dengan seenaknya Rama dateng, dan lebih memprioritasin lo dibandingkan gue sendiri" Amel menangis deras.

05 OKTOBER [TAMAT]  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang