Part 36 : [My Angel is My Mom]

944 63 1
                                    

"Sejatinya, tidak ada yang lebih mencintaimu lebih dari cinta seorang ibu"

"Sejatinya, tidak ada yang lebih mencintaimu lebih dari cinta seorang ibu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang sayang ibunya, vote!!!

Hihihi

Happy Reading

"Kamu boleh membenci mami setelah ini, tapi tolong jangan pernah lupa bahwa mami akan selalu ada ketika kamu terluka"

"Mami mau pergi ke minimarket bentar, bahan-bahan makanannya kurang." sebenarnya ini hanyalah alibi Anita saja. Dia tak ingin berlama-lama didalam rumah ini, entah mengapa semakin waktu berjalan, hatinya mulai terasa sesak.

Anya, melirik kearah Ditsya sekilas. Sebuah ide muncul dikepalanya. "Aku temenin Mami ya, kasian Mami sendirian" tutur Anya yang membuat Anita ingin menolaknya.

"J-jangan biar Mami sendiri aja, kamu temenin Ditsya masak ya" Anita meraih dagu Anya, semoga gadis ini mengerti.

Ditsya menggeleng cepat, senyuman gadis itu membuat Anita tersentuh. "Mami pergi aja sama kak Anya, biar aku yang masak"

"Iya, entar Rama bantuin kok Mi, tenang aja" celetuk Rama, yang entah sejak kapan hadir.

Pria itu meneguk habis air dingin didalam kulkas. Sambil mengedipkan sebelah matanya kearah gadis itu, membuat Ditsya berdegik ngeri.

"Hilih, kamu kok bantuin Ram... Ram... Kamu tu bisanya ngerecokin" Anita bersingut sebal.

Rama membelalakkan matanya, Anita —maminya ini segitu jahatnya kah pikirannya, sampai-sampai niat baiknya diragukan?

"Astaghfirullah mi... Rama tu tulus bantuin lo mi, gak ketang bantu-bantu doa aja" Rama terkekeh.

"Kan...Kan... Kan...  Mulai"

Anita tersenyum lebar, mengajak Anya pergi.  "Yaudah yuk nak" sampai akhirnya wanita paruh baya itu, meraih lengan Anya.

Anita tersadar sesuatu. "Loh, nak... Ini gelang Ditsya kan kenapa ada dikamu?" Anita bertanya, membuat gadis bersurai pirang itu gelagapan.
Manik mata gadis itu, menatap Ditsya setajam elang. Pualam iris matanya, seperti ingin membunuhnya. "I-i-ini Mi, t-t-tadi, Anya nemu gelang ini jatuh dibawah, karena bagus Anya pake deh" Anya berbicara dengan gugup. Keringat dingin mulai membasahi pelipisnya.

"HAH" gadis itu tentu saja syok, mendengar pernyataan Anya yang sama sekali tidak ada benarnya. Anya lantas melepas gelang itu, lalu diberinya kepada Ditsya. "Nih, kalo make gelang itu disimpen, dijaga, dirawat. Untung gue yang nemu, kalo orang lain? Udah pasti dijual" Ditsya mengambil gelang itu dengan perasaan sedih.

05 OKTOBER [TAMAT]  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang