Part 21: [3 Permintaan Rama]

1.2K 79 0
                                    

Kubiarkan purnama ini memandangmu
Kubiarkan pelangi indah menemani murungmu
Kubiarkan kelabu menatap sembilu yang terpaku
Kubiarkan kau pergi tapi jangan pernah pergi dari hatiku

Happy Reading....

^°°^

Kodam Bumi Perkemahan Bandung itu, tampak kosong dengan diiring upacara pembubaran Satgas Dwi Komando. Rama menghormat kepada Bendera Merah Putih, diiring lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

Hatinya mulai ayem bak menemukan tempat teduh dikala panas merundung. Karena, ia bisa menjaga gadis itu walau sampai sini. Akankah mereka bertemu kembali?.

Entahlah biar waktu yang menjawabnya.

^°°^

SMA Arjuna.

"Seenggaknya lo berguna buat gue" setidaknya itulah kata-kata yang Rama ucapkan kepadanya.

Ditsya turun dari bus yang tak jauh dari gerbang sekolah. Gadis itu menapaki kakinya, lalu berjalan cepat. Dirinya belum siap jika, harus terkena bully lagi.

Srreett

Belum selesai ia melangkahkan kakinya kekelas, dirinya bahkan sudah diguyung oleh Citra and the gengnya.

"Lo! Ngapain sih lo masih sekolah disini!" Citra membawanya kebelakang area gudang. Karena tempat itu tak jauh dari kelasnya.

"Hak gue, karena gue pengen dapet pendidikan!" Ditsya berjalan meninggalkan mereka bertiga yang mencegatnya.

Langkah kakinya terhenti ketika ada Dinda dihadapannya. "D-dinda"

Secepat mungkin Citra menarik lengan gadis itu yang lari darinya, ia mulai memarik hingga membentur dinding tembok.

"Makin lama lo makin ngelunjak ya?! Jangan pikir gue bakalan minta maaf ke lo setelah apa yang terjadi! Gak akan!" Ditsya masih menatap Dinda yang sedang berdiri dengan ekspresi datar.

"Sahabat lo ya Din?, kok gak lo belain" Anggun melirik sinis ke arah Dinda.

Dinda masih saja dengan ekspresi datarnya, kakinya melangkah mulai mendekat kearah mereka. Tetapi---, ia balik kekanan arah. Menghiraukan apa yang sedang terjadi.

Ditsya hanya tersenyum kecut, lalu mendorong tubuh Citra yang masih mendekapnya.

Plak

Satu tamparan mendarat mulus dipipi gadis itu. Membuat sang empu meringis kesakitan.

"Gue gak pernah ganggu lo cit! Apa salah gue, lo ganggu gue terus!" gadis itu mulai terisak.

Bodoh! Dirinya benar-benar bodoh! Mengapa harus menangis disaat seperti ini!.

Citra menjambak kuat rambut gadis itu. "Akhhh... Sakit" lalu kepalanya dibenturkan ketembok. Hampir lima kali.

"Gue. Gak. Mau lagi. Lo deket-deket Darren! Karena Darren itu inceran gue dari masuk Arjuna ini!" pekiknya ditengkuk gadis itu.

"Murahan lo.... Bastard!" pekik Ulida.

Gadis itu semakin terisak kuat.

"Lo yang murahan, ANJING" Darren mendorong kuat tubuh Citra yang sedang baku hantam dengan gadis itu.

"Sekali lagi lo orang ganggu cewek gue... Siap-siap lo keluar dari sekolah ini!" Darren menatap tajam kepada tiga gadis itu.

"Dan jangan lupa... Kalo penyumbang dana terbesar SMA ini keluarga Mahendra! Gue pastiin sekali lagi kalo lo orang masih ganggu cewek gue... Siap-siap lo keluar dari sekolah ini!" Darren membopong tubuh gadis itu ala bridle style sampai menuju kelas. Membuat iri dan gempar seluruh SMA Arjuna.

05 OKTOBER [TAMAT]  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang