Part 22: [Surat Komitmen]

1.1K 82 2
                                    

Detik ini menjadi saksi, bagaimana dirimu memaknai setiap arti.

^°°^

Happy Reading

Kalo ada yang typo benerin yah...

^=^
Ditsya langsung menganga mendengar perkataan Anggara. Orang yang hanya ia kenal sewaktu itu bersama Rama.

Anggara membawa Ditsya ke sebuah asrama Rama yang sedang menata rapi perkakas yang ia bawa.

"Lo beneran mau pergi Ram?"
Tanya Ditsya mendelikkan sebelah alis matanya.

"Gue akan pergi setelah ngasih lo 2 permintaan lagi"

Rama membalikkan badannya yang berwibawa itu, ditambah lagi menggunakan topi Kopassus berwarna merah. Gadis itu tak bisa menahan degupan jantungnya. Tatapannya tajam mengintimidasi obsidian manik mata gadis itu. Satu kata untuk pria itu. Tampan.

"2 Permintaan lagi?"

Anggara beralih meninggalkan Ditsya dan Rama berduaan. Karena, Rama membisikkan sesuatu ditelinga gadis itu yang membuat Anggara penasaran.

Ditsya melihat ke arah Anggara berlalu, lalu menatap Rama kembali dan tertawa haru.

"Lo nyuruh gue kesini... Cuma buat ngasih tau, kalo lo mau ngajak gue ke sebuah tempat?!" Ditsya meninggikan nada bicaranya satu oktaf.

"Gue takut lo kangen ke gue... Walaupun ini bukan yang terakhir kalinya." Rama menatap mata gadis itu, sembari berbisik.

Ditsya memutar bola matanya jengah.

"Surat buat lo" Rama memberikan sepucuk surat di almet sekolah gadis itu.

Ditsya sama sekali tidak pernah meninggalkan setiap detik dengan tidak mengalihkan pandangannya kearah Rama.

Matanya yang sayu karena lelah bersekolah itu langsung ia abaikan. Pikirannya makin kacau tak karuan, jika Rama benar-benar meninggalkannya.

Ingin rasanya ia bilang, kapan mereka akan bertemu kembali?. Apakah ini perpisahan terakhir?. Apakah Rama akan selalu tetap sibuk?. Bagaimana jika Ditsya benar-benar membutuhkan Rama disaat ia pergi jauh darinya.

Semua perkataan Rama ia abaikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang muncul di otaknya itu.

"Dih!" Ditsya memutar bola matanya malas. Semua perkataan dan perasaan hatinya ia tolak belakang. Gengsinya melebihi perasaan hatinya itu.

"Harus pokoknya" Rama mengacak rambut gadis itu.

"Harus banget gitu?"

"Iya... Banget... Banget... Banget" ujarnya sembari tertawa menderetkan gigi nya.

^°°^

Malam minggu

Malam yang paling dibenci oleh para jomblo. Termasuk gadis bersurai legam itu, tetapi rasanya tidak untuk hari ini. Setidaknya, ia bisa pergi di malam minggu walaupun bukan dengan siapa-siapa. But, sama sahabat gapapa lah.

Ditsya memanyunkan bibirnya kedepan, menambahkan lipstick agar terkesan manis. Tetapi, gadis itu menghapusnya lagi. Di dalam benaknya berkata, untuk apa tampil cantik entar si doi naksir. Bisa gaswat!.

Kantor Angkatan Militer

Disekujur tubuhnya wangi parfum yang ia hembuskan se seluruh tubuhnya, Rama berlari meninggalkan kantor pada jam istirahatnya.

Berbeda untuk kali ini, ia menaiki ojol untuk kerumah Ditsya. Ia menyusuri sepanjang jalan kenangan ini. Bandung, menjadi saksi masa kecilnya. Rama tersenyum kala mengingat masa-masa itu. Masa-masa dimana hanya ada luka bahagia karena sering bermain layangan, tidak seperti sekarang.

05 OKTOBER [TAMAT]  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang