Part 27: [Sebuah Pengungkapan]

1.2K 69 0
                                    

Happy Reading

~Amelia Natusya~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Amelia Natusya~

^°°^

"Gak usah banyak bacot. Dari mana lo tau paket yang dikirimin Ditsya?"

Tomjay bangkit dari ketersungkurannya. Menatap nyalang pria yang ada dihadapannya itu.

"Amelia Natusya. Sahabat Ditsya sendiri. Banyak banget ya yang benci sama tuh anak. Termasuk gue." Tomjay terkekeh.

^==^
Bel pulang di SMA Arjuna berbunyi sekitar 5 menit yang lalu. Ditsya, ijin untuk ikut perkumpulan Dewan Ambalan Pramuka. Karena ada sesuatu hal yang menurutnya penting.

Disudut taman belakang, gadis itu melihat sesosok pria yang digadang-gadang dan selalu di elu-elukan di SMA Arjuna.

Pria itu masih terduduk disalah satu kursi taman belakang.

"Lo kenapa sih, Dar?! Belum puas buat hubungan gue sama Dinda ancur?! Lo tau, karena lo... Semuanya jadi kaya gini. Gue mohon dengan sangat, Darren Margamahendra yang terhormat. Berhenti ganggu kehidupan gue. Gue cabut"  Ditsya melangkahkan kakinya pergi dari taman belakang sekolah. Tetapi dengan sigap pria itu mencekal kuat pergelangan tangannya.

Darren menatap lekat-lekat kedua manik mata gadis itu. Tentu saja itu tatapan khawatir. "Plis dengerin gue kali ini aja, Amelia Natusya yang neror lo waktu itu!"

Justru gadis itu hanya terkekeh mendengar Darren menyebutkan nama Amel.

"Heh Dar! Udah cukup untuk Dinda yang lo tuduh ya! Jangan bawa-bawa sahabat gue, Amel. Lo tau, dengan seolah lo bersikap peduli sama gue, gue makin benci ke lo." Ditsya mendorong tubuh Darren dan melepaskan cengkramannya.

Darren memberi telpon spontan ke arah manik mata gadis itu. Dengan penasaran ia mengambil ponsel tersebut dan membaca pesan dari nomor orang yang tidak dikenal.

Oh shit!

Ditsya pun dibuat penasaran, dan langsung membuka ponselnya. Mencocokkan nomor ponsel itu.

Benar.

Itu Amel.

Pesan itu, benar-benar dari Amel. "A-amel?" Ditsya menatap Darren sekilas, lalu menitihkan air matanya.

Darren mengusap lembut pipi gadis itu. "Tenang, gue ada sama lo, sekalipun lo benci gue" Darren hanya tersenyum samar.

Hati gadis itu langsung mencelos. Mengingat ucapannya tadi, membuat dirinya menunduk malu.

"Kenapa Amel? Hiks.. Hiks.." Oh Tuhan. Tidak cukupkah banyak orang yang membencinya dan sekarang sahabat dari oroknya itu juga?.

Gadis itu dibuat tidak mengerti, permainan apa ini?.
"Don't scared... Ikutin permainan dia, kita bisa minta penjelasan sama dia. Karena gue selalu ada untuk ngelindungin lo" Darren menyalurkan keberanian gadis itu dengan cengkraman kuat di telapak tangannya. Emosinya pada Amel atau antek-anteknya entahlah ia tak tahu, yang jelas ia akan mencari tahu mengapa Amel ingin sekali melenyapkan gadisnya.

05 OKTOBER [TAMAT]  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang