"Om masih lama enggak? Kalau masih aku mau ke tempat Sean dulu. Dia udah pulang 'kan dari Turki?" celetuk Naya kemudian menguap malas.
"Kamu ini perempuan enggak ada jaimnya." Putra dengan gemas menarik hidung mancung Naya. "Sudah. Ke ruangannya saja kalau kamu mau ketemu dia," ujar Putra santai.
"Mending aku kayak gini, Om. Dari pada sok jaim ujungnya munafik 'kan lebih ngeri lagi," celoteh Naya bangkit dari duduknya.
Naya pamit keluar dari ruangan tanpa menoleh ke belakang lagi.
Langkah kaki terbalut sepatu hak tinggi warna putih menuju lift yang akan membawanya ke lantai di mana sang sepupu yang merupakan wakil direktur berada.
"Sean ada?"
Veline, sekretaris Sean mendongak dari layar komputer kemudian tersenyum profesional saat melihat siapa yang datang.
"Siang Mbak Naya. Pak Sean ada di dalam," ujar Veline memberitahu.
"Oh, oke."
Naya mengangguk kemudian melangkah masuk ke dalam tanpa mengeruk pintu terlebih dahulu.
"Sean, antar gue nonton yuk!" ajaknya tanpa basa-basi.
"Gue males dan masih banyak kerjaan," tolak Sean langsung.
"Yaelah, lo kerja apaan 'sih? Mending lo temenin gue. Entar lo dapat pahala," kata Naya tak ingin di tolak.
"Enggak. Gue males banget keluar. Lo ajak deh teman-teman lo itu," suruh pemuda itu, masih tak ingin mendengarkan ucapan Naya. Dirinya saat ini tengah sibuk dan tidak bisa di ganggu.
"Dasar pelit lo!"
Naya melengos pergi dan membanting pintu ruangan dengan keras membuat Sean tersentak kaget.
"Dasar mak lampir!" jerit Sean kesal.
*****
Abi menghempaskan tubuhnya di jok belakang bersamaan dengan helaan napas yang terdengar di penjuru mobil.
Hari ini jadwalnya begitu padat. Bahkan, hari ini ia telah menunggu seorang gadis bernama Naya di butiknya selama dua jam dan gadis itu tidak menampakkan dirinya sama sekali.
Barulah dari asistennya Abi tahu jika Naya pergi dengan terburu-buru tanpa menitipkan pesan.
Abi menghela napas dan menyadari jika Naya pasti saat ini berusaha untuk melarikan diri darinya.
Abi mengeluarkan sebuah benda persegi panjang berwarna hitam dari saku celananya dan terkekeh.
Ini adalah ponsel Naya yang tertinggal di tangannya ketika gadis itu buru-buru melarikan diri dari gedung kemarin.
Satu malam penuh Abi habiskan dengan memeriksa ponsel Naya dan menemukan apa yang ingin ia cari.
Dimulai dari foto gadis itu dalam berbagai pose, kontak sahabat dan keluarga, akun sosial media yang belum log out, video gadis itu, dan juga beberapa pekerjaan yang tersimpan di dalam ponsel tersebut.
"Cantik," gumam Abi mengusap layar ponsel sambil tersenyum geli.
Baiklah, Naya bisa berlari untuk bersembunyi darinya. Maka ia akan terus mencari dan mengejarnya hingga dapat.
Abi mau Naya bertanggungjawab atas kesucian dirinya yang sudah raib.
Kalau soal cinta, Abi tak begitu memperdulikannya karena bagi Abi dua orang pasangan yang saling mencintai sejak awal pasti berpisah dengan alasan ketidak cocokan lagi.
Pulang ke rumahnya Abi kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Di tatapnya layar ponsel Naya begitu lama hingga beberapa menit kemudian sebuah panggilan masuk ke ponsel Naya dan tercanum nama Lotus bangkai di layar ponsel.
Kening Abi mengerut menatap nama aneh dalam kontak tersebut namun ia juga penasaran akan siapa yang menghubungi gadis ini.
Abi memutuskan untuk mengangkatnya namun ia tidak mendengar suara apa pun dan ia juga tidak bersuara.
Sampai akhirnya Abi berniat mematikan sambungan telepon baru lah sebuah suara perempuan terdengar di seberang sana.
"Kamu lihat, Nay, hari ini dengan mata kepala kamu sendiri?" Suara perempuan itu terdengar lembut. "Evan sangat menyayangi aku. Dia bahkan memilih aku yang baru menjalin hubungan dua bulan dari pada kamu yang sudah hampir satu tahun."
Sampai sini Abi sadar jika lotus bangkai ini mungkin saja musuh Naya.
"Aku cuma mau bilang sama kamu, cepat cari jodoh ya sebelum kamu nanti Jadi perawan tua. Apalagi--" terdengar jeda sejenak. "Dua bulan lagi aku akan menikah dengan Evan, dan takutnya kamu jadi bahan gunjingan orang-orang karena di tinggal nikah," imbuhnya sambil terkekeh lembut.
Sambungan telepon terputus membuat Abi mendesah lega. Ternyata yang menelepon itu adalah rival Naya dalam percintaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
MENGEJAR CALON PENGANTIN
General FictionDi tinggal kekasih yang sudah berpacaran selama satu tahun tidak membuat Anaya Bilqis begitu terpuruk karena ia menganggap pria yang bersamanya bukan jodohnya. Hingga akhirnya orangtua Naya berasumsi bahwa Naya gagal move on dan berniat mencarikan j...