55

7.9K 930 75
                                        

Mohon maaf kemarin sepertinya ada kesalahan.

Naya merapikan dirinya setelah menyelesaikan hajatnya. Gadis cantik itu kemudian melangkah keluar dari bilik dan dikejutkan dengan guyuran air dingin yang jatuh tepat di atas kepalanya. Sementara ember yang sengaja di sangkut ke atas pintu kini terjatuh mengenai kepalanya dan menggelinding di lantai.

Mata Naya melintas dingin menatap tubuhnya yang sudah basah oleh air bekas pel.

Suara tawa dua orang wanita terdengar di dekat pintu keluar kamar mandi. Dengan tenang Naya memutar tubuhnya menghadap kedua perempuan yang berdiri angkuh seraya menatap Naya jijik.

"Air kotor itu cocok buat tubuh kotor kamu. Ha-ha! Saya puas melihat kamu seperti itu!"

Wida, wanita yang berkomplot dengan Yayu untuk mengerjai Naya tertawa puas. Tangan wanita paruh baya itu menyentuh perutnya yang terasa keram karena terlalu banyak tertawa. Sementara Yayu yang berdiri di samping Wida tidak kalah senang melihat penderitaan Naya.

"Rasain lo. Makanya jangan coba-coba buat dekati Bram. Ini akibatnya karebatlo kegatelan mau dekati calon suami gue!" kekeh Yayu puas. "Ayo, Tan, kita tinggalin si cewek kotor ini di sini. Aku jamin, dia akan mati kedinginan di sini dan enggak akan mau keluar dengan tampilan seperti ini," ajak Yayu tanpa perasaan.

Kedua wanita itu keluar dan menyerahkan beberapa lembar uang pada OB yang mereka tugaskan untuk meletakkan air bekas pel di atas pintu bilik Naya.

"Kamu yakin, Yu, kalau perempuan itu enggak akan keluar dan temui artis itu?" Wida menatap takut pada gadis di sebelahnya.

Yayu tersenyum lebar sambil menggeleng yakin. "Aku tahu Naya gengsinya besar, Tan. Dia enggak akan keluar dan menunjukkan betapa buruknya penampilan dia di depan umum," balas Yayu yakin.

Wida mengangguk puas. Dendam kecilnya sudah terbayar karena Naya berani mempermalukannya saat di mall.

Kedua wanita itu melangkah pergi kembali ke tempat jamuan yang terlihat semakin ramai.

Tak lama setelah Wida dan Yayu pergi, sosok Naya menyusul. Senyum Naya menguar dingin seraya menatap arah kedua wanita itu pergi.
"Kalian ingin membuat gue malu, dan gue akan balikin rasa malu kalian berkali-kali lipat. Naya Thalea bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh," sinis Naya.

Tapi, sebelum ia memilih kembali ke tempat perjamuan, Naya lebih memilih untuk menemui manajer gedung yang bertahggungjawab untuk menyelesaikan solusi. Setelah itu ia kembali ke ruang perjamuan dengan tubuh basah dan kotor.

Semua tamu yang ia lewati menahan napas terkejut melihat penampilan Naya yang terbilang hancur. Mereka sangat ingat jika Naya yang datang bersama Abi tadi terlihat anggun, cantik, dan rapi. Tapi, sekarang ini yang terlihat justru sebaliknya. Tubuhnya basah kuyup serta kotor seperti habis masuk ke dalam lumpur.

Para tamu bertanya-tanya mengapa gadis itu bisa seperti itu, namun Naya tak mengindahkan pertanyaan orang-orang itu. Fokusnya hanya pada jalanan di depannya yang terbuka lebar hingga ia berdiri di depan panggung dimana Abi tengah bernyanyi.

Suara Abi yang tengah menyanyikan lagu Ed Sheeran, Shape Of You terhenti begitu saja ketika mata tajamnya melihat seseorang yang teramat ia kenali berdiri tepat di depan panggung tempatnya berada dengan keadaan mengenaskan.

Rahang Abi mengeras dengan mata melotot tajam melihat penampilan calon istrinya yang berbeda dari tadi.

Abi tidak memedulikan yang lain. Pria itu meninggalkan mix yang ia pegang dan melangkah turun dari panggung menghampiri Naya.

"Kamu kenapa bisa kayak gini?" Suara dingin Abi menembus di kerumunan orang-orang yang sudah terfokus pada Naya dan Abi.

Sementara kedua orang yang sudah membuat Naya seperti itu memucat di tempat. Mereka tidak akan pernah menyangka jika Naya berani keluar dengan keadaan seperti ini.

MENGEJAR CALON PENGANTINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang