56

5.5K 654 38
                                        

Siapa yang udah dapet bukunya Naya dan Abi? Malika jugaa




"Ayo, Nay," Abi membuka pintu mobil kemudian mempersilakan Naya untuk turun.

Naya turun dari mobil dengan jas Abi yang tersampir di pundaknya. Naya kemudian melangkah masuk ke hotel melalui pintu utama dan langsung menjadi pusat perhatian tamu hotel yang masih berada di lobi hotel.

Abi menggenggam tangan Naya erat dan tidak membiarkannya lepas. Langkah mereka tersendat ketika dua sosok menghadang langkah mereka.

Naya sendiri mengangkat alisnya tak percaya melihat dua sosok yang sebenarnya malas untuk mereka lihat.

"Bisa nyingkir? Gue lagi malas berdebat." Naya menatap malas keduanya.

"Nay, kamu kenapa basah dan kotor kayak gini? Terus kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya salah seorang yang tak lain adalah Reva. Reva menatap Naya prihatin, tapi, matanya jelas menunjukkan kepuasan atas kesialan Naya hari ini.

"Bukan urusan lo. Pergi dari hadapan gue sebelum gue bertindak," ketus Naya mulai kehilangan kesabaran.

"Gini nih bro, calon istri lo?" cibir Evan tiba-tiba. "Enggak ada attitude sama sekali. Perempuan kayak gini enggak ada kualitasnya sama sekali."

Rahang Abi mengeras mendengar ejekan Evan pada calon istrinya.

"Lo laki apa perempuan? Jadi laki kok enggak berkualitas banget ngomentari calon istri orang," balas Abi. Abi menggenggam erat tangan Naya. "Ayo, Beb, kita ke kamar. Berhadapan dengan musang muka seribu bikin sakit mata," ujar Abi sambil melirik Evan dan Reva sinis.

"Maksud lo apa, hah?" Evan mendorong pundak Abi seraya menatapnya tajam.

"Maksud gue, lo itu laki-laki enggak tahu malu. Kayak cewek yang bersembunyi dan selalu mengandalkan perempuan buat jadi tameng lo," balas Abi santai.

"Lo." Evan yang geram segera melayangkan pukulannya ke wajah Abi, membuat Abi mundur beberapa langkah dan genggaman tangannya pada Naya terlepas begitu saja.

"Sialan," desis Abi seraya mengusap bibirnya yang berdarah.

"Bales, Bi. Lo enggak buat dia terluka berarti lo enggak cocok jadi calon suami gue," ujar Naya mengompori Abi.

Abi kesal. Tangan pria itu terkepal dan tanpa aba-aba langsung menghantam wajah Evan lebih kuat dari yang dilakukan Evan sebelumnya.

Evan yang merasa tersakiti ikut membalas lagi hingga akhirnya kejadian baku hantam terjadi antara kedua pria itu.

Abi yang masih tersulut emosi saat di pesta tadi akhirnya menemukan lawan yang sangat pas untuk baku hantam dan ia tidak akan menyesalinya nanti.

Reva sendiri sudah berteriak histeris meminta tolong orang-orang sekitar untuk membantu memisahkan Abi dan Evan. Sementara Naya dengan santai menonton pertunjukan bagus yang berada di depannya.

Tidak ada riak takut atau ngeri pada ekspresi wajahnya. Mulutnya terus mengucapkan beberapa kata yang di dengar orang-orang sekitar.

"Lutut!"

"Pipi kiri!"

"Dada kanan!"

"Hidung!"

"Tempurung!"

"Terakhir di perut, Bi!"

Evan jatuh tersungkur di lantai dengan keadaan yang agak mengenaskan. Sementara Abi juga mendapat beberapa luka lebam di pipi dan sekitar tubuhnya.

"Ini baru laki." Naya tersenyum seraya menepuk pundak Abi dengan bangga. Lalu, tatapannya beralih menatap Eva yang tengah berusaha untuk mengangkat Evan agar bisa berdiri normal.

MENGEJAR CALON PENGANTINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang