Bagian kedua part PDKT mengejar calon pengantin sudah ada di playstore. Kuy belii. Isinya lengkap. Kalau yg aku up di wp ada beberapa scane yang aku ilangin. Trus murah. Cuma 12k km bisa baca tanpa potongan untuk bagian 2. Isinya 10 part panjang-}panjang. tapi kalau di wp isinya hampir 18 part.
*****
"Lo tahu ini punya siapa?"
Abi mengeluarkan sebuah ponsel warna gold yang sangat dikenal Naya apalagi dengan stiker medusa di case bagian belakangnya.
Naya melotot.
"Jadi, elo yang nyolong ponsel gue?" tuduhnya langsung.
"Nonono, Honey. It's not me." Abi menyeringai sambil menggoyangkan jari telunjuknya di depan wajah Naya.
"Kalau bukan lo, terus kenapa hape gue bisa di tangan lo? Jangan bilang bukan lo yang nyuri tapi tuyul peliharaan lo ya. Gue lindas bibir lo pakai truk," ancam Naya serius.
Mendengar itu bukannya takut, Abi justru menyeringai dan menepuk bibirnya dengan telunjuk kanan.
"Kalau dilindas pakai truck gue no. Tapi kalau dilindas pakai bibir lo, gue yes," ujar Abi santai, membuat Naya semakin gemas dan kesal."Balikin hape gue." Naya mengulurkan tangannya di depan Abi, namun pria itu justru bergerak menjauhkan ponsel dari tangan nakal Naya.
"Kencan sebulan gue balikin hape lo."
"Apa?"
""Kencan sebulan gue balikin hape lo."
"Apa?" ulang Naya sekali lagi.
"Kencan sebulan gue balikin hape lo."
"Apa?"
"Kita nikah bulan depan pakai konsep apa?" Abi tersenyum jail membuat Naya yang berada di sampingnya dengan beringas memukul pundak Abi.
"Kalau lo ngomong itu jangan pakai toa tapi otak." Naya melotot kesal. "Gue nolak banget hal yang kayak gini. Habisin waktu banget mau kencan sama lo sebulan. Sehari aja gue ogah."
Naya melipat tangannya di dada. Kepalanya ia tolehkan ke samping jendela dimana kendaraan lain melaju dengan kecepatan sedang.
"Jangan ngambek. Kalau lo enggak mau enggak apa-apa kok, gue enggak maksa. Lagian gue juga lebih untung kok."
Abi menoel dagu Naya yang langsung ditepis gadis itu.
"Lo mau tahu kenapa?"
Naya diam tidak ingin menjawab. Dirinya masih marah dengan Abi yang menyembunyikan ponselnya tanpa berniat untuk mengembalikannya.
"Gue bakal post foto lo di akun fanpage facebook gue. Terus orang-orang bakal tahu deh kalau lo calon istri gue," ujar Abi dengan senyum miring yang menghiasi wajah tampannya.
Naya segera menoleh dengan mata melotot seolah siap untuk menerkam Abi kapanpun ia membuka mulutnya.
"Lo!"
Naya bergerak gesit berusaha untuk menarik ponselnya yang segera dijauhkan Abi kembali.
Hingga aksi tarik menarik antara Naya dan Abi berujung ketika Naya tanpa sadar sudah duduk di atas tubuh Abi.
"Gue suka juga 'sih sama woman on top. Lo suka banget kayaknya sama posisi ini." Abi menyeringai membuat Naya segera menyadari posisinya.
Segera setelah itu tangannya bergerak menoyor kepala Abi ke belakang, kemudian ia berbalik turun dari pangkuan Abi.
Gerakan Naya terlalu gesit sampai-sampai tanpa sadar lututnya menggesek bagian bawah perut Abi hingga membuat pria itu meringis sambil menyentuh meriamnya.
"Kesalahan pertama lo udah lihat meriam gue. Kesalahan kedua lo udah nyentuh dan menyakiti meriam gue yang bakal jadi masa depan kita." Abi menatap Naya marah membuat gadis itu sedikit mengkeret ketakutan.
Ekspresi Abi ini benar-benar sungguh menakutkan baginya. Karena baru kali ini taring pria itu muncul di hadapannya.
"Jadi, gue enggak mau tahu lo kudu dan harus jadi istri gue. Terus lo harus terus sama gue selama satu bulan ini sebagai asisten gue dan anggap aja ini sebagai bentuk pertanggungjawaban awal lo buat gue." Abi berujar panjang lebar dengan ekspresi sombong yang membuat Naya menganga di tempat.
"Lo enggak waras."
Hanya tiga kata yang mampu diucapkan Naya sebelum akhirnya ia memutuskan untuk menutup matanya dan tidur dengan tenang.
Dia tidak perduli Abi mau membawanya kemana yang jelas saat ini ia sedang tidak sudi menatap wajah menyebalkan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGEJAR CALON PENGANTIN
Fiksi UmumDi tinggal kekasih yang sudah berpacaran selama satu tahun tidak membuat Anaya Bilqis begitu terpuruk karena ia menganggap pria yang bersamanya bukan jodohnya. Hingga akhirnya orangtua Naya berasumsi bahwa Naya gagal move on dan berniat mencarikan j...