DUA

9.8K 720 5
                                    

_DUA_🌺🌺

Abi mengakhiri lagu terakhirnya sebelum turun dari panggung.

Pemuda tampan berusia 24 tahun itu menyesap air mineral yang diberikan asistennya hingga setengah dan sisanya ia usap di wajah putih tampannya.

"Ada jadwal apa lagi habis ini?" Pemuda itu melirik singkat pada asistennya yang bernama Sinta.

Bergegas, Sinta membuka agenda yang di serahkan Rully--manajer Abi-- padanya tadi pagi.

"Habis ini Mas Abi enggak ada jadwal lagi. Mas Abi free untuk hari ini."

"Oh," sahut Abi singkat.

Pemuda itu mengambil handuk yang diserahkan Sinta dan berniat keluar dari stage. Namun, hal tak terduga ketika tiba di depan pintu ia bertemu dengan Cillia, mantan kekasihnya dulu.

"Hai, Bi. Apa kabar?" sapa Cillia ramah, seolah tidak pernah ada hubungan serius diantara mereka ketika di masa lalu.

Abi mengangkat bahunya acuh dan menjawab, "seperti yang lo lihat."

Cillia mengulum senyum manis menanggapi sikap acuh dari Abi. Tatapannya melembut menatap pemuda yang pernah atau sampai sekarang mengisi hatinya.
"Kamu sudah move on dari aku?" tanya Cillia dengan suara pelan.

Abi menaikkan alisnya dan tersenyum miring.
"Memangnya lo pikir gue terpuruk dengan lo ninggalin gue?"

Abi terkekeh sinis kemudian kembali melanjutkan ucapannya yang membuat Sinta membeku.

"Kalau lo pikir di dunia ini cuma ada elo aja, mungkin gue akan susah move on. But," jeda Abi sejenak. "Di dunia ini lebih dari jutaan perempuan yang bisa menggantikan posisi lo di sini," tunjuk Abi tepat di mana letak jantungnya berada.

Setelah itu Abi melangkah pergi diikuti Sinta dari belakang.

Jaket abu-abu yang ia pakai kini bergantung di pundaknya sementara kaus putih yang ia kenakan saat ini mampu menampilkan pesona penuh.

"Kak Abi!"

"Kak Abi, i love you!"

"Ah, Kak Abi ganteng banget, sih!"

Suara teriakan penggemar terdengar di penjuru lapangan parkir ketika penggemar melihat sosok Abi keluar.

Segera setelah itu Abi mulai di kelilingi beberapa keamanan untuk melindungi dirinya dari serbuan penggemar hingga ia masuk ke dalam mobil.

"Brutal," gumamnya menatap datar pada kerumunan penggemar.

Dirinya hanya manusia biasa tapi orang-orang itu memujinya seperti dirinya adalah pahlawan dalam hidup mereka. Itu adalah hal yang Abi tidak suka dari penggemar fanatik.

Mobil Abi melenggang membelah jalanan Ibukota dengan sopir dan asistennya yang duduk di depan.

Abi tiba di rumah yang sudah ia beli ketika ketika bisa berpenghasilan sendiri. Pemuda itu turun dari mobil dan melangkah santai memasuki rumahnya.

"Siang, Den. Aden mau di siapkan makan siang?"

Bi Midah bertanya ketika melihat sosok majikannya memasuki rumah. Wanita paruh baya itu sudah bekerja dengan Abi empat tahun terakhir dan sudah mengenal watak majikan mudanya dengan baik.

"Enggak usah, Bi. Saya mau tidur siang dulu," jawab Abi acuh.

Pemuda itu bergegas menaiki undakan anak tangga hingga sampai di kamarnya.

Tanpa membersihkan tubuhnya terlebih dahulu, Abi menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur dan mulai memejamkan matanya.

Hari ini meski jadwalnya tidak begitu padat namun rasa lelah tengah menghantuinya. Jadi, tidak salah jika pemuda berusia 24 tahun itu langsung bergegas ke alam mimpi.

MENGEJAR CALON PENGANTINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang