50

7.7K 905 32
                                    


Suara tepuk tangan terdengar menggema di penjuru ruangan di mana tempat Naya dan Abi melangsungkan pertunangan.

Abi dan Naya tersenyum lebar, begitu juga dengan keluarga yang lain. Kecuali untuk Risa dan Reva yang menggertak gigi mereka kesal karena kali ini Reva kalah dari Naya.

Mereka merasa tak terima dengan kenyataan Jika saat ini Naya sudah menjadi calon istri dari Abimana Ralluque yang merupakan putra billionare dengan kekayaan yang begitu berlimpah.

Prissy dan Alify bertepuk tangan paling heboh. Keduanya sudah tidak lagi mengingat bagaimana mereka hampir mati ketakutan karena adanya hantu asli yang ikut berkomplot dengan mereka guna menakuti Reva.

Tanpa sadar, Alify melirik kening Reva yang di tutup dengan plester luka. Alify terkekeh. Mereka satu malam tidak tidur hingga pagi. Tapi, tetap bugar ketika mengikut acara tunangan Naya dan Abi malam harinya.

"Selamat ya Nay, akhirnya kalian tunangan juga. Di jaga baik-baik tunangannya, Nay. Takutnya nanti di curi kayak sebelumnya."

Alify mengucapkan selamat pada Naya sekaligus memperingati Naya. Senyum gadis itu begitu lebar sehingga tidak ada yang tahu makna di balik kalimatnya yang tengah menyindir orang lain.

"Udah pasti lah Naya bakal jaga Mas Abi ganteng. Soalnya dia udah agak trauma setiap pacarnya di ambil sama orang yang sama terus," timpal Prissy ikut menyahut.

"Kalau yang ini enggak akan gue lepasin, Cuy. Biarlah yang lama sering di pungut sama orang karena mereka memang enggak berharga. Tapi, yang ini--" Naya menggamit lengan Abi sambil tersenyum senang. "Enggak akan gue lepas. Ini paket komplit. Ganteng, tajir, terkenal, dan punya suara bagus," ujar Naya tersenyum pada Abi.

Kepala Abi rasanya ingin lepas dari tempatnya ketika mendengar pujian Naya. Pria itu mengecup kening Naya di depan banyak keluarga dan hal itu membuat Naya merona.

"Gue enggak ada suruh lo cium gue, ya," bisik Naya pelan. Kakinya bergerak pelan mendekati kaki Abi dan menginjaknya dengan ujung lancip sepatunya.

Naya tidak akan pernah mengakui jika ia sudah mulai ada rasa pada Abi.

"Ya ampun, Nay. Ini balasan cinta dari lo buat gue?" Abi memelototi Naya sebal. Namun, Naya tetap bersikap acuh seperti ia tidak pernah melakukan kejahatan kecil pada Abi.

"Ya ampun, lo berdua so sweet banget 'sih? Jiwa melakor gue meronta pengin di lepaskan," gumam Prissy yang langsung mendapat toyoran dari Alify dan Naya.

"Jiwa melakor alias merebut laki orang tolong jangan terlalu di pelihara terus-menerus ya. Itu merugikan orang lain," ujar Alify menatap serius Prissy.

"Setuju. Tapi, kalau udah biasa jadi pelakor, rasanya enggak merebut hak milik perempuan lain rasanya kurang nyaman," timpal Naya sambil melirik Reva dan ibunya. Kedua pasang anak dan ibu itu segera melengos ketika Naya menatap mereka.

"Naya," panggil Nia memperingati putrinya.

"Aku enggak ada sindir menyindir orang ya, Ma. Enggak tahu kalau orangnya merasa tersindir," gumam Naya di sambut pelototan Nia.

"Mama enggak tanya kamu mau nyindir atau enggak, Naya. Tapi, itu kaki kamu. Kenapa nongkrong cantik di kaki Abi?" ujar Nia menatap tajam putrinya.

Naya menundukkan kepalanya sebentar. Setelah itu gadis cantik yang tengah mengenakan gaun biru itu meringis dan segera menjauhkan kakinya dari Abi.

"Sorry," cicit Naya tersenyum paksa. Sementara Abi hanya mendengkus melihat kakinya yang menjadi korban Naya.

"Jangankan kaki, Nay. Badan lo nindih gue aja gue akan pasrah." Abi tersenyum aneh, membuat Naya segera menjauh dari pria predator macam Abi.

MENGEJAR CALON PENGANTINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang