Naya melangkah masuk ke dalam sebuah restoran yang disebutkan mamanya.
Gadis cantik yang tengah mengenakan rok span hitam selutut dan tanktop putih yang dipadukan dengan blazer merah muda miliknya itu mengedarkan pandangannya mencari orang tuanya yang sudah berjanji bertemu di tempat ini.
"Ada yang bisa dibantu, Kak?" sapa seorang pelayan dengan ramah.
"Eh, iya. Apa di restoran ini ada reservasi ruangan?" tanya Naya setelah tak menemukan sosok mamanya. Ini salahnya sih yang tak bertanya lebih lanjut lagi tadi. Mau menghubungi mamanya sekarang, tapi nomor ponsel beliau tidak bisa dihubungi.
"Oh, ada, Kak. Atas nama Nando Fernandez atau--"
"Iya-iya itu. Antar saya ke sana," sela Naya yang sudah malas berlama-lama berdiri.
"Silakan, Kak." Pelayan wanita itu dengan ramah mempersilakan Naya mengikutinya.
Mereka melangkah ke lantai dua restoran yang memang memiliki room pribadi jika akan mengadakan pertemuan penting atau rapat sekalipun.
Pelayan wanita membuka salah satu pintu untuk Naya, membuat gadis itu dengan cepat melangkah masuk.
"Selamat mal--" Sapaan Naya terhenti begitu saja ketika melihat tiga sosok di dalam ruangan. Satu diantara ketiganya Naya kenal.
Naya mengerut dahinya bingung. Kemudian berpikir jika ia salah ruangan. Naya berniat untuk membalikkan tubuhnya dan mencari pelayan wanita tadi yang sepertinya mengantarkannya ke tempat yang salah.
Namun, baru saja tumit sepatu Naya berputar, dua sosok yang ia kenali sudah berdiri di dekat pintu yang sudah terbuka.
Kening Naya mengernyit menatap dua orang itu heran.
"Ma, Pa?""Ayo, Sayang, masuk. Kita udah di tungguin sama Om Bams dan Tante Juwita loh dari tadi," ajak Nia menggamit lengan Naya, membawanya masuk dan mendudukkan gadis itu di samping Abi.
Naya menatap mamanya bingung. Lalu, tatapannya beralih menatap Abi yang tengah tersenyum lebar dari telinga ke telinga.
"Ma, Pa?" Naya menatap mamanya bingung. Tolong jangan bilang jika pria yang akan dinikahkan dengannya adalah Abimana, si penyanyi mesum ini! Batin Naya berteriak kesal.
"Nah, Naya, kenalin ini Om Bams dan Tante Juwita. Mereka adalah orangtua Nak Abi. Nah, Nak Abi yang tampan dan memiliki sejuta pesona ini adalah pria yang akan oma jodohkan dengan kamu," kata Nia dengan sangat rinci.
Sesaat Naya bingung harus bereaksi seperti apa. Rasanya Naya ingin tertawa terbahak-bahak di depan semua orang saat ini karena rasa frustrasinya.
Ini Abi lho! Abimana Ralluque si penyanyi top markotop yang sering kirim Naya pesan chat mesum dan vulgar!
Oh, tidak bisa! Naya tidak akan mau jika calon suami pilihan mamanya adalah Abi. Ish, mau dibawa kemana khayalan Naya tentang keluarga harmonis dan samawa kalau calon suaminya ini Abi.
"Enggak, Ma. Aku enggak mau nikah sama dia. Attitude-nya nol besar lho, Ma. Aku enggak mau nikah sama dia. Apalagi--" Naya melirik satu persatu orang-orang yang duduk di meja makan. "Dia dari pergi ke toko perhiasan buat beli cincin pertunangan," tambahnya mencoba meyakinkan sang mama.
Meski ia sempat memikirkan Abi, tapi tetap saja Naya tidak akan terima jika punya suami macam Abi ini.
"Kamu jangan cemburu gitu, Nay. Tadi aku jalan sama sepupu aku buat beli cincin pertunangan kita," kata Abi mulai mengeluarkan cincin di dalam saku jasnya. "Ini harganya 67 juta aku belinya. Harus dipakai karena harganya mahal dan elegan." Sambil berceloteh Abi mengeluarkan cincin dari dalam kotak dan mulai memasangkannya pada jari Naya sehingga membuat gadis itu melotot.
"Lo apaan 'sih?"
"Sekarang kita sudah sah jadi tunangan, Nay. You milik ay, and ay milik you." Abi tersenyum lebar membuat Naya berdecap kesal. "Acara resminya nanti diatur orangtua kita,"tambahnya.
Segera Naya berniat melepaskan cincin dari jarinya sebelum mendengar celetukan wanita bernama Juwita.
"Mama bahagia banget, Pa, melihat anak kita menemukan gadis yang tepat di hari ulang tahun mama dan ulang tahun pernikahan kita."
Naya tertegun mendengarnya. Meski terlihat ia tanpa hati dan cuek akan sekitar, bukan berarti hati nuraninya tidak terpakai.
"Naya sayang, terima kasih ya sudah mau menerima Abi menjadi tunangan Naya dihari bahagia tante dan om," ucap Juwita tersenyum tulus. Kata Nia, putrinya itu tidak boleh dikasih celah sedikit pun untuk memberontak. Karena sedikit celah bisa membuat gadis itu lepas dan akan sulit untuk di tangkap.
"Om juga bahagia karena akhirnya putra om ini serius dengan satu perempuan cantik dan memiliki hati baik seperti kamu." Bams tersenyum lebar membuat Naya diam tak berkutik seperti ini.
Terus, Naya bisa apa sekarang selain menerima nasibnya? Sementara di sampingnya Abi tersenyum begitu lebar mendapati Naya akhirnya menjadi miliknya. Tak sia-sia ia menyetujui rencana orang tuanya untuk menjodohkannya dengan gadis yang ditunjuk oleh papanya. Untung saja Abi sempat melihat foto yang disodorkan mamanya. Jika tidak, mungkin Abi akan menolaknya tanpa tahu jika gadis yang akan dijodohkan dengannya adalah Anaya. Cewek yang saat ini sedang ia kejar pertanggungjawabannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/119711897-288-k837271.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGEJAR CALON PENGANTIN
General FictionDi tinggal kekasih yang sudah berpacaran selama satu tahun tidak membuat Anaya Bilqis begitu terpuruk karena ia menganggap pria yang bersamanya bukan jodohnya. Hingga akhirnya orangtua Naya berasumsi bahwa Naya gagal move on dan berniat mencarikan j...