33

6.7K 673 19
                                    

Sudah download Mengejar Calon Pengantin part pertunangan belum? Kalau belum, download ya. Harga 12k 😀

"Lo kenapa 'sih kayaknya ngebet banget mau kawin sama gue?"

"Nikah, Nay, bukan kawin. Kalau kawin itu hewan. Kalau nikah itu manusia," kata Abi membuat Naya memutar bola matanya malas.

"Terserah. Intinya ini rencana lo 'kan yang bujuk grandma gue biar bisa tunangan sama gue?" tuduh Naya dengan asumsinya. Abi melirik Naya dan tersenyum lebar dari telinga ke telinga.

"Gue mana pernah bujuk grandma lo. Mungkin ini yang dinamakan dengan takdir, Nay, kalau kita ini berjodoh," kata Abi santai.

"Takdir," cibir Naya sinis.

Mobil yang membawa mereka akhirnya tiba di depan gedung tempat Abi akan latihan vokal.

Abi turun diikuti oleh Naya. Tidak perlu bersikap romantis membukakan pintu untuk Naya karena gadis itu sudah keluar dengan sendirinya.

"Rame banget," komentar Naya.

Gedung berlantai dua dan lebar itu terlihat ramai apalagi dengan parkiran yang sudah penuh dengan kendaraan.

Abi adalah salah satu pengisi acara untuk perayaan ulang tahun sebuah stasiun TV swasta. Mendekati hari H yang akan berlangsung dua hari lagi, Abi harus latihan dengan orkestra musik yang akan mengiringi lagunya.

Abi menggenggam tangan Naya sambil melangkah masuk ke dalam sebuah ruangan luas yang sudah ramai dengan banyak alat musik yang sudah siap di posisi masing-masing.

Saat sudah masuk ke dalam, semua mata menoleh menatap Abi dan Naya, diikuti suara siulan menggoda para kru dan penyanyi lain ketika melihat sosok Abi membawa seorang gadis.

"Oy, Bi, nemu dimana ini cewek cantik? Gebetan rasa pacar apa lo lagi di gantungin?"

Bagas, penyanyi dangdut yang juga ikut serta dalam menyumbang suaranya di acara besar tersebut buka suara menggoda Abi.

Bagas sendiri adalah pemuda ramah yang bisa berbaur dengan orang lain.

"Calon bini. Awas jangan di ganggu," ucap Abi disambut siulan yang lain.

"Abi on the way kawin, coy!" seru Sibad seraya terkikik diikuti yang lain.

"Doain aja, guys! Calon gue ini galak-galak kucing. Kadang manis kadang galak."

Naya mencubit perut Abi ketika dirinya disebut sebagai kucing. Matanya melotot tajam membuat Abi meringis ngeri dalam hati.

"Maaf deh, Beb. Lo bukan mirip kucing, tapi--"

"Tapi apa?" celetuk Alia menyela ucapan Abi.

"Mirip sama semut yang kalau gigit bikin nyut-nyutan," tambah Abi sembari terkekeh. "Bercanda, Beb. Yuk, ah, gue mau latihan dulu. Nah, lo silakan duduk di kursi yang tersedia dulu ya, Beb."

Naya mengangguk patuh. Jadwal Abi hari ini hanya untuk take vokal. Siang harinya Abi tidak memiliki jadwal lagi. Sementara dua hari ke depan Abi akan mengikuti banyak kegiatan menjelang mendekati acara.

Sambil menunggu Abi latihan, Naya memainkan ponselnya untuk berselancar ke sebuah akun yang banyak menjual barang branded.

Terlalu asyik dengan ponselnya, Naya bahkan tidak menyadari kehadiran seorang gadis yang tiba-tiba duduk di sampingnya sembari menatapnnya dengan pandangan menilai.

Merasa diperhatikan, Naya mendongak menatap tajam gadis yang memperhatikannya secara terang-terangan.
"Enggak pernah lihat cewek cantik?" Sudut bibir Naya terangkat naik membentuk senyum sinis.

Naya ini seperti burung elang. Dari jauh terlihat indah dan bila dekat menyeramkan.

"Gue cuma heran aja kenapa Abi mau sama modelan kayak lo," sahut gadis itu menatap Naya datar.

"Ya elah pakai ditanya lagi." Naya memutar bola matanya malas. "Itu karena gue enggak hanya cantik tapi juga menarik. Sedangkan elo?" Naya menatap gadis itu dari atas hingga bawah, kemudian berdecap sambil menggeleng kepalanya miris. "Cantik tapi enggak menarik, gimana dong?" timpalnya membuat gadis itu mengepalkan tangannya.

"Dengar, gue lebih tahu selera Abi. Selera Abi itu tinggi. Gue tahu mantan-mantannya kayak apa. Contohnya gue ini mantan terindah Abimana," ucap gadis yang tak lain adalah Cillia bangga.

"Mantan terendah," koreksi Naya. "Lagian ya, jadi mantan aja kok kayanya kelihatan bangga gitu? Gue aja yang diakui sebagai calon istri biasa-biasa aja," tambahnya dengan ekspresi datar.

Naya jangan pernah di sentil jika tak ingin di sentil balik olehnya. Naya adalah tipe gadis penurut seperti kucing, namun siap-siap, kamu akan di cakarnya jika kamu mengusik ketenangannya.

"Lo." Cillia mengeram menatap Naya dengan mata tajamnya yang di balas Anaya dengan wajah datar khas-nya.

Tak ingin berada di dekat Naya yang bisa membuat darah tingginya naik, Cillia bangkit dari duduknya dan meninggalkan sofa yang ia duduki bersama Naya.

MENGEJAR CALON PENGANTINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang