Setelah beberapa hari mengirimkan formulir biodata tentang Naira, belum juga ada tanda-tanda anaknya diterima, dengan sigap Lia terus memperhatikan handphone Naira, dia punya firasat bahwa hari ini dia akan mendapatkan keberuntungan dari handphone itu
"Ting" suara notifikasi dari ponsel Naira, terlihat ada pesan yang masuk
"Selamat untuk Naira Alamatika, yang terpilih menjadi calon istri dr. Nearlend, untuk pertemuan selanjutnya akan diadakan die cafe dekat dengan Pranis hospital" kata Lia membaca isi pesan yang diterimanya
Sudah kuduga Naira akan mendapatkan nya- kata Lia sambil tersenyum senang
Ingin rasanya Lia berteriak saat mendapatkan pesan itu, dia sangat senang anaknya terpilih dari ribuan peserta. Ternyata firasatnya benar, terimakasih Tuhan atas berkatmu. Kata Lia dalam hatinya
Dia harus mempersiapkan semuanya agar anaknya tampil maksimal di depan dr. Nearlend.
Lia memasuki kamar Naira, melihat anaknya yang sedang sibuk bengong dengan pikirannya sendiri
"Nai, jangan bengong, nanti kesambet" kata Lia menyadarkan Naira dengan menepuk pundaknya
Ihh momsky ganggu aja kalo lagi menghayal nikah sama si doi - kata Naira dalam hatinya
"Eh, momsky ngapain disini?" Tanya Naira
"Besok kamu sibuk nggak?" Tanya Lia
"Nggak besok Naira free" kata Naira mencium bau- bau rencana dalam di pikiran mamanya
"Kebetulan, besok kamu harus ketemu client mama" kata Lia sambil berharap dia menyetujui permintaannya
"Hah, kok aku ma, mama aja kan itu client mama" kata Naira mengelak
"Tapi, mama yakin kamu bisa menangani itu" kata Lia santuy berusaha agar Naira tidak curiga
"Kamu nggak usah gugup sama client mama yang satu ini, karena dia itu seumuran kamu, jadi kamu santuy aja kalo bicaranya" sambung Lia meyakinkan putrinya
"Nggak pokoknya Naira nggak mau" kata Naira menolak mentah-mentah apa yang di inginkan mamanya
Hadueh, kalo debat sama nih anak nggak bakalan selesai- kata Lia dalam batinnya
"Oh gitu, handphonenya disita jadi sebulan aja gimana?" Kata Lia menawarkan sebuah tawaran kepada anaknya, dia tahu Naira nggak bisa hidup tanpa handphone, hari- harinya akan terlihat kusam
"Hiya- hiya, Naira besok kesana, di cafe mana?" Tanya Naira yang sudah pasrah jika handphonenya di pertaruhahkan
"Cafe di samping Pranis hospital" sahut Lia senang akhirnya Naira mau menuruti kemauannya
Akhirnya bisa bujuk nih anak keras kepala- kata Lia dalam batinnya
"Ya, udah, sini balikin handphone Naira" kata Naira mengambil handphonenya dari mamahnya.
Akhirnya kamu kembali sayang, kepelukan bunda lagi- kata Naira dalam hatinya sambil memeluk handphonenya itu, memang dia sangat menyayangi handphone itu karena harus mengorbankan seluruh gajinya untuk membelinya.
Tapi kalo sama doi sayang nggak?
"Besok kamu harus dandan yang cantik, soalnya ini client penting" kata Lia pada Naira
"Iya, iya" kata Naira sambil memainkan handphonenya
"Siapa sih orangnya ma, kayak penting banget?" Tanya Naira penasaran
Ya penting lah, calon suamimu - kata Lia dalam batinnya
"Pokoknya kamu harus dandan yang cantik dan harus jaga sikap, memang dia itu sangat penting"
"Iya- iya deh" sahut Naira pasrah
Siapa sih orangnya? Kayaknya dia itu istimewa banget - kata Naira dalam batinnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Nearlend
Romance[COMPLETED] Dari ulah momsky buat hidup gue berubah - Naira Alamatika Tapi memang lo yang terbaik buat gue Nai - dr. Nearlend Alanda. Sp.OG Naira Alamatika, wanita penggila kerja, hidup tanpa memperdulikan kata orang lain, wanita karir, pokoknya men...