Bab 39 : Akui sajalah

3.8K 192 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 01.00 dini hari, Naira merasa sudah saatnya dia pulang, dia ingin melihat mbak Retno istirahat akibat lelah persalinan tadi, dan disini juga sudah ada suaminya yang menemani, jadi biarlah mereka berduaan dari pada jadi nyamuk disini

"Mbak Naira pamit ya, mau pulang, mbak istirahat aja disini"

"Makasih ya Nai, mbak nggak tahu gimana jadinya kalo nggak ada kamu, apa berani kamu pulang sendirian?"

"Iya, mbak sama-sama, kalo pulang malam itu udah biasa mbak, salam buat little boy ya, kalo udah bangun"

Mbak Retno hanya tersenyum melihat putra kecil yang ada di pangkuannya

"Mas, Naira pamit mau pulang" kata Naira berpamitan dengan suami mbak Retno

"Kamu yakin mau pulang jam segini?" Tanya mas Andre

"Tapi Nai, ini kan udah malem, nggak baik, kalo cewek pulang malem- malem, sama gue aja ya, gue bakalan anterin lo" kata Nearlend menawarkan bantuannya

"Nggak, gue udah biasa pulang jam segini, Naira pulang mas" pamit Naira keluar dari ruangan itu

Tanpa sepatah katapun Naira pergi tanpa memperdulikan Nearlend yang ada dihadapannya

Mas Andre memberikan kode agar Nearlend mengejar wanita itu, pria itu mengangguk paham karena sudah belajar kode- kodean dari ahlinya, jadi sekarang dia cowok peka dungs

Naira menyusuri koridor rumah sakit yang mulai sepi karena hari mulai malam, terlihat pria di belakangnya yang sedang khawatir dengan apa yang wanita ini lakukan

"Nai, gue bakal anterin lo pulang" kata pria sambil mencekal tangan wanita itu

"Nggak usah, gue bisa sendiri" sahut Naira ketus

"Tapi ini udah malem Nai, gue nggak mau terjadi apa-apa sama lo"

"Gue udah bisa jaga diri, mendingan urusin diri lo aja sendiri" sahut Naira ketus

"NAIRA!!!" bentak Nearlend kepadanya, tumben dia berani bentak Naira

Nearlend mendekatkan tubuhnya sedekat mungkin, mendorong tubuh Naira hingga tersandar di dinding rumah sakit itu
Apa yang akan dilakukannya sekarang?

Jangan mikir aneh- aneh deh

"Cukup Nai, gue nggak suka main- main, sekarang lo harus pulang sama gue, kalo nggak lo harus bermalam di sini bersama gue" kata Nearlend dengan sinis, semakin mendekatkan tubuhnya ke arah Naira, kenapa pria yang lembut ini berubah

Saat jarak yang beberapa senti yang memisahkan mereka, Nearlend melihat wanita ini masih memakai kalung yang dia berikan saat itu, kalung emas berliontin huruf N, yang pernah dia berikan sebelum kepergiannya ke Bandung, berarti wanita ini masih mencintainya- pikir Nearlend dalam batinnya

"Nggak gue nggak mau" tolak Naira sambil berusaha menghindarinya namun pria ini semakin dekat

"Asal lo tahu ya, gue itu nggak suka di tolak, ikut atau lo rasain akibatnya!!" Kata Nearlend dengan tegas sambil menatap mata hitam pekat milik wanita itu

"Oke, kali ini gue nurut sama lo"kata Naira dengan nada ketus sambil mendorong Nearlend keras menjauh darinya, wanita itu meninggalkan menuju arah mobilnya

Gue bakalan dapetin lo lagi Nai

Suara deru mobil di malam hari menjadi saksi bisu mereka berdua di dalam mobil Jazz RS putih milik Naira terasa sangat sunyi di malam hari yang guyuri hujan deras di ibukota membuat suasana jalanan semakin sepi

"Untung aja gue anterin lo pulang, bisa brabe kalo pulang sendiri" kata Nearlend memulai pembicaraan

"Biasa aja kelues, gue udah biasa pulang jam segini" kata Naira dengan wajah seperti biasanya

"Kenapa sih lo masih pake kalung pemberian gue?, Jangan- jangan lo masih cinta ya sama gue?" Tanya Nearlend yang membuat wanita ini tidak bisa berkutik sekarang

Skak mat

"Apaan sih, gue memang suka aja sama kalung itu, jangan ke gr- an deh" kata Naira mengalihkan pembicaraannya

"Bilang aja kalo lo masih cinta sama gue, itu lebih baik"

"Ge- er banget lo"

Mobil mereka terhenti saat seseorang berada di depan mobilnya mencegatnya sehingga Nearlend ngerem mendadak

"Lo bisa nyetir nggak?" Tanya Naira kesal

"Lo nggak lihat, tuh ada orang di depan" sahut Nearlend ketus

Memang pria ini benar-benar berubah, biasanya Nearlend tidak pernah berbicara ketus seperti ini

"Cepat keluar, serahkan semua barang kalian!!!" Kata seseorang dengan nada memekik

Mereka hanya diam mematung, tidak berkutik sama sekali

"Ayo cepetan keluar, atau ban mobil ini gue kempesin" teriaknya lagi

"Lo diem disini aja, jangan kemana-mana" perintah Nearlend

"Tapi Near, itu bahaya" cegat Naira yang kini tangannya menggenggam tangan pria itu erat

"Lo tenang aja, gue bakal hadepin" kata Nearlend mulai keras kepala mungkin ketularan sama wanita ini yah

Nearlend keluar dari mobil itu dan terlihat beberapa penjahat yang langsung memukulinya, Nearlend mencoba melawan tapi dirinya hanya sendirian sehingga kewalahan untuk melawan mereka bertiga

Naira melihat Nearlend yang terus menerus dipukuli oleh penjahat itu, dia harus berbuat sesuatu, dia tidak ingin melihat pria yang dia cintai itu itu mati sia-sia

Yey, akhirnya Naira mengakui perasaannya guys

"Lepasin dia, atau lo akan tahu rasanya" kata Naira keluar dari mobil itu

"Wahh, ternyata ada wanita cantik bos" kata seseorang dari penjahat itu

"Jangan pernah sentuh calon istri gue, kalo nggak lo bakal...." kata Nearlend yang terus di pukul oleh penjahat itu

NearlendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang