Bab 24 : Maaf

5.3K 251 6
                                    

Revan melihat Naira bergegas meninggalkan rumah dengan sigap Revan mencegatnya dengan memutar kursi rodanya keluar, dia berhasil menemui putrinya itu

"Nai dengerin papa dulu" kata Revan mencoba menghentikan putrinya itu

Namun hasilnya nihil, bahkan Naira tidak peduli dengan apa yang dikatakan Revan. Andai saja dia bisa berdiri mungkin dia akan berlari mengejar putrinya itu, namun keadaannya saat ini tidak memungkinkan untuk berlari

Revan menggerakkan kursi rodanya, untuk menyusul Naira yang sudah pergi meninggalkan rumah

"Naira tunggu nak" kata Revan terus menggerakkan kursi rodanya tanpa menyadari dia mulai memasuki jalan raya

Naira tidak begitu peduli dengan apa yang dilakukan pria itu, dia melanjutkan perjalanannya

Saat bersamaan sebuah truck melaju kencang, sedang Revan tidak menghiraukan keadaan sekitarnya dia tetap fokus mengejar anaknya itu

"Brakk!!!" terdengar suara keras dari belakang, Naira menghentikan perjalanannya, terlihat ayahnya Revan tersungkur di aspal tidak sadarkan diri dengan darah yang sangat banyak di sekitarnya

"Papa!!!" teriak Naira berlari menghampiri ayahnya

"Papa, bangun pa, jangan tinggalin Naira" kata Naira menangis sambil mengoncangkan tubuh ayahnya itu

"Tolong- tolong!!" teriak Naira berharap seseorang yang datang menolongnya

Nearlend yang berencana menemui wanita itu sore ini, untuk meminta maaf atas kesalahan pahamannya saat itu, namun saat diperjalanan dia dikejutkan oleh pemandangan yang ada di depannya

Naira?- kata Nearlend melihat seorang wanita berada di tengah jalan memangkul seseorang yang tak sadarkan diri. Jika dilihat dari ciri-cirinya wanita itu seperti Naira

Nearlend segera turun dari mobilnya, bergegas menolong wanita itu

"Naira?" Tanya Nearlend memastikan jika wanita itu benar Naira

"Near, tolongin gue, papa gue..." kata Naira panik sambil menangis

"Ayo ke mobil gue sekarang" kata Nearlend sambil mengangkat Revan yang tak sadarkan diri

Naira hanya mengangguk mengikuti apa yang Nearlend katakan

Di perjalanan ke rumah sakit, Naira sangat panik karena detak jantung ayahnya semakin melambat

"Near, cepetan, papa semakin kritis" kata Naira mulai khawatir

Nearlend menancapkan gasnya menuju rumahnya sakit, hingga beberapa menit kemudian mereka sampai di depan rumah sakit

Terlihat banker yang sudah disiapkan oleh beberapa perawat, dan beberapa suster sudah menunggu mereka di depan, dengan sigap mereka membawa Revan ke dalam IGD

Naira menelepon mamanya, dan mengatakan bahwa papanya ada di rumah sakit

Beberapa menit kemudian Lia datang dan meminta penjelasan dari putrinya

"Naira, kenapa ini bisa terjadi?" Tanya Lia menatap mata Naira sendu

"Momsky maafin Naira, semua ini salah Naira, papa kecelakaan gara- gara Naira" kata Naira menangis mengingat kejadian itu

"Iya mama maafin kamu" kata Lia sambil memeluk putrinya itu

Lia melihat Nearlend juga ada disana

"Nearlend, kamu disini?" Kata Lia melihat Nearlend di belakang Naira

"Iya mom, Nearlend yang sudah nolongin Naira dan bawa papa kesini" kata Naira sambil terseguk seguk akibat tangisannya

"Makasih ya Near, sudah nolongin gue tadi" sambung Naira

"Iya nak, makasih ya udah nolongin suami saya" kata Lia menatap Nearlend

Nearlend hanya mengangguk sambil tersenyum bisa menolong ayah Naira, namun pikirannya dijanggalkan mengenai ayah Naira, apakah ayah Naira seorang pengemis, dia pernah melihat pria itu mengemis di depan Mall yang dikunjunginya tadi

"Maaf sebelumnya tante, tadi waktu ke Mall, Nearlend lihat pria itu mengemis dan sekarang Nearlend binggung kenapa Naira panggil pria itu ayah?" Tanya Nearlend bingung

Lia menjelaskan semua kejadian yang dialaminya saat masa lalunya bersama Revan, Nearlend hanya mengangguk mengerti dengan apa yang diceritakan oleh Lia

"Saat perceraian kami, membuat Naira depresi, saat itu dia trauma tentang pacaran, dia menjadi sangat posesif jika melihat orang yang dicintai bersama wanita lain, sifat judesnya selalu muncul jika bersama dengan seorang pria yang baru dikenalnya"

Beneran waktu ini Naira posesif banget melihat dirinya bersama wanita lain, berarti dia cinta dong sama gue?- kata Nearlend dalam batinnya sambil tersenyum

"Tapi cuman kamu saja Near, pria pertama yang bisa mengubah Naira"

"Saya tante?"

"Iya, semua pria yang mendekati Naira mengeluh dengan kejudesan nya itu, tapi kamu saja yang betah dengan anak saya"

"Karena saya mencintai Naira, saya ingin Naira menjadi cinta pertama dan terakhir saya, saya akan berjuang mendapatkan cintanya kembali" kata Nearlend dengan yakin

"Tante dukung keputusan kamu Near"kata Lia sambil menepuk pundak calon menantunya itu

NearlendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang