Bab 57 : Testpack

8.9K 265 14
                                    

Judulnya membingungkan ya, hmm coba baca aja deh

Memang hari pernikahan mereka tinggal seminggu lagi, tapi jangan bilang Naira udah tekdung duluan, enggak lah, wanita itu pinter jaga diri, jadi nggak mungkin gitu lah, abang dokter aja belum nikahin dia mana bisa tekdung

Hmm, bener juga

Hari ini seperti biasanya Naira bekerja, namun nggak kerja lembur bagai kyuda, karena waktunya sudah menunjukkan jam pulang, wanita itu merapikan berkas-berkas di tempat kerjanya

Namun terlihat handphone-nya berdering, kayak nada hp yang paling mahal gitu, tahu lah hp apa yang dimiliki wanita itu

Dalam panggilan**

"Halo Nai, lo masih dikantor?" kata sahabatnya di seberang, dengan suara khas cemprengnya itu

Siapalagi kalau bukan bosque alias sahabatnya, Ari

"Masih" sahut wanita itu sambil mengambil tasnya

"Btw beliin gue testpack ya, gue udah dirumah nih, lagian suami gue masih diluar kota" kata wanita itu

"Lo hamil ri?" tanya Naira kaget

"Nggak tahu juga, kayaknya gejala-gejalanya sih gitu"

"Syukurlah, semoga ya, oke nanti gue beliin" sahut Naira senang

Panggilan berakhir**

Naira mengambil kunci mobilnya, lalu bergegas untuk pulang, memang disana hanya ada satu apotek terdekat yaitu apotek di rumah sakit, btw Naira nggak malu tuh beli testpack, biasanya mbak-mbak apoteker itu suka nanya" gitu, dia lebih menghilangkan rasa malunya, demi sahabatnya itu

Memang sahabat yang baik

Naira segera melangkahkan kakinya menuju ke arah apotek itu, untung saja apoteknya sepi, hanya ada beberapa apoteker disana

"Mbak, beli testpack satu ya" kata wanita itu tetap santuy meskipun mbak-mbak apoteker yang lain melihatnya

Kayaknya kata testpack itu, tabu banget di dengernya

"Yang mahal atau yang murah mbak" sahut apoteker itu

Naira terlihat bingung, karena dia belum berpengalaman tentang hal ini

"Hmm, lebih baik yang ini mbak, mungkin harganya cukup mahal, namun hasilnya akurat banget" sambung apoteker itu

"Oke, gue beli yang ini" kata Naira menunjuk salah satu testpack itu

"Mbak bukannya mbak Naira ya, calon istrinya dokter Nearlend" kata seorang apoteker lainnya

"Iya mbak" kata Naira  mengangguk, dia lupa semua karyawan rumah sakit disini mengenalnya, gara-gara jadi calon istrinya abang dokter, mungkin wajahnya sudah familiar sekarang

"Cie yang sudah hamil nih" goda apoteker itu

"Apaan sih mbak, gue nggak hamil kok, ini buat temen" kata wanita ini jujur

"Jangan malu-malu gitu lah" godanya apoteker itu lagi

"Hmm, gue belum nikah mbak, gimana bisa hamil coba" kata Naira bersikap santuy

"Saya kira mbak udah isi duluan, nanti inget undangannya ya mbak"

"Iya, iya minta aja nanti ke suami gue"sahut wanita judes itu

"Ya udah gue pulang ya" sambung wanita itu setelah membayarnya

"Tapi mbak kembaliannya" cegat apoteker itu

"Buat kalian aja"

"Terimakasih mbak"  sahut mereka serempak

Memang wanita sultan mah bebas

Wanita itu bergegas keluar dari rumah sakit itu, biar nggak ada yang kepo, dia segera memasukkan testpack itu ke tas-nya

Terlihat abang dokter yang menuju ke arah ruangannya setelah memeriksa keadaan pasiennya, namun dia melihat wanita seperti calon istrinya

Kayaknya itu Naira- batinnya, melihat wanita yang berjalan keluar dari apotek

Dia segera memutuskan untuk bertanya kepada apoteker itu

"Tadi itu Naira ya?" tanya abang dokter

"Iya dok, calon istrinya baik banget" sahut apoteker itu tersenyum senang

Ya iyalah dikasih duit, makannya di bilang baik, tapi nggak gitu juga sih

"Dia beli apa tadi?" tanya abang gue seperti mengintrogasi

"Testpack dok"

"Apa?" kata pria itu kaget

"Tapi dok..." kata apoteker itu terpenggal, gara-gara abang dokter berlari mengejar calon istrinya

Nearlend merasa sedikit curiga dengan apa yang dikatakan oleh apoteker itu, dia tahu lah yang namanya testpack itu buat apa, apalagi abang gue dokter kandungan, itu mah udah diluar kepala

"Naira, tunggu!" kata pria itu melihat Naira membuka pintu mobilnya

"Eh, Near lo disini?" tanya wanita itu kaget tidak menyangka calon suaminya ada disini

"Lo ngapain kesini?" tanya abang dokter curiga

"Lo nggak kerja Near?" tanya Naira kembali

"Jawab, lo ngapain ke sini?" tanya Nearlend, kayak posesif boyfriend gitu

"Hmm, gue beli testpack tadi" kata wanita itu terlihat santuy

"Lo hamil Nai" simpul pria itu

"Kenapa sih semua orang berburuk sangka sama gue, oke gue jelasin, ini tuh buat Ari, katanya dia itu ngalamin gejala-gejala kayak orang hamil gitu" jelas Naira, dan terlihatlah wajah abang dokter sangat lega

"Ohh, gue kira lo hamil Nai"

"Mana mungkin gue hamil, kalo lo belum nikahin gue"

"Ya udah kita nikahnya sekarang, biar lo bisa hamil" kata pria itu sambil tersenyum

Oh my God, sabar bang tinggal seminggu lagi

Wanita itu hanya memutar bola matanya melihat kelakuan abang dokter

"Nai.."

"Hmm"

"Janji ya, jangan pernah berpaling dari gue" kata Nearlend takut kehilangan calon istrinya lagi

"Iya gue janji Near, mana mungkin gue berpaling, kalau seseorang memberikan sepenuh hatinya untuk gue" sahut wanita sambil tersenyum

Ahay belajar dimana tuh mbak e, gombalannya romantis bener

"Makasih Nai" kata pria itu memeluk tubuh wanita itu

"Eits, inget tempat"

"Ya udah, nanti pelukannya di lanjutin pas udah halal aja"

"Apaan sih" kata wanita itu sambil tersenyum

NearlendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang