Bab 28 : Langkah selanjutnya

4.9K 224 3
                                    

"Saya ingin, hubungan kalian sampai ke jenjang pernikahan" kata Revan dengan senang

"Jadi om restuin hubungan kita" tanya Nearlend dengan wajah tak percaya

"Iya, saya ingin kamu jadi suami dari putri saya, kamu adalah pria terbaik untuk Naira" Sahut Revan sambil menepuk bahu Nearlend

"Makasih atas kepercayaannya ini om" sahut Nearlend bahagia

"Eits, jangan senang dulu, sebelum itu kamu harus berjuang untuk mendapatkan maaf dari putri saya" kata Revan sambil menyemangati calon menantunya

"Pasti om, Nearlend akan berjuang untuk mendapatkan cinta Naira lagi" kata Nearlend dengan semangat

"Bagus, saya suka dengan laki-laki optimis seperti mu ini" puji Revan sambil tersenyum

Lia tersenyum melihat Revan yang menyukai calon menantunya itu, memang Nearlend itu adalah pria idaman setiap mertua

°°°°°°
Naira memasuki ruangan inap papanya, dan sudah dikejutkan dengan pemandangan cogan yang senyum-senyum nggak jelas ke arahnya, maksud gue calon suaminya pagi- pagi begini, sudah ada disini, eh ralat lupa maksudnya mantan

Walaupun senyum - senyum gaje, tetapi tetep aja ganteng, senyumannya itu kok manis banget ya, lo nggak boleh tergoda Nai- kata Naira dalam batinnya

Rasanya tercium bau- bau mau balikan sama mantan nih- kata author

Diem lo author gaje - sahut Naira judes

Lanjut guys...

"Papa sudah sadar?" Kata Naira senang sambil berjalan ke arah papanya dan memeluknya, memang umurnya sudah hampir berkepala tiga namun sikapnya kayak bocah tiga tahunan

Nggak papa, di bilang bocah, kan ini papa gue, gue kangen pelukan papa, nggak peduli apa yang orang pikir tentang gue- kata Naira di dalam batinnya, dont care about all people think

Kalo pelukan mantan kangen nggak?

"Papa jangan tinggalin Naira lagi ya, maafin sikap Naira waktu ini" kata Naira sambil menangis mengingat kejadian itu

"Maafin papa juga ya Nai, papa janji, nggak akan pernah ninggalin kamu lagi" kata Revan membalas pelukan putrinya

Lia sangat senang melihat keluarganya kembali lagi, melihat putrinya bisa menerima papanya kembali, tetapi kini masalahnya cuman satu, apa Naira bisa maafin calon menantunya ini

"Apa gue nggak di peluk juga?"goda Nearlend di sela- sela keheningan meliputi

"Peluk diri sendiri aja" sahut Naira judes

Gimana caranya meluk diri sendiri mbak e, pikirannya itu kemana ya, masih nyangkut kali di senyuman abang Nearlend- by author

"Tapi gue mau lo yang meluk" kata Nearlend berhasil membuat Naira malu didepan your parents

Caper banget nih orang, tapi kenapa tetep ganteng ya - kata Naira kesal dalam batinnya

"Ogah emang lo siapa?" Tanya Naira selalu judes kalo sama orang yang satu ini

"Suami lo" sahut Nearlend santuy

"Ngarep, siapa juga yang mau sama lo" kata Naira judes banget

"Gue tahu lo masih cinta sama gue Nai, jadi nggak usah malu-malu tapi mau gitu, papa dan mama mertua sudah restuin hubungan kita" sahut Nearlend dengan percaya diri full 1000%

"Terserah lo" kata mbak e judes

The Naira parents, hanya tersenyum melihat kelakuan putrinya itu, memang sifat judesnya itu nggak bisa dihilangkan sampai sekarang

°°°°°°
One hours letter

Naira membuka handphonenya yang berisi panggilan yang terjawab dari sahabatnya Ari, Naira segera menghubungi nomor itu

"Halo" kata Naira

"Halo Nai, lo masih di RS, gue mau kesana jenguk om Revan, sambil ngasih sesuatu" kata Ari di seberang

"Iya, gue disini kok"

"Gue otw sekarang, wait ya"

"Asiapp zayenk"

°°°°°°
Setelah beberapa menit, akhirnya Ari memasuki ruangan inap ayah Naira, terlihat dari wajahnya yang sangat bahagia, ada apakah ini?

"Oh iya Nai, ini untuk lo, Lo harus dateng sama pacar lo itu" kata Ari memberikan Naira kartu undangan

Memang sahabatnya ini nggak ada kabar akhir-akhir ini, dan baru nongol udah nyebarin undangan aja

"Wahh, nak Ari mau nikah" sahut momsky mulai nimbrung

Memang momsky kalo dengan soal nikah, pasti nomor satu

"Iya tante, pernikahannya besok" sahut Ari malu-malu gaje

"Cepat banget ri" sahut Naira curiga dengan sahabatnya ini

"Jangan- jangan lo hamil ya" Sambung Naira mengira sahabatnya ini hamil duluan, emang di zaman ini kebanyakan orang kalo nggak hamil nggak nikah

This is true story guys

"Eits positif thinking dulu mbak e, sebenarnya undangan ini udah lama, dan sebenarnya gue pengen nyebarin undangan ini tapi nggak sempat karena gue sibuk banget akhir-akhir ini, jadi karena sekarang gue free gue bisa ngasih ke lo deh" kata Ari menjelaskan panjang lebar

Naira hanya mengangguk paham dengan apa yang dikatakan sahabatnya ini

"Ya udah, gue cabut dulu, byee" kata Ari buru-buru seperti di kejar waktu

"Mari tante, om, Ari pamit" kata Ari sambil mencium punggung tangan Naira parents

"Hati- hati ya nak" kata momsky

"Iya tante" sambung Ari

"Inget besok lo harus datang Nai" kata Ari mengingatkan sahabatnya itu

"Hiya-hiya zayenk" kata Naira santuy

Setelah beberapa menit Ari keluar dari ruangan itu momsky kembali menguntit anaknya dengan pertanyaan yang sudah lama dilupakan namun kini kembali lagi ditanyakan

"Jadi kamu kapan nikahnya?" Tanya momsky yang mengganggu ketenangan jiwa

Naira hanya diam malas menyahuti pertanyaan itu dengan ekspresi datarnya





NearlendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang