Bab 37 : Lanjutan

3.7K 192 0
                                    

Kini mereka sudah sampai di ruangan persalinan, terlihat mbak Retno yang menggerang semakin kesakitan tak tahan dengan apa yang dialaminya saat ini

"Gue mau, lo harus nolongin mbak ini, gue nggak mau tahu mereka harus selamat" kata Naira tegas

"Iya sayang, calon suamimu ini akan berjuang, mohon doanya" kata Nearlend di sela- sela keadaan seperti ini, Modusnya minta ampun

Mereka yang berada di ruangan itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, apakah ini calon istri dokter tamvan ini, cantik sih tapi judes banget, jadi hari patah hati serumah sakit nih, ternyata dokter tamvan itu sudah punya calon istri guyss, cantik lage, jadi jangan ngarep yah

"Suster siapkan semua alatnya" perintah Nearlend

"Baik dok" sahut suster itu

"Gue mau disini aja, bolehkan" pinta Naira ingin menemani mbak Retno

"Yaudah, sekalian biar gue tambah semangat lagi" kata Nearlend tersenyum senang

"Apaan sih, gaje banget"sahut Naira judes

Setelah beberapa menit, Nearlend masih belum melakukan apa-apa, sedang mbak Retno kelihatan kesakitan, apa beneran dia dokter kandungannya, jangan- jangan dia dokter gadungan lage, bisa brabe ini

"Kenapa malah diem sih?" Tanya Naira mulai panik melihat Nearlend tidak melakukan apapun

"Ini baru pembukaan 9, tinggal nunggu pembukaan 10nya" sahut Nearlend santuy

"Lakuin apa kek, lo itu dokter atau apa sih, kasihan tuh mbaknya udah sakit banget"

"Tapi sayang, jika kita gegabah maka bisa fatal jadinya"

Suster hanya tersenyum melihat pasangan yang ada di depannya ini, yang satu santuy dan yang satunya panik

"Aduhh, sakit banget dok" rintih mbak Retno mungkin sudah mencapai pembukaan 10

"Suster tolong cek apakah sudah pembukaan 10?" perintah Nearlend sambil menggunakan selop tangganya dan maskernya, kenapa yah gue deg- degan lihat dokter pake masker, gantengnya nambah 2 kali lipat

"Dok, pasien sudah pembukaan 10"

"Baiklah, apa mbak sudah siap?" Tanya Nearlend yang sangat fokus pada pekerjaannya ini

Mbak Retno hanya mengangguk sambil merintih kesakitan

"Mari mbak ikuti aba- aba saya, dalam hitungan ketiga mbak harus mengejan" perintah Nearlend

"Satu, dua, tiga..."

Mbak Retno mengejan keras tangannya meremas bankar yang ditidurinya itu, sedangkan tangannya yang satunya lagi digenggam oleh Naira

Namun tidak ada apa-apa, kini Naira mengemangati mbak Retno agar lebih semangat

"Mbak, Naira tahu mbak itu kuat, ayo mbak ini demi anaknya mbak" kata Naira menyemangati Retno

"Mari mbak kita coba lagi, mbak sudah siap?"

"Satu, dua, tiga"

Dan akhirnya ....

"Wahh, mbak selamat anaknya laki- laki, ganteng lagi" kata Nearlend sambil menggendong anaknya mbak Retno

"Alhamdulillah ya mbak, putranya ganteng banget" kata Naira senang sambil melihat ke arah bayi itu

Naira melihat keringat Nearlend bercucuran deras, mungkin ini akibat kejadian tadi, dengan sigap Naira mengeluarkan sapu
tangganya mengelapkan di dahi pria itu yang dibanjiri keringat

"Makasih ya calon istriku" kata Nearlend yang berhasil membuat Naira berhenti melakukan hal itu

"Eh, gue nggak sengaja sorry" kata Naira datar

Nearlend hanya mengangguk paham, kemudian melanjutkan kegiatannya itu

Naira hanya terdiam, namun kenapa di dalam hatinya merasakan ada yang berbunga-bunga, kenapa dirinya begitu senang dikatakan sebagai calon istri dari dokter itu, apakah ini tanda mau balikan?





NearlendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang