Bab 17 : Oke

6.1K 297 2
                                    

Skip satu minggu kemudian

Beberapa hari yang harus Naira lalui tanpa Nearlend, mungkin perasaan rindunya ini sudah tersimpan menjadi celengan, hehe kayak lagu aja

Dan tunggulah aku disana memecahkan celengan rinduku 🎶

Terdengar alunan musik yang menggema di kamar Naira, memang benar hari ini dia akan menyambut kedatangan Nearlend dari Bandung, dan rencananya dia akan memberikannya kejutan di rumah sakit saat dia sudah pulang.

Memang mungkin Nearlend akan terkejut melihatnya membawa sekotak martabak kesukaannya, dia menyempatkan untuk mampir ke taman kota untuk membeli martabak kesukaannya calon suaminya itu

"Pasti Nearlend seneng banget nih" kata Naira tersenyum ngak jelas

Kang Dadang yang sedang menggoreng martabak terlihat cengingiran nggak jelas melihat Naira tersenyum

"Neng, kok senyum- senyum gitu?" Tanya kang dadang penasaran

"Iya, kang hari ini kan Nearlend pulang, Naira mau kasih kejutan buat dia" kata Naira sambil tersenyum

"Wahh, kedengarannya bagus tuh neng"

"Berapaan kang?" Tanya Naira merogoh uang yang ada di dompetnya

"Biasa neng"

Naira membayarnya lebih mungkin karena rasa senangnya akan bertemu dengan Nearlend

"Neng uangnya lebih" kata kang dadang

"Buat kang dadang aja"

"Wahh, makasih ya neng, semoga kejutannya lancar"

"Amin, ya udah Naira pamit ya kang"

"Hati-hati ya neng"

Naira hanya tersenyum menuju ke arah mobilnya, tidak lupa dia juga menuliskan sebuah ucapan atas kedatangan Nearlend

Naira melaju mobilnya menuju Pranis hospital tempat dimana Nearlend bekerja, Naira melangkahkan kakinya menuju koridor rumah sakit, sebelum dia pergi ke ruangan Nearlend dia memutuskan untuk bertanya kepada seorang resepsionis terlebih dahulu

"Apa Nearlend sudah datang?" Tanya Naira kepada resepsionis itu

"Sudah mbak, dr Nearlend sudah datang dari tadi, dan sekarang beliau ada di ruangannya" sahut resepsionis itu

"Terimakasih, saya menemui Nearlend dulu" kata Naira mengakhiri percakapannya

"Iya mbak" sahut reception itu

Naira menyusuri ruangan Nearlend, terlihat beberapa dokter yang tersenyum kearahnya. Mungkin mereka ikut bahagia melihat Naira tersenyum bahagia.

Naira tepat berhenti di ruangan yang bertuliskan dr. Nearlend Alanda Sp.OG, dan memang benar itu nama lengkap suaminya, eh maksudnya calon suami

Naira sengaja tidak mengetuk pintu ruangan tersebut agar surprise nya berhasil

"Cleck" Naira membuka pintu ruangan tersebut dan apa yang dia lihat, adalah pemandangan seperti apa yang dia alami sepuluh tahun yang lalu, iya Nearlend sedang bermesraan dengan seorang suster yang posisinya sangat romantis

Dasar penghianatan lo Near,ingin gue berkata kasar- by author

"Ohh, jadi ini kelakuan lo di belakang gue?" Kata Naira mengejutkan mereka

"Nai, lo disini?, gue bisa jelasin Nai, lo salah paham" kata Nearlend membela dirinya

"Apa yang salah paham,gue jelas- jelas lihat lo bermesraan dengan wanita ini" kata Naira mendekik

Kemudian Naira mendekat ke arah suster itu dan...

"Plak" suara tamparan yang keras mendarat di pipi suster itu

"Berani- beraninya lo rebut laki orang, bilang dong ke gue,kalo lo suka sama Nearlend, jangan main belakang kayak gini" kata Naira mendekik kesal

Suster itu hanya menunduk memegangi pipinya kesakitan

"Cukup Nai, kenapa lo berani nampar Susi" sahut Nearlend membela suster itu

"Ohh, jadi ini namanya Susi, wanita simpanan Lo" kata Naira sudah kehilangan kendali

"Plakk" sebuah tamparan yang mendarat di pipi Naira

"Lo berani nampar gue Near?, demi wanita ini?" Kata Naira tidak percaya bahwa Nearlend melakukan ini

"Nai, maksud gue nggak gitu" kata Nearlend bersalah dengan apa yang dia lakukan

"Cukup, lo udah nyakitin gue hari ini, oke gue terima penghianatan lo ini, tapi kenapa coba lo mainin perasaan gue, jika ini wanita yang lo cintai, kenapa lo harus sandiwara tentang semua ini, ngapain lo buat kompetisi itu hah?, ngapain lo terima gue, pacarin gue, dan sekarang lo nampar gue demi wanita ini, oke kalo ini yang lo mau, mulai sekarang kita putus" kata Naira mendekik keras dan segera berlari ke arah mobilnya

Terlihat beberapa pasang mata yang menyaksikan pertengkaran mereka, tapi Nearlend tidak peduli yang penting dia bisa berbicara dengan Naira

"Nai, lo salah paham, Naira.." teriak Nearlend sambil mengejar mobil Naira yang melaju kencang

Namun Naira tetap melaju mobilnya, tanpa memikirkan apa yang terjadi

NearlendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang