Bab 36 : Sabar

3.8K 196 1
                                    

Naira yang terlihat panik, kini hanya bisa menemani mbak Retno di ruangan persalinan, memang nama wanita itu adalah Retno Wulandari, saat ditanya oleh suster di bagian administrasi

Setelah beberapa menit tidak ada tanda- tanda dokter yang muncul di ruangan itu, hanya terlihat dua suster yang celingak-celinguk gaje menyiapkan peralatan persalinannya, sedangkan mbak Retno semakin kesakitan

"Aduhh, sakit banget," kata mbak Retno semakin menggerang kesakitan, sedangkan dimana dokter yang menangani hal ini

"Sabar ya Bu, kita tunggu sebentar lagi" kata suster itu dengan lembut

"Mana sih, dokternya, lama banget, kalo gini penanganannya bisa koit nih pasien" kata Naira yang sudah panik dengan nadanya yang ketus itu

"Maaf mbak, kami tidak bisa melakukan apa- apa jika tidak ada yang di perintahkan oleh dokter" sahut suster itu

"Mana ruangannya, biar gue aja yang cari, kalian itu lambat banget kayak siput" kata Naira ketus

"Tapi mbak, dokter masih dalam perjalanannya, sekitar lima sampai sepuluh menit lagi nyampe"

"Gue nggak peduli, tunjukkan dimana ruangannya" kata Naira tetap pada pendiriannya itu

Suster itu hanya pasrah berhadapan dengan wanita keras kepala ini, menunjukkan ruangan dokter yang menangani persalinan itu

"Dari ruangan ini, mbak terus lurus aja, sampai lihat ruangan dokter bertuliskan Sp.OG, disanalah ruangan dokternya"

Naira hanya mengangguk mengerti, kemudian bergegas keluar dari ruangan itu

°°°°°
Di gemerlapnya malam di jalanan ibu kota, Nearlend melaju mobilnya kencang, memang dia adalah dokter yang mendapatkan gelar Sp.OG adalah gelar yang disandang oleh dokter kandungan, yang merupakan kepanjangan dari Spesialis Obstetri & Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan).

Bagi mereka yang menyandang gelar ini mereka harus siap menjalankan semua ini, karena menjadi seorang dokter itu harus bertanggung jawab dan memenuhi sumpahnya kepada dirinya sendiri, yaitu membaktikan hidupnya dalam kepentingan kemanusiaan dalam keadaan apapun, sumpahnya itu aja di laksanakan nih, apalagi janjinya sama pasangannya, wihh pasti selalu ditepatin nih

Memang dokter adalah pacar idaman banget, eahh itu menurut gue yah, gue nggak tahu menurut kalian gimana, karena kita punya pemikiran yang beda guys

Tidak ada yang tahu orang lahiran itu kapan, dimana, sama siapa, namanya aja juga lahiran, nggak mengenal tempat & waktu, bener nggak?

Sekitar lima menit perjalanan akhirnya dia sampai di tempat yang dituju, rumah sakit yang bertuliskan Pranis hospital, dimana dia mengabdikan dirinya sebagai seorang dokter, namun sebelum ke ruangan persalinan dia mengganti pakaiannya di ruangannya itu, ruangan dokter miliknya, yang bertuliskan dr. Nearlend Alanda Sp.OG

°°°°°°°°°

Naira berjalan menyusuri koridor rumah sakit, jalannya begitu cepat, matanya melirik kanan kiri sambil mencari ruangan dokter kandungan itu. Kini tubuhnya sudah sampai di depan pintu ruangan yang bertuliskan nama dokter itu berserta gelarnya, karena namanya terlalu panjang, jadi Naira tidak sempat memperhatikannya, yang penting nama itu bergelar Sp.OG

"Tok,tok,tok" Naira mengetuk pintu ruangan itu, namun alhasil nihil, karena tidak ada orang yang keluar

Dengan paksa Naira mencoba membuka pintu itu

"Brakk" terdengar gubrakan pintu, yang dibuka secara terpaksa oleh seseorang

Terlihat seorang pria tamvan yang sedang memakai jas putihnya itu, sambil mengaitkan masker yang menutupi mulut dan hidungnya itu, dari matanya aja kelihatan ganteng banget, apalagi kalo maskernya itu dibuka, kelihatan deh wajah yang putih, bersih, dan tamvan itu, huh ngayal aja udah senyam-senyum sendiri, apalagi ketemu langsung yah

Dokter itu kaget, melihat seorang wanita yang mendobrak pintunya, dia segera mengalihkan pandangannya menatap wanita itu, dan apakah ini hanya hayalan, kini calon istrinya yang cantik itu berada di dalam ruangannya

"Jadi lo dokternya, lama banget sih ngapain aja disini, apa lo mau lihat mereka mati hah" kata Naira dengan sifat seperti biasanya, ya taulah Naira itu orangnya judes banget

"Sayang, kamu ngapain disini?" Tanya Nearlend terkejut melihat Naira, malam- malam begini dirumah sakit

"Kalo beneran sayang, lo harus ikut gue, gue nggak mau terjadi apa- apa dengan mereka" kata Naira sambil menggenggam tangan Nearlend berlari bersama menuju ruangan persalinan

NearlendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang