Bab 32 : Perhatian

4.7K 220 2
                                    

Naira segera melaju mobilnya dengan kecepatan sedang menyusuri jalanan ibukota yang lumayan sepi, bulan dan bintang yang bersinar terang benderang, seolah- olah menerangi jalan yang mereka lalui berdua

Naira melihat pria yang ada di sampingnya, pria itu terlihat tampan dengan kesadaran yang masih setengah-setengah akibat pengaruh dari minuman itu

"Kenapa sih nasib gue sial banget, kapan mau move on kalo gini terus" gerutu Naira dalam batinnya

Naira kembali fokus menyetir melihat kedepan tanpa disadari pria itu ngehalu ngomong nggak jelas banget

"Naira itu pacar gue, dia itu cinta pertama gue, dan gue adalah calon suaminya, jadi mendingan lo jauhin calon istri gue!!" Kata Nearlend mengacuh dibalik sifat mabuknya itu

"Bisa diem nggak!!!" Bentak Naira

"Hehe, cantik banget calon istri gue" kata Nearlend kembali acuh

Alhasinya gini deh kalo ngomong sama orang mabuk, sahutnya pada ngawur semua

"Yey, papa mertua udah restuin hubungan gue, tinggal seminggu lagi, gue bakalan nikah sama calon istri gue" kata Nearlend kembali ngomong gaje

Karena sudah sampai di depan rumahnya, Naira memutuskan merapikan kemeja yang Nearlend gunakan, pakaianya terlihat sangat berantakan, Naira melihat kancing kemeja itu terbuka dan apa yang dia lihat , terlihat dada bidang Nearlend yang sangat sispack, mana ada wanita yang tahan dengan pemandangan ini, dengan sigap Naira mengaitkan kancing itu kembali

Namun sebelum itu, tangan yang kekar itu mengenggam tangan Naira yang lumayan lembut itu

"Lo mau kan jadi istri gue" kata Nearlend sambil mengecup punggung tangan Naira

"Lepasin Near" kata Naira dengan sigap melepaskan tangannya dari genggaman Nearlend

"Lo tetep disini, jangan kemana-mana" perintah Naira sebelum turun dari mobil

Nearlend hanya mengangguk kayak orang bego, dia hanya senyam senyum gaje di depan Naira

Naira memangil bi Inah untuk membantunya membopong tubuh Nearlend yang lumayan berat itu

Sesampainya di ruangan tamu,terlihat momsky dan papa yang asik bercengkrama entah apa yang mereka ceritakan, karena Naira nggak sekepo itu

"Kok kamu udah pulang, itu Nearlend kenapa?" Tanya momsky yang mulai sewot

"Naira pulang cepat gara - gara dia, nggak punya malu apa, pakek mabuk segala" kata Naira ketus

"Baguslah kalo gitu, kan jadinya kamu nggak kemalaman pulangnya, nggak baik kan kalo cewek pulang larut malam, dan hubungan kalian jadi lebih erat lagi " nasehat momsky di sela- sela keadaan itu

Naira hanya diam, dan kembali membopong Nearlend bersama bi Inah

"Hai mama mertua, eh papa mertua juga ada disini?" Kata Nearlend acuh saat melewati mereka, dia semakin sempoyongan mungkin efek dari minuman itu cukup berat

Mereka membaringkan tubuh Nearlend di kasur Naira, terlihat wajah pria itu tertidur dengan lelap

"Huh, Naira capek banget" gerutu Naira sambil duduk disofa

Sedangkan Lia mendorong kursi roda Revan yang ingin mendengar penjelasan kenapa ini semua terjadi

"Kenapa dia bisa mabuk Nai?" Tanya momsky yang duduk di kasur setelah menyelimuti Nearlend

"Naira juga nggak tahu mom, tiba-tiba dia udah kayak gini" kata Naira jujur

"Jagan- jangan dia mabuk gara-gara kamu Nai" kata Revan mulai nimbrung

"Bisa jadi pa, kan calon menantu kita belum dapet maaf dari putri kesayanganmu ini" goda momsky yang membuat Naira mendengus kesal

"Ihhh, kalian ada-ada aja, mana ada dia mabuk gara-gara Naira" kata Naira santuy

"Ya udah, kalo gitu kamu tidur di kamar mama aja"

"Nggak ma, Naira tidur di sofa ruangan tamu aja" kata Naira santuy

Memang wanita ini kebanyakan santuynya

"Kamu yakin?" Tanya Revan

Naira hanya mengangguk pelan

"Ya udah, mama kekamar dulu" kata Lia sambil mendorong kursi roda Revan

Naira bergegas mengambil bantalnya di sebelah Nearlend tidur, tetapi kenapa wajahnya yang tampan itu membuatnya tertarik lagi

"Kenapa sih lo harus tampan?, Kapan gue move on kalo gini" kata Naira dalam batinnya sambil memandang wajah tampan Nearlend

Gue yakin lo nggak bakalan bisa move on Nai- kata Author sambil ketawa gaje

Diem lo, sok tahu banget - sahut Naira ketus sambil menutup pintunya, bergegas menuju ruangan tamu

NearlendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang