Bab 54 : Harapan

4.4K 219 5
                                    

Nearlend kini mondar-mandir di depan IGD, dia sangat cemas menunggu kabar dari calon istrinya itu, terlihat papanya Aland beserta sahabatnya, siapalagi kalau bukan Ari dan Alzen kini mengarah ke arah pria itu

"Near, bagaimana keadaan Naira?" tanya Ari khawatir

"Dia..." kata Nearlend tidak bisa menjelaskan

"Kenapa ini bisa terjadi Near?" tanya Aland

"Nearlend juga nggak tahu pa" kata pria itu jujur, "Apa wanita itu sudah ditangkap?" tanya Nearlend memastikan wanita pembunuh itu berada di penjara

Harus dong, biar dapet hukuman wanita bgst itu

"Sudah, kamu tenang saja soal itu" kata Aland yang berhasil membuat putranya sedikit tenang

"Papa nggak bakalan tahu kejadian ini kalau nggak ada polisi yang datang" sambung Aland

"Maaf Nearlend nggak sempat bilang, karena keadaan Naira semakin kritis"kata pria itu jujur

Aland mengangguk paham dengan keadaan putranya saat itu

Dan terlihatlah keluarga Naira alias momsky and papsky nya yang terlihat sangat khawatir menghampiri mereka

Ya, iyalah putrinya

"Dimana Naira?" tanya Lia khawatir

"Di sana tante, maafin kita tante nggak bisa jagain Naira" kata Ari terlihat bersalah, memang wanita itu yang mengajaknya ke pesta, ya jelas merasa bersalah

"Maafin Nearlend juga om, tante, nggak bisa jaga putri kalian" kata abang dokter gue meminta maaf

"Semua ini bukan kesalahan kalian, ini kesalahan saya, andaikan saja dulu saya tidak berhubungan dengan wanita jahat itu, mungkin keadaannya tidak akan begini" kata Revan papsky Naira menyadari kesalahannya

Ya jelas lah, kalo nggak ada wanita jalang itu masalahnya nggak mungkin begini

"Gue bakalan buat dia penjara seumur hidupnya, karena berani-beraninya mencoba membunuh calon menantu gue" kata Aland dengan tegas

Ini loh yang paling gue suka dari papa mertua, tegas, pembela kebenaran

Azekk

"Terimakasih Land, lo bantuin masalah gue" kata Revan kepada sahabatnya itu

Mereka menganguk setuju dengan saran yang Aland berikan, memang wanita itu kurang ajar banget, udah rebut harta papanya sekarang malah bunuh anaknya, dimana perikemanusiaannya hah, nggak ada samsek, kasihan sekarang wanita judes itu harus berjuang mempertahankan hidupnya, semoga aja keadaannya semakin membaik

Setelah beberapa jam mereka menunggu dan akhirnya dokter keluar dari ruangan operasi

"Dok, bagaimana keadaan istri saya?" tanya abang dokter

Memang Nearlend selalu memanggil Naira dengan sebutan istrinya, padahal belum nikah, memang bandel banget nih abang dokter gue

"Hmm, kami sudah melakukan yang semaksimal mungkin namun..." kata dokter itu terlihat sedih

Nggak, nggak mungkin Naira meninggal, ini nggak boleh terjadi, cerita gue nggak boleh ending secepat ini

"Kenapa dok?" tanya Nearlend penasaran

"Istri anda mengalami koma, karena keadaannya yang sangat kritis itu, mungkin hanya sekitar 10% saja untuk peluang tersadar kembali, namun kalau tidak.." kata dokter yang terpenggal akibat cerocos abang gue

"Baiklah, dokter terimakasih" kata abang Nearlend dengan sikapnya yang optimis

Meskipun hanya 10% Naira akan pulih, namun Nearlend sangat senang karena di angka 90% dari 100% masih tersisa 10%, berarti masih ada harapan

Hmm, belibet banget ya, nggak ngerti deh gue sama persen- persen gituan

Lanjut gess bacanya

••••••

Next month

Hampir sebulan Naira koma terbaring lemas tak sadarkan diri, sedang pria itu selalu menantikannya dengan sabar, memang selama Naira dirawat di rumah sakit ini, sebelum Nearlend bekerja memeriksa pasiennya, dia selalu menengok calon istrinya itu, berharap wanita itu akan sadar, pulih kembali, namun dia masih melihat wanita itu tidur lelap di bankarnya

Terlihatlah momsky alias mama mertua yang duduk di sofa sudah stay menunggu putrinya siuman

"Asamulaikum tante" sapa Nearlend yang selalu begitu setiap mengunjungi calon istrinya

"Walaikumsalam Near" sahut momsky sambil tersenyum kepada menantu idamannya

"Apa Naira belum sadar?" tanyanya

"Belum" kata wanita itu terdengar lemah, "Tante mau ngomong sama kamu" sambungnya

"Kenapa tante?"

"Bagaimana kalau kamu sudahi hubungan kalian, dan mencari wanita lain buat dinikahi, tante nggak yakin kalau Naira bakalan..." kata momsky sambil melihat ke arah bankar wanita yang terbaring itu

Oh my God, kenapa momsky bilang gitu, nggak lihat apa perjuangan abang dokter gue

"Nggak tante, Naira pasti selamat, Nearlend akan tunggu sampai siuman, berapapun lamanya, saya akan tetap menunggu Naira" kata pria itu optimis

Kurang apa lagi abangku ini, udah sabar, setia, tajir, dokter lagi, memang menantu idaman gezz

Lia hanya tersenyum melihat tekad calon menantunya itu, sangatlah optimis

Nearlend menuju ke arah bankar wanita itu, terlihat Naira tertidur sangat lepas, tapi nggak mati ya, namanya juga koma, pria itu menggengam tangan wanita itu yang terpasang infus

"Nai, gue mohon bangun, demi masa depan kita" kata pria itu memegang tangan calon istrinya yang lemah itu

"Gue nggak mau kehilangan lo lagi Nai, dan jangan pernah lo tinggalin gue lagi" kata pria itu sambil mencium tangan wanita yang terpasang infus itu

Dia selalu berharap sebuah keajaiban datang, menyadarkan Naira, namun memang hari ini Tuhan memberkatinya, tangan wanita itu sedikit bergerak, dan mulai mengerjapkan matanya, sedikit demi sedikit

"Near-lend" kata Naira lemah

"Naira" kata abang dokter kaget
"Tante, Naira sudah siuman" sambung pria itu sangat senang mengabari mama mertuanya

Ya, iyalah orang yang dicintainya hidup lagi, yey gue seneng gess

Momsky beranjak dan melihat ke arah bankar, dan benar ternyata dia sudah siuman, dia sangat senang melihat itu

"Auhh" ringis wanita itu saat ingin bangun untuk duduk, namun perutnya terasa sakit

"Kamu tetep tidur aja ya sayang, luka kamu belum pulih" kata momsky lembut

Wanita itu hanya mengangguk menuruti kata-kata momsky nya

"Ya udah, aku panggil dokter dulu ya" kata pria itu

Momsky hanya mengangguk, dan tersenyum melihat pria itu

Bukanya abang Nearlend itu dokter?, Iya sih tapi kan doctor obgyn alias doctor candungan, bukan gadungan ya, hehe:)

Setelah dokter selesai memeriksa Naira dan menyatakan bahwa wanita itu bisa pulang dalam waktu tiga hari lagi

Naira menatap pria itu yang terlihat sangat senang tersenyum ke arahnya

"Makasih Near" kata wanita itu sambil tersenyum

"Gue yang harusnya bilang makasih Nai" kata pria itu tersenyum senang

Akhirnya penantian abang doctor gue nggak sia-sia

NearlendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang