Bab 53 : Miris

4.7K 226 13
                                    

Inilah acara yang paling ditunggu-tunggu oleh para tamu undangan, acara yang terakhir yaitu party mask

Naira mengambil topeng yang telah disediakan disana, dia mengambil topeng berwarna hitam, yang terlihat sangat elegan, dia melihat sahabatnya berdansa dengan suami tercintanya, sedangkan dirinya hanya bisa duduk sambil memainkan handphonenya, memang ginilah nasib jomvlo gess

Oh kasihan, oh kasihan, aduh kasihan

Nearlend melihat sekeliling, dia mencari wanitanya, siapa lagi kalo bukan wanita judes itu, hmm, sebenarnya author kasihan sama abang dokter yang sangat mencintai wanita itu

Pria itu melihat Naira duduk sendirian dan memutuskan untuk menghampirinya, meskipun wanita itu sudah memakai topeng, namun Nearlend bisa mengenalnya, masak pernah pacaran tapi nggak inget samsek, kecuali pura-pura lupa

"Maukah kau berdansa denganku?" kata abang Nearlend-ku yang memakai topeng navy itu

Gak papa lah bahasanya aku, kamu gitu, biar dikira orang lain gess

Naira sempat memikirkan hal itu, dia mengangguk, lalu menerima tawaran pria itu untuk berdansa

Ya, lumayan lah, dansa sama orang baru, dari pada diem nggak jelas disana-batinnya

"Kau sangat cantik malam ini" puji Nearlend dengan nada suara yang berbeda, bahkan wanita itu tidak mengenali suaranya

"Darimana kau tahu, bahkan kamu tidak pernah melihat wajahku?" tanya Naira lembut

"Dari matamu itu, dan aku tahu, kau wanita yang sangat cantik" kata pria itu yang berhasil membuat hatinya dag, dig,dug, ser

Siapa coba yang ngak baper dirayu sama bualan manis gito, langsung baper ditempat akoh

*Sumpah, authornya nggak terlalu pandai buat kalimat formal pake aku, kamu gitu, jadinya dimaklumi ya*

"Maaf aku tidak pandai berdansa?" kata Naira malu-malu gaje

Huh biasan aja lah, pasti sama abang dokter ku

"Hmm, tidak papa yang penting aku bisa bersama dengan wanita yang aku cintai" kata pria itu

"Maksudmu?" tanya Naira tidak mengerti

"Iya, berdansa dengan calon istriku" sahut pria itu sambil tersenyum

Kayaknya gue tahu pemilik suara itu, siapa lagi kalo bukan... batinnya curiga

"Lepasin gue Near!!" kata Naira melepaskan dirinya dari pegangan abang Nearlend gue, kemudian wanita itu berlari, nggak tahu kemana

Berarti nggak sia-sia authornya nulis cerita dari dodol sampai sekarang, ternyata wanita itu masih ingat dengan suara pria itu, hmm baguslah

"Nai, lo mau kemana?" tanya pria itu menyusul Naira berlari

Nearlend mencari wanita itu di pesta, namun kali ini kemana calon istrinya pergi, dia tahu wanita itu kesini bersama sahabatnya dan tidak mungkin pulang sendiri di jam semalam ini, abang dokter gue memutuskan untuk mencari wanita itu bersama ajudan papanya

Apa mungkin Naira sudah berubah ya, jadi pembantu lagi, kayak di pilem Cinderella gitu, kalo udah jam 12 malem, berubah jadi pembantu lagi, dan mungkin abang Nearlend-ku akan menemukan sepatu kaca gess

Tapi dicerita ini nggak mungkin gitulah, jadi jangan ngarep, hehe

*****
Taman belakang acara

Naira merasa kecewa, hari ini harga dirinya hilang begitu saja, kenapa pria itu menjebaknya, apakah dia ingin mempermainkannya di hari ini, Naira memilih duduk di bangku taman itu sendirian

Bukan menjebak sih, cuman perasaan wanita itu aja kali

"Hmm, jadi kamu disini juga?" tanya seorang wanita dengan nada sinisnya

Naira menoleh ke arah suara itu dan terlihat, seorang wanita seumuran momsky, yang pakaian mewah melekat ditubuhnya

"Lo!, kenapa lo ada disini hah?!!" teriak Naira dengan menatap benci kepada wanita itu, wanita yang telah menghancurkan keluarganya, siapa lagi kalau bukan wanita jalang alias pelakor perebut ayah orang, yang telah mengambil kebahagiaan Naira pada saat itu

Btw kalian udah baca kan cerita gue, di bagian flashback itu, hmm wanita itu adalah Rena selikuhan papsky pada waktu itu

"Bagaimana keadaan papa kamu yang lumpuh itu, apa dia sudah mati?" kata wanita iblis itu

"Saya dengar dia sudah balikan dengan mantan istrinya lagi" sambungnya lagi

"Kenapa lo urusin hidup gue hah?, belum puas hancurin hidup gue?, ngambil harta dan perusahaan papa gue" kata Naira dengan nada memekik, memang harus dikasarin kalo ngomong sama pelakor

Sorry author kebawa esmosi

"Hmm, bukan begitu sayang, tenang saja, saya tidak ingin itu" kata wanita itu sambil menyentuh pipi lembut Naira

"Lepasin, jangan sentuh gue dengan tangan kotor lo itu, katakan apa yang lo lakuin disini?" tanya Naira to the point

"Hmm, saya hanya ingin melihat kamu menderita, saya ingin melihat keluarga kalian menangis, saya tidak suka melihat Revan bahagia dengan keluarga lamanya lagi" kata Rena terdengar marah

"Sekarang pergi dari hadapan gue!!!" bentak Naira dengan nada mengusir

"Cekk" suara pisau menembus sesuatu

"Ahkrhh!!!" Naira meringis kesakitan pisau perempuan itu menancap di perutnya

Dasar wanita licik, beraninya main ditempat sepi aja

"Saya tidak akan pergi Naira cantik, mungkin kamu yang akan pergi dari dunia ini, dan saya akan senang melihat Revan menderita melihat putrinya meninggal besok" kata perempuan itu sambil tertawa

Kalo gue ada disana sudah gue bunuh tuh wanita pelakor, tapi kenapa nggak ada orang yang lihat cobak, abang dokterku kau dimana?

Disisi lain Nearlend bersama ajudannya, kini mencari Naira, dia sudah mencari keseluruh tempat namun tidak ditemukan, dan akhirnya dia mencoba mencarinya ketaman belakang acara, namun dia melihat Naira pingsan tergeletak dengan pisau menancap di perutnya, sedangkan seorang wanita yang tertawa melihat itu

"Naira!!!" teriak Nearlend berlari menghampiri wanita itu

Haha, mati lo kini wanita jalang, abang gue sudah datang

Terlihat Rena yang panik, karena ada seseorang melihatnya, dia memutuskan langsung berlari secepatnya

"Ajudan tangkap wanita pembunuh itu sampai dapat!!!" teriak Nearlend sekuat- kuatnya

Dia segera mengambil pisau yang berlumuran darah itu yang masih tertancap di perut Naira

"Nai, gue mohon bertahanlah, demi masa depan kita" kata Nearlend yang membopong tubuh Naira menuju mobilnya

Gue juga nggak mau lo mati Nai, nanti cerita gue ending lagi

Semua para tamu undangan tidak mengetahui kejadian itu, Nearlend segera melaju mobilnya menuju rumah sakit, agar calon istrinya bisa selamat

Akhirnya beberapa menit dia sampai di rumah sakit, dan disana sudah ada bankar yang disiapkan, dia segera membaringkan Naira yang keadaannya sangat kritis itu

"Nai gue mohon, jangan tinggalin gue" kata pria itu sangat khawatir, terus menggenggam tangan wanita itu sambil berlari menuju arah IGD

••••••
Maafkeun banyak typo-nya, karena belum aku revisi

Btw kalian sukanya happy ending atau sad ending?, Coment ya:)

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?, Apa Naira meninggal lalu ceritanya ending, hmm author nggak tahu guys, tunggu di next part

See you;)

NearlendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang