Bab 31 : Bersamanya

4.8K 225 0
                                    

Naira yang terdiam duduk ditemani Berli si pria banci itu, melihat ribuan orang yang sedang bersalaman mengucapkan selamat untuk sahabatnya itu

"Ber, lo percaya nggak, kalo dapat bunga yang dilempar pengantin itu, bakalan cepet nikah?" Tanya Naira ragu

"Kalo gue sih yakin Nai, biasanya yang dapat bakalan beberapa bulan setelahnya bakalan nikah sama pasangannya" sahut Berli yakin

"Untung gue nggak punya pacar"

"Tapi yang lebih akuratnya lagi, jika lo nangkep bunga itu bersama dengan pria, kemungkinan pria itu bakalan jadi suami lo" kata Berli yang membuat Naira teringat dengan sesuatu

Whatt, jadi dia bakalan jadi suami gue dong, kan gue nangkepnya bareng sama dia- pikir Naira dalam batinnya

Eits kok bisa sampe kepikiran kesana - Naira mulai tersadar

"Inget undang gue kalo nanti lo beneran nikah" goda pria banci itu

"Hiya- hiya Berli bencong cantik que" kata Naira sedikit alay

°°°°°°
Hari mulai berganti menjadi malam, terlihat bulan yang bersinar terang benderang, sayup- sayup udara dingin mulai menyelimuti, udara dingin itu mulai menusuk tulang setiap insan yang berada di luar ruangan, Naira memutuskan untuk pulang, namun sebelum itu dia memberikan ucapan selamat kepada sahabat itu

"Selamat ya, atas pernikahan kalian, gue doain kalian langgeng sampai kakek nenek" kata Naira tersenyum senang sambil menyalami kedua pengantin baru itu

"Makasih ya Nai" sahut Alzen suami dari sahabatnya itu

"Makasih ya sahabat que yang paling cuantiq, kita doain lo cepat nyusul" goda Ari sahabatnya itu

"Pacar aja nggak punya, lo mau suruh gue nikah sama batu"

"Kan ada abang Nearlend, ya kan Zen" kata Ari yang sangat senang menggoda sahabatnya ini

"Ya dong, sayang, cepetan gih nikah sama sahabat gue, lihat tuh dia sampai mabuk gitu mikirin lo" kata Alzen melihat pria yang sedang meminum banyak wine yang ada didepannya

"Apa Nearlend mabuk?" kata Naira tidak percaya

"Lo lihat aja tuh" kata Ari sambil menunjuk Nearlend yang sedang sibuk dengan gelas wine nya

"Ajak pulang gih pacar lo itu" sambung Ari yang melihat Naira bengong melihat ke arah Nearlend

"Kenapa harus gue?, dia nggak ada hubungan sama gue kali" tolak Naira

"Lo kan pacarnya, masak nggak peduli sama pacarnya" pinta Ari

"Nai, tolong ya, biarin Nearlend nginep di rumah lo" pinta Alzen kepada Naira

"Whatt, nginep?, Dia kan bawa mobil dan bisa pulang sendiri, ngapain harus gue?" sahut Naira dengan sigap menolak hal itu

"Nai, rumahnya Nearlend jauh dari sini, dan rumah lo kan lumayan deket, dan gue nggak bisa nganter dia pulang, Lo lihat kan undangannya banyak banget" kata Alzen sambil melihat tamu undangan yang masih ramai

"Siapa suruh ngundang banyak orang, kan jadi sibuk sendiri" kata Naira ketus

Mereka hanya diam dan kalah jika sifat judes wanita ini mulai muncul

"Nai, jangan gitu dong, bantuin kek, sahabat lo ini, kan mama sama papa lo udah restuin hubungan lo sama Nearlend, jadi wajar aja jika Nearlend nginep disana" pinta sahabatnya ini, melihat dari matanya seperti sangat ingin permintaannya itu dikabulkan

Tapi dia itu mantan Ri, apa kata dunia kalo gue ngajak mantan ke rumah - pekik Naira dalam batinnya

"Ya udah, gue mau ngajak dia pulang" kata Naira mulai luluh melihat wajah sahabatnya itu

"Thanks ya Nai, gue nggak akan pernah lupain bantuan lo ini" sahut Ari senang

"Gue pamit bye" kata Naira mulai beranjak menuju ke arah Nearlend

"Hati- hati ya Nai" sahut mereka tersenyum senang, memang mereka ingin mendekatkan pasangan yang mengalami kesalahan pahaman itu

°°°°°°
Naira mendekatkan langkahnya menuju ke stand minuman, memang disana memang tersedia berbagai minuman beralkohol, sedangkan Naira tidak pernah menyangka, kenapa seorang dokter yang tahu banyak tentang kesehatan malah melakukan hal seperti ini

"Tambah lagi bos" kata Nearlend setengah sadar menyodorkan gelasnya

"Tapi bang, lo kan udah hampir minum 10 gelas, nanti lo bisa mabuk berat" kata bartender muda itu

"Nggak peduli, yang penting Naira kembali jadi pacar gue" kata Nearlend mengacuh

"Stop, kasih dia minum, lo nggak lihat dia undah mabuk kayak gini" kata Naira kesal melihat kelakuan Nearlend itu

"Tapi mbak, dia..."

"Nai, ini lo kan, gue sayang banget sama lo, lo mau kan jadi istri gue" kata Nearlend mulai mengacuh akibat terlalu banyak wine yang diminumnya

"Mas, bantuin gue bawa orang ini ke mobil" pinta Naira ketus

Pria itu hanya mengangguk membantu Naira membopong tubuh Nearlend yang lumayan berat itu

"Mbak kenapa bisa gini sih pacarnya?" Tanya pria itu

"Gue bukan pacarnya mas"sahut Naira yang membuka pintu mobilnya

"Tapi kayaknya dia cinta banget sama mbak"

"Pergi lo, jangan deketin Naira lagi dia itu calon istri gue, cuma gue yang punya Naira" kata Nearlend yang semakin tidak waras

"Makasih ya mas, udah bantuin" kata Naira

"Iya mbak sama-sama" kata pria bartender itu menggeleng- gelengkan kepalanya melihat pasangan seperti itu

NearlendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang