Bab 33 : Again

4.6K 216 1
                                    

Pagi- pagi buta Naira dan bi inah sudah berada di dapur melakukan aktivitas rutinnya. Memang jika weekend Naira akan memasak sarapan sebelum joging, karena sarapan itu sangat penting guys, meskipun kita sedang diet, kalian tahu kan rasanya kalo baru bangun tidur itu, saat tidur tubuh kita itu seperti puasa, jadi tubuh itu perlu energi yang baru agar bisa lebih fit lagi menjalani hari-hari yang lebih cerah lagi

Eahh, mantep kan ceramahanya author

"Mmm, kayaknya enak tuh" terdengar suara momsky yang baru memasuki dapur

"Pasti dong mom, siapa dulu yang masak" sahut Naira bangga

"Bi, tinggal di tambah bawang goreng aja ya" perintah Naira melihat masakannya mulai matang

"Iya non" sahut bi Inah nurut

"Kayaknya udah cocok nih jadi menantu idaman" sindir momsky dengan kode kerasnya

"Memang lah, Naira kan emang idaman" kata Naira percaya diri

Siapa sih yang nggak mau sama Naira, udah cantik, wanita karier, pintar bergaul, pintar masak, kurang apalagi wanita ini

Nearlend terbangun mulai mengerjapkan matanya, menggeliat di atas kasur yang bukan miliknya, kini pandangannya melihat seisi kamar yang berdesain minimalis itu, terlihat sebuah foto cantik yang tersenyum manis bahagia ke arahnya, siapalagi kalau bukan pemilik kamar ini

Nearlend tersenyum melihat foto wanita itu, tapi kenapa kini kepalanya terasa sangat sakit, dan kenapa perutnya tiba-tiba terasa mual

Dengan langkah sigap Nearlend bergegas menuju kamar mandi yang berada di kamar wanita tersebut untuk mengeluarkan segala uneg-unegnya, Nearlend merasakan jalannya masih sempoyongan mungkin ini akibat terlalu banyak meminum minuman beralkohol itu

Mereka yang sibuk memasak di dapur, dikagetkan dengan suara muntahan dari seseorang yang berasal dari arah kamar Naira

"Nearlend" kata Naira khawatir dengan apa yang terjadi pada pria itu

Naira segera membuatkannya air lemon, terlihat momsky dan bi Inah yang menggeleng gelengkan kepala melihat kelakuan putrinya itu

Katanya mantan kok perhatian

Naira bergegas melihat ke kamarnya untuk mengecek keadaan pria itu saat ini, dia melihat Nearlend kini sangat lemas mungkin karena apa yang dialaminya tadi

"Near, lo nggak papa kan?" Tanya Naira khawatir

Wajah pucat dan lemas itu hanya menatapnya seolah tidak baik- baik saja

"Near minum dulu, biar lebih baikan" kata Naira perhatian sambil memberikan air lemon untuk Nearlend

Gue mau kok sakit gini, kalau hal ini yang buat lo perhatian ke gue- kata Nearlend dalam batinnya sambil tersenyum melihat Naira

"Makasih ya Nai, maafin gue jika kemarin ngerepotin lo" kata Nearlend sambil menatap Naira

"Iya gue maklum, karena keadaan lo itu, gue nggak nyangka lo pakek acara mabuk segala, padahal lo itu kan dokter, jadinya tahulah tentang kesehatan, dan akibat dari minuman beralkohol itu" sambung Naira kayak nyeramahin anaknya aja

Gue mabuk karena lo Nai- kata Nearlend dalam batinnya

"Kan dokter juga manusia Nai, lo tahu kan sifat manusia itu seperti apa" sahut Nearlend membela dirinya

"Tapi malu- maluin tau nggak, kemarin lo ngomongnya ngacuh banget"

"Jadi kemarin gue ngomong apa?" Kata Nearlend penasaran

"Lo cinta sama gue"

"Kan emang bener, gue memang cinta sama lo Nai" kata Nearlend yang membuatnya Naira terdiam

Apakah wanita ini belum bisa memaafkannya, tetapi kenapa wanita ini sangat perhatian kepadanya

"Nai, apa lo udah maafin gue?" Tanya Nearlend menatap mata pekat itu

"Soory Near, gue belum bisa" sahut Naira dengan nada datarnya

Nearlend hanya mengangguk paham, mungkin ini hanya perlu waktu untuk itu

"Ekhmm" suara deheman dari arah pintu, yang membuat mereka tersadar dari lamunannya itu

"Eh, mama gangu ya?" Tanya momsky celingak- celinguk nggak jelas

"Near, apa kamu udah baikan?" Tanya momsky menghampiri Nearlend

"Alhamdulillah tante, udah mendingan berkat putri tante yang cantik ini" kata Nearlend kembali menggoda Naira

"Apaan sih lo" sahut Naira dengan wajahnya kembali judes

"Udah- udah, mendingan kita sarapan, papa udah nunggu di bawah, kamu juga ikut ya Near" ajak Lia kepada Nearlend

"Siap tante" sahut Nearlend senang, lumayan kan bisa ngobrol sama kedua calon mertua

Mereka berjalan bersama menuruni tangga, terlihat Nearlend yang berjalan sempoyongan mungkin kepalanya masih sakit

"Kepala lo masih sakit?" Tanya Naira yang berada di sampingnya

"Dikit" sahut Nearlend sambil memegangi kepalanya

"Sini gue bantuin" kata Naira sambil memegang tangan Nearlend menuruni tangga

Gue paling suka kalo lo perhatian kayak gini Nai- kata Nearlend dalam batinnya dengan penuh senyuman di wajahnya



NearlendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang