Bab 16 : Nyaman

6.7K 302 3
                                    

Setelah beberapa minggu menjalankan hubungan dengan Nearlend, Naira merasa nyaman bersama dengan Nearlend. Mungkin hubungannya akan berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi lagi

Hari ini Naira sangat lelah dikarenakan harus mengambil pekerjaannya yang satunya lagi, yaitu sebagai dosen. Memang dari dulu Naira pernah bercita-cita jadi guru, namun karena kepintarannya yang melebihi guru, dia memutuskan menjadi seorang dosen di sebuah universitas ternama di Jakarta.

Meskipun sangat lelah dia sangat menyukai pekerjaannya itu, memang di tempat Naira mengajar adalah universitas yang khusus untuk bagi orang yang kuliah sambil kerja, dan waktu kuliah di malam hari yang membuatnya bisa mewujudkan cita-citanya itu, namun Naira hanya bisa mengajar di hari kamis dan jumat saja karena harus menyelesaikan pekerjaannya di hari sebelumnya

Setelah selesai mengajar Naira memutuskan untuk pulang, sebelum dia memutuskan untuk pulang dia mengecek handphonenya dan terlihat 10 panggilan tak terjawab dari Nearlend

10 missed calls from Nearlend

Naira segera menghubungi Nearlend, mungkin ada sesuatu yang penting

"Halo, Near, ada apa?" Tanya Naira

"Nai, lo bisa ketaman nggak sebentar aja, ada yang mau gue bicarakan" sahut Nearlend di seberang

"Oke gue otw sekarang" sambung Naira

"Gue tunggu Nai" sahut Nearlend di seberang

Naira melaju mobilnya santuy dengan kecepatan sedang, jalanan yang cukup lenggang di malam hari membuatnya lebih cepat sampai ke taman kota

Taman kota yang cukup ramai dikunjungi oleh beberapa pasang pasangan yang saling mencintai, mungkin dirinya juga

Gue juga belum tahu, apa Naira udah cinta ya sama Nearlend, karena gue nggak pernah dengar dia bilang sayang, cuman Nearlend aja- by author

Terlihat Nearlend yang sedang duduk di kursi taman sendirian sambil menunggu pesanan martabaknya yang masih di buat oleh kang dadang
Naira melangkahkan kakinya menuju kursi taman yang diduduki oleh Nearlend

"Sorry, gue lama, lo udah dari tadi ya?" Kata Naira meminta maaf

"Oh ya, nggk papa, kebetulan gue lagi beli martabak"

"Lo suka martabak?" Tanya Naira

"Iya, suka banget dan kang dadang adalah langganan gue"

Martabak yang dipesan oleh Nearlend sudah selesai, Nearlend bangkit dari tempat duduknya

"Berapaan kang?" Tanya Nearlend

"Seperti biasa den"

Nearlend mengeluarkan lembaran hijau di dompetnya

"Terimakasih den"

"Iya kang"

"Ngomong-ngomong ini pacarnya den, cantik bener ?" Tanya kang Dadang sambil memuji Naira, dan wanita itu hanya tersenyum mendengar hal itu

"Bukan pacar saya kang" sahut Nearlend menjawab pertanyaan kang dadang

Jadi hubungan kita selama ini, lo anggap apa Near?- kata Naira dalam batinnya sambil memunculkan wajah datarnya

"Tapi calon istri saya" lanjut Nearlend sambil cengingiran nggak jelas

"Apa bedanya atuh" kata kang dadang

"Kalo pacaran,nggak kunjungan nikah, kalo calon istri langsung nikah" kata Nearlend sambil tersenyum melihat pipi Naira yang mulai memerah

"Hehe, den Nearlend bisa aja" sahut kang dadang

"Mari kang saya kesana dulu" kata Nearlend beranjak mengajak Naira ke bangku paling pojok ditaman

Kenapa ya, kalo orang pacaran itu selalu duduk di tempat yang mojok, biar apa coba?

Mereka mulai menikmati martabak buatan kang Dadang yang sangat disukai oleh Nearlend

"Lo suka banget ya sama martabak?"

"Iya ini makanan kesukaan gue, dari kecil, lo mau nyoba?" tawar Nearlend memberikan sepotong martabaknya dan menyuapi martabak ke dalam mulutnya Naira

Memang Nearlend itu orangnya romantis banget

"Enak banget Near, beneran lo suka" kata Naira setelah memakan itu

"Tapi, gue lebih sukanya sama lo"kata Nearlend tersenyum ke arah Naira

"Ihh, gombal gih" sahut Naira sambil tersenyum malu

"Nai, gue mau bilang seminggu kedepan gue mau ke Bandung, untuk sosialisasi tentang kesehatan reproduksi disana"

"Nggak papa kan gue tinggal?" sambungnya

Jadi kita bakalan LDR an gitu?- kata Naira dalam batinnya

"Nggak kok, lo kan ada niat baik untuk mereka" sahut Naira sambil tersenyum

"Makasih ya Nai, udah selalu ngedukung cita-cita gue"

"Sama- sama Near"

"Tapi sebelum itu..." Nearlend merogoh kantong celananya mengambil kotak beludru kecil berwarna merah

"Ini untuk Lo" katanya sambil memberikan isi dari kotak beludru itu

"Kalung?, Buat gue?" Tanya Naira melihat kalung emas berliontin membentuk huruf N

"Iya, untuk istri gue yang bernama Naira" kata Nearlend sambil tersenyum

Memang Nearlend itu keras kepala banget, sudah dibilang berkali-kali tetep aja bilang Naira itu istrinya, padahal belum nikah

Nearlend memasangkan kalung itu dileher Naira, terlihat sangat pas dan dia sangat cantik memakainya

"Makasih ya Near, gue suka banget" kata Naira tersenyum ke arahnya

Nearlend tersenyum bahagia karena wanita ini sangat menyukai pilihannya

NearlendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang