Bab 29 : Calon

4.8K 222 2
                                    

Hari yang paling ditunggu seseorang perempuan lajang dan cukup umur adalah hari pernikahan, dimana pertayaan tentang itu akan berakhir setelah mereka melakukan akad pernikahan

Hari ini Naira tampak cantik dengan kebaya pink, beriaskan payet yang mengelilingi sekitar kebayanya, sangat cantik baju yang dipilihkan oleh momsky nya, Naira memakai soft make up yang berkesan natural yang sangat cocok untuk wajahnya, memang hari ini adalah hari pernikahan sahabatnya, dan dia harus menampilkan yang terbaik untuk sahabatnya ini

Setelah selesai berhias, Naira memutuskan untuk menghampirinya di ruangan rias, terlihat Ari sahabatnya itu sangat cantik yang sedang di rias oleh tatanan rias seorang pria banci

"Wahh, cantik banget sahabat gue" kata Naira sambil memuji sahabatnya ini

"Ini lo Nai?' tanya Ari tidak percaya dengan wanita yang berada di depannya

"Pake lupa segala nih orang, umur lo berapaan sih?" Tanya Naira kepada sahabat yang tidak mengenalinya ini

"Gue nggak percaya ini lo Nai, cantik banget sumpah, iya kan Li" kata Ari memuji Naira bersama pria banci yang bernama Berli ini

"Iya jeng, sahabatnya cantik banget, pasti ada orang special di hari ini ya?" tanya Berli pria banci tata rias itu

"Ehh, enggak kok, kan hari ini pernikahan sahabat gue, jadinya harus cantik dungs" kata Naira percaya diri

"Kirain cantik- cantik gini buat abang Nearlend semakin kepincut sama lo" kata Ari sambil bercanda

"Nearlend yang dokter ganteng pewaris Aland Crop itu jeng,waah beruntung banget sih mbak Naira ini" kata Berli dengan gaya bencongnya

"Ngapain sih ngungkit- ngungkit mantan, kapan move on nya coba kalo gini" gerutu Naira

"Gue tahu Nai, lo masih cinta sama si doi, jangan malu- malu gitu dungs" goda Ari yang membuatnya semakin kesal

"Jangan - jangan nanti ada berita pewaris Aland Crop menikahi mantannya, kan nggak level mbak e, mendingan balikan gih sama abang Nearlend" kata si Berli pria banci yang sewotnya selangit

"Diem lo, lo nggak tahu masalah gue sama dia" kata Naira judesnya minta ampun

"Jangan judes gitu dong mbak e, nanti abang Nearlend makin cinta lo" goda di Berli yang mulai ikut campur

"Bodo ah gue, ngomong sama kalian" kata Naira merajuk meninggalkan mereka

Memang Naira selalu begitu jika lawan bicaranya tidak sepadan, dan jadinya gitulah di tinggal

Naira melangkahkan kakinya menuju taman yang sudah dipenuhi dengan lautan manusia, memang calon dari sahabatnya ini adalah CEO yang sangat kaya dan beginilah jadinya undangannya hampir melebihi kapasitas

"NAIRA!!!" teriak dua wanita yang berada di depannya

Naira melihat ke arahnya mengingat- ngingat wajahnya temannya yang kini tampak berubah menjadi tembem, semakin berisi

"Nai, judes amat sih lo sekarang mentang- mentang sukses, sampe lupa sama kita- kita" kata Shalika menghampiri Naira

"Iya, Sha, lo berubah banget sekarang Nai, makin cantik" kata Zerika memuji sahabatnya ini

"Ahh, kalian bisa aja, gue emang cantik dari dulu kali" kata Naira percaya diri

Memang mereka adalah sahabatnya Naira saat SMA, tetapi setelah berapa lama tidak bertemu jadinya berubah gini deh, kayak babi

"Kalian berdua kesini?" Tanya Naira

"Nggak tuh sama mereka" sahut Zerika sambil melihat dua pria se-usianya berjalan ke arah mereka

"Hai gue Sheon, suaminya Shalika"

"Gue Zayn, suaminya Zerika" kata kedua pria ganteng itu mengenalkan dirinya

"Gue Naira" sahut Naira sambil tersenyum

"Mana suami lo?" Tanya Shalika langsung ngegas

Memang jika wanita sudah berumur, meskipun dengan sahabatnya pun di buntuti dengan pertanyaan yang sama

"Gue belum nikah" kata Naira santuy

"Apa lo belum nikah?, Lihat kita- kita aja hampir punya anak dua, jadi kapan lo nikah?" Tanya Zerika

"Nggak tahu, calonnya aja belum ada" kata Naira santuy

"BOHONG!!!" teriak pria di belakangnya

Mereka semua menoleh pria yang berjalan ke arahnya, dan siapa lagi kalo bukan...

"Kenalin gue Nearlend calon suaminya Naira" kata Nearlend dengan percaya diri mengatakan hal itu di depan teman-temannya Naira

"Katanya nggak punya, jadi ini siapa?"tanya sahabatnya berdua

"Memang Naira malu kalo pacaran sama gue, mungkin semua orang akan iri dengan hubungan kita" kata Nearlend yang urat malunya sudah putus

Pengen gue lempar lo ke got depan Near, untung gue masih punya malu- kata Naira kesal dalam batinnya

"Lo bisa diem nggak" kata Naira yang kejudesan mulai muncul

"Inget undang kita ya" goda kedua sahabatnya itu

"Pasti dong, nanti pasti gue undang kalian, iya kan sayang" kata Nearlend semakin tidak waras

Naira hanya terlihat pasrah jika pria ini mulai bicara, kenapa Nearlend selalu membutuntinya kemanapun dia pergi, apakah akan selalu seperti ini untuk selamanya?

NearlendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang