Bab 9 : Sebuah Bukti

9K 477 3
                                    

Naira tidak menyangka bahwa pria itu mengatakan hal itu padanya, dia tidak mengerti kenapa dirinya diterima menjadi istrinya, bahkan Naira tidak mengenal pria itu.

"Hah, apa yang lo maksud?" Tanya Naira semakin kebingungan

"Lo diterima jadi istri gue dari seleksi ribuan peserta" kata Nearlend meyakinkan wanita itu

"Gue rasa, gue nggak pernah ikut kompetisi pemilihan istri deh, kayaknya lo salah orang" kata Naira mengatakan sejujurnya bahwa dia tidak pernah mengikuti kompetisi apapun

"Lo mau bukti, bisa gue buktikan" kata Nearlend sambil menyodorkan sebuah map berisi formulir

"Apa lo masih ingat tentang dokter yang pernah lo anterin ke rumah sakit dan ngasih lo formulir ini? Tanya Nearlend berharap Naira masih mengingatnya

"Iya, dokter itu ngasih formulir, tapi nggak pernah gue isi, gue taruh di tas mungkin sekarang masih disana" kata Naira sejujurnya

"Tapi bukti ini lo yang ngirim, coba lihat bertanda tangan atas nama Naira Alamatika" kata Nearlend berusaha agar Naira mau mengakuinya

Naira melihat ada tanda tangan di atas materai tersebut yang berisi persetujuan dari syarat tersebut, Naira mengingat- ngingat dia pernah menandatangani surat itu, iya surat yang diberikan oleh momsky, apa momsky yang ngelakuin semua ini?- kata Naira memaki dalam batinnya

"Cukup, bukan gue yang ngelakuin, gue nggak pernah ngirim surat ini" kata Naira membela diri

"Tapi sesuai perjanjian, bagi peserta yang terpilih harus menerima resiko hidup selamanya bersama gue" kata Nearlend dengan wajah mulai serius

"Gue nggak mau, gue nggak kenal sama lo" kata Naira mendengus kesal menolak pria itu

"Kenalin nama gue Nearlend, gue seorang dokter yang membuat pemilihan calon istri itu" kata Nearlend memperkenalkan dirinya

"Gue nggak tahu lo, bahkan kita belum pernah ketemu" kata Naira membela diri

"Kita pernah ketemu tanpa lo sadari, Apa lo masih ingat, saat pertama kali kita ketemu, kita bertemu di depan cafe ini, gue buru- buru saat itu nggak sengaja nabrak hp lo ini dan gue ngasih kartu nama buat jaminanya" kata Nearlend mencoba mengingatkan kejadian itu pada wanita ini

Oh jadi ini pria sok sibuk itu- kata Naira dalam batinnya

"Dan saat lo nolongin dokter cowok itu, dan gue yang ngasih formulir itu, udah ingat?" Tanyanya

Naira mengingatnya dia mencoba mencari kartu nama yang ada di dalam dompetnya, melihat kartu nama itu yg bertuliskan dr. Nearlend Alanda

Dia membaca kartu nama itu, memang benar mereka sudah pernah bertemu. Naira mengingatnya, dan mengembalikan kartu nama itu

"Gue nggak perlu ini" katanya mengembalikan kartu nama Nearlend

"Apa mau perlu bukti lagi?, Gue masih punya kok" Kata Nearlend mengambil hp Naira

"Hp gue mau lo apain?" Tanya Naira

Nearlend mencari pesannya saat itu, dan ketemu

"Ini buktinya" Nearlend memperlihatkan pesannya yang telah dia kirimkan, dan terlihat disana Naira membalas pesannya dengan senang

Ini pasti kelakuanku momsky, dia yang pegang hp gue seminggu ini, Nanti gue bakalan maki- maki momsky akibat ulahnya- kata Naira dalam batinnya

Naira sudah kehabisan alasan untuk menolak pria itu, dan akhirnya dia menerima apa yang momsky perbuatan untuknya

"Jadi langkah selanjutnya gue harus apa?" Tanya Naira pasrah sambil memandang wajah ganteng Nearlend yang ada dihadapannya

Oh my God, nikmat Tuhan mana lagi yang gue dustakan - kata Naira dalam batinnya sambil tersenyum

"Untuk sebulan ini, awal pdkt, lalu di bulan depannya kita menikah" kata Nearlend dengan penuh percaya diri

"Apa itu nggak terlalu singkat?" Tanya Naira

"Gue kira, sebulan saja sudah cukup untuk saling mengenal"

"Oke" Sahut Naira setuju

Sebenarnya siapa sih yang nggak mau sama Nearlend, udah ganteng,tajir,dokter lagi, wahh idaman banget tuh

NearlendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang