Bab 41 : Berubah

4.2K 195 3
                                    

Naira menuruni tangga dari kamarnya sambil membawa kotak P3K untuk calon suaminya itu, eh calon suami? anggap aja gitu karena hubungan mereka masih digantung kayak jemuran yang tanpa status, jadi mau panggil pacar bukan, jadi apa dong? ah lupain aja, kasihan kan jika luka itu lama nggak diobati mungkin akan membekas, kayak hati gue ini

Heh, kok curhat

Nearlend yang sudah berganti pakaian, kini memakai baju milik Nauvan adiknya wanita keras kepala ini, karena adiknya ini masih melanjutkan studinya di negeri tetangga, jadinya gitulah dipakai oleh dokter ganteng ini, dari pada kedinginan ntar sakit siapa juga yang susah.

Kok jadi perhatian yah?

Pria itu terlihat tampan memakai kaos distro hitam yang pas melekat pada tubuhnya itu, apalagi bodynya yang sispack itu, huh bikin ngiler

Kini momsky tidak ingin mengganggu, membiarkan mahluk tanpa status ini berduaan, ngapain juga jadi nyamuk disini, lebih baik minggat pergi ke alam mimpi, dari pada gangguin yang muda yang mabuk asmara, memang momsky mahluk yang peka

"Kalian lanjutin aja, mama ngantuk nih, inget setelah ini kalian langsung tidur" kata momsky beranjak pergi

"Boleh nih tante kita tidur berdua?" Tanya Nearlend yang berhasil membuat pipi Naira blushing

"Boleh, asalkan kamu mau tanggung jawab" kata momsky tersenyum meninggalkan mereka

"Apaan sih, gaje banget" sahut Naira judes

Dan tersisalah kedua manusia ini, yang saling mencintai namun tidak mau mengakui

Alay banget sih - by author

"Luka lo parah banget, gue bersihin ya" kata wanita ini lemah lembut

Tumben nih si Naira lembut banget biasanya kayak mau makan orang aja

Dan abang Nearlend hanya mengangguk pasrah sekaligus senang, mana nolak kalo ada bidadari cantik memintanya

Dengan sigap Naira membersihkan wajah pria yang lebam itu, tau lah kayak film romantis di tipi-tipi gitu

"Awhh" rintih Nearlend, mungkin terasa sakit

"Sakit ya, gue akan pelan- pelan" kata Naira lembut, kini sikap wanitanya itu mulai nampak

Pelan-pelan mencintai lo lagi, mungkin itu maksudnya

"Thanks banget ya, udah nganterin gue pulang"

"Iya, ini kan emang kewajiban gue menjaga calon istri gue yang cantik ini" sahut pria itu santuy

"Biasa aja kelues" sahut Naira dengan wajah datarnya

Setelah Naira selesai membersihkan luka di wajah pria itu terdengar suara bergemuruh dari bawah, yah perut wanita ini keroncong guys

"Gue laper, mau makan, lo ikut?" Tanya Naira

"Pasti dong, gue ikut" sahut Nearlend dengan semangat

"Tapi masaknya cuman mie instan, lo mau?"

"Yah nggak papa, asalkan sama lo, apapun gue mau"

Abang ini modusnya minta ampun

Setelah beberapa menit memasak, kini mereka menikmati mie rebus dengan kuah soto lamongan yang sangat tepat dinikmati di hujan-hujan begini

"Tau nggak, gue paling suka makan mie instan di saat hujan- hujan gini" kata Naira mulai bicara

"Tapi jangan keseringan ya sayang, lo kan tahu dampak negatif dari makanan ini" ceramah dokter ganteng

Tapi kenapa sekarang lo makan coba?

"Bisa nggak berhenti bilang sayang ke gue?"

"Jadi lo mau gue berhenti gitu?" Tanya Nearlend sambil menaikkan sebelah alisnya

"Ya berhenti ngarepin gue, anggap kita temenan aja"

"Baiklah kalo itu yang lo mau, gue akan coba" sahut Nearlend datar sambil menikmati mie nya itu

Jderr, kok rasanya sakit banget ya, saat Nearlend bilang gitu

Mereka menghabiskan makanannya itu, sedangkan kenapa Naira merasa ada yang berubah dari pria ini, apa karena perkataannya tadi ya

"Gue duluan ya udah ngantuk" kata Nearlend meninggalkan Naira sendiri

memang pria ini sangat berubah guys

Naira memasuki kamarnya mengambil bantal untuk tidur di ruang tamu dan melihat pria itu masih fokus sama handphonenya

"Loh, katanya ngantuk kok belum tidur?" Tanya Naira sambil mengambil bantal yang ada di sebelah pria itu

"Lagi nungguin lo" sahut Nearlend santuy

Rencana apa lagi ini

"Lo tidur disini aja, gue mau tidur di ruang tamu"

"Jadi kita nggak tidur bareng?" Goda pria itu

"Lo gila apa, bisa- bisa gue hamil kalo kita tidur bareng" sahut wanita itu judes

"Kan gue bakalan tanggung jawab"

Tanggung jawab pala lo

"Gue bukan cewek murahan ya, yang mau gituan dengan iming-iming bakalan tanggung jawab"

"Ya udah, nanti kita tidur barengnya pas udah muhrim aja gimana?"

"Bodo ah, byee" kata wanita itu menutup pintunya bergegas ke arah ruang tamu

Nearlend sangat suka menggoda wanita itu, wanita judes tapi gampang baper, tapi apakah dia siap melakukan apa yang telah dia rencanakan?, Apakah wanita itu akan memaafkannya

NearlendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang