Chapter 01

5.4K 99 8
                                    

(Terperangkap Pesona)

Dalam sebuah acara meeting nya bersama Client yg berasal dari Korea Selatan, Mahendra Adijaya (Kenny Austin) pemilik CEO tersebut sengaja mengajak Karyawan divisi Humas nya, Alana Prameswari (Ranty Maria) yang dinilai memiliki kemampuan berkomunik...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam sebuah acara meeting nya bersama Client yg berasal dari Korea Selatan, Mahendra Adijaya (Kenny Austin) pemilik CEO tersebut sengaja mengajak Karyawan divisi Humas nya, Alana Prameswari (Ranty Maria) yang dinilai memiliki kemampuan berkomunikasi dgn baik, selain parasnya yg Cantik Alana juga pandai menarik simpatik orang lain dalam hal penawaran kerjasama. Kelihaian nya dlm menguasai beberapa bahasa Internasional membuat Mahendra mempercayakan tugas itu kepada Alana, disisi lain juga memang menjadi bagian tanggung jawab Alana sebagai staf kantor yg memiliki keahlian dibidang tersebut, Ia juga menjadi bagian penting dalam strategi marketing sebuah organisasi di perusahaan nya, Terutama bagi organisasi yang bergerak di bidang produksi produk. Tentu bagian Humas bisa menjadi motor penggerak dalam meningkatkan penjualan produk.
Pertemuan yg dihadiri di sebuah hotel berbintang 5 itu, sengaja menyiapkan beberapa makanan dan tersedia Bir yg dipesan demi menyenangkan dan memuaskan hati client nya, terpaksa Alana harus mau diajak minum, meski Ia sama sekali tidak bersahabat dengan minuman berbau alkohol itu tapi Mahendra Bosnya berjanji, Ia tidak akan memaksa Alana untuk ikut minum, pada saat Alana mempresentasikan produk perusahaan nya, Mahendra hanya duduk dan sesekali Ia memandangi wajah Cantik wanita berkulit putih itu, bulu matanya yg lentik, rambutnya yg tergerai dengan rok diatas lutut dibalut kameja biru tua yg menyelaraskan penampilan nya hari ini. Balutan make up yang tak begitu tebal memperlihatkan aura cantik Alana secara alami, hanya berbalut Matt berwarna merah tapi tak begitu menyala, memperlihatkan bibirnya yg mungil, bibir yg selalu diinginkan oleh Mahendra, mungkin bukan hanya bibirnya saja, Mahendra ingin memiliki Alana seutuhnya, agar tidak ada laki-laki lain yg berusaha mendekati nya. Mahendra yg sedari lama menyimpan kagum terhadap kecantikan Alana pun terperangkap dlm pesona nya di mlm itu, agak sedikit Dejavu, sesekali kadang Alana melirik kearah Bos pemilik CEO Perusahaan 'X' itu, Ia bingung bagaimana mengartikan tatapan Mahendra, Alana pun memilih mengabaikan tatapan itu, mungkin tatapan Mahendra diartikan sebagai tatapan seorang Bos yg ingin memastikan Karyawan nya mampu atau tidak menjalankan visi dan misinya pada tender kali ini.

Sebanyak 2 gelas Bir sudah Mahendra teguk, Alana yg sebenarnya agak jengkel melihat Bos nya itu, seolah menjadikan dirinya Budak, Mahendra terlalu sibuk bersenang-senang dgn si Client itu, sedangkan Alana sibuk dgn berkas dan Laptop, Alana takut Mahendra yg terlalu banyak minum, bagaimana jika Ia tidak bisa menyetir saat Meeting selesai nanti.

"Huffft dasar nyebelin, apakah malam ini dia akan menyusahkan aku lagi"

umpat Alana dalam hati, karena bukan lah kali pertamanya Mahendra pulang dalam keadaan mabuk, bukan sekali 2 kali juga Mahendra mengajaknya untuk ikut meeting, padahal Ia memiliki sekertaris, tetapi Ia selalu gunakan alasan kalau Alana bisa berbicara banyak bahasa jika ada pertemuan dengan Client dari luar negeri seperti ini, Alana sendiri benar-benar dibuat bingung, sebenarnya apa yg Bos nya inginkan darinya, selama kurang lebih 1 tahun Alana bekerja di Kantor Mahen sosok Mahendra yg dikenal dingin namun Mahendra selalu berusaha bersikap hangat di hadapannya dan hampir 3 bulan terakhir ini Alana merasa perubahan sikap dari Mahendra, namun sedikitpun Alana benar-benar tidak menyukai sikap Mahendra yg Angkuh, dadanya yg membusung tegap serta wajahnya yg selalu terangkat menandakan kesombongan yg begitu melekat padanya, membuat Alana merasa muak, kerap kali Mahendra menggunakan kekuasaan nya juga utk berlaku semena-mena terhadap karyawan, seperti sekarang ini misalnya, setelah acara meeting selesai, Mahendra meminta Alana menemaninya makan malam padahal jelas-jelas sore tadi Ia dan Client nya sudah makan, ya meskipun yg Alana lihat Mahen malah lebih tertarik meminum Bir ketimbang makan, toh hanya akan ada kata 'percuma' meskipun menolak, Alana tahu sikap arogan dan keras kepala Bos nya itu takkan mampu Ia bantah.

One Night Stand (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang