Chapter 08

1.4K 42 0
                                    

(Penantian Pasti)

Ketika drama itu terlihat oleh Mahendra, Mahendra mengepalkan tangannya, Ia merasa perlu menolong Alana, dgn segera Mahendra membuka sabuk pengaman dan turun dari mobil utk menghampiri Alana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika drama itu terlihat oleh Mahendra, Mahendra mengepalkan tangannya, Ia merasa perlu menolong Alana, dgn segera Mahendra membuka sabuk pengaman dan turun dari mobil utk menghampiri Alana. Pria itu kini berdiri tak jauh dari Alana, Ia hanya coba utk membaca situasi terlebih dahulu tanpa ingin langsung mendekati Alana, sebuah perdebatan sengit masih terdengar disana

"Hey lihat saja Dik? Ini mantan yg kamu banggakan? Ternyata dia tidak beda jauh dari seorang wanita murahan!" Kecam Kathy lagi dan lagi melontarkan hinaan nya kpd Alana.

"Tutup mulut kamu Kat!" Ucap Alana seraya mengangkat telunjuknya kehadapan Kathy.

"Knpa sih? Terus apa dong kalo bukan murahan? Nyatanya kamu jalan sendirian? Tidak ada pasangan, Bisa jadi karena kamu baru keluar dari kamar Hotel setelah menerima bayaran hahaha"

Tuduhan Kathy sangat melukai hati Alana, nafas Alana naik turun, Mahendra mendengar hinaan itu, Ia pun Langsung berjalan dgn gagahnya, kemudian Ia memutar tubuh Alana dan tanpa aba-aba Mahendra mencium Alana dihadapan Mahardika dan Kathy, kedua orang itu menganga terkejut, Alana pun sama terkejutnya, tapi ketika tahu itu Mahendra, seakan mengenali kecupan itu juga wangi parfum Mahendra yg seperti sudah menjadi candu utk Alana, bukannya menolak Alana malah ikut terhanyut dlm ciuman itu matanya ikut terpejam hingga Mahendra sendiri yg melepaskan nya.

"Maaf sudah membuat kmu menunggu lama" ucap Mahendra sambil mengelus-elus pipi Alana.

Kedua orang yg sedari tadi menghina-hina Alana pun diam seketika. Kemudian Mahendra menyadari apa yg sedang menjadi topik pembicaraan hangat itu adalah bekas tanda merah pada leher Alana yg menyisakan tanda tanya. Mahendra mengangkat dagu Alana utk memeriksa tanda merah itu, kemudian Mahendra tertawa kecil

"Maafin aku ya sayang, semalam aku terlalu bersemangat" ucap Mahendra sambil menarik Alana ke dlm pelukannya, pernyataan Mahendra seakan mewakili pertanyaan dari Kathy yg sedari tadi menghina-hina Alana.

Alana hanya diam dan menenggelamkan kepalanya di dlm pelukan Mahendra, Ia tahu Mahendra sedang berusaha menyelamatkan nya dan masuk ke dlm drama nya, maka Alana berusaha menyelaraskan chemistry mereka agar lakonan mereka benar-benar bisa meyakinkan Mahardika dan Kathy.
Kemudian Mahendra melepaskan pelukannya dan Ia mengaitkan jari jemarinya diantara jari jemari Alana, menggenggam tangan Alana mesra lalu menatap kearah Kathy dan Mahardika.

"Siapa mereka?" Tanya Mahendra terhadap Alana.

"Ohh bukan siapa-siapa" ucap Alana datar.

"Siapa kamu sebenernya? Berani-beraninya mencium Alana di Dpn umum seperti ini?" Ucap Mahardika marah, sedari tadi raut wajahnya memerah lantaran menahan panasnya api Cemburu yg membakar dadanya.

Mahendra tersenyum sinis
"Kamu bisa mengenalku sebagai orang yg memiliki Alana" ucapan Mahendra kembali membuat Jantung Alana seakan mau copot, Alana melirik Mahendra yg tengah berdiri disampingnya seraya menggenggam tangan nya erat, Alana rasanya mau pingsan karena terbuai.

"Jangan berusaha mempermainkan Alana!" Ucap Mahardika tidak terima, karena berani-beraninya lelaki yg sedang menantangnya ini menyentuh gadis yg sangat Ia cintai.

"Dik! Kamu bener-bener keterlaluan! Kamu gak lihat ada aku disini? Knpa kamu dari tadi ngurusin Alana? Kamu anggap aku ini apa?" Ucap Kathy kesal.

"Ckck kalian pasangan rupanya" ucap Mahendra geli.

"Norak! Tahu nggak kalian! Dik? Mantan pacarmu ini ingin pamer kalau dia sudah tidur dgn kekasihnya" ucap Kathy kembali menebar bendera perang.

"Apakah kalian Pasangan? Kalian tidak pernah bercinta? Jangan munafik! Kita sudah sama-sama dewasa, Jadi! Jangan iri dgn kemesraan kami" ucap Mahendra sambil mengecup punggung tangan Alana, Alana sedari tadi diam menerima perlakuan Mahendra, dlm hati Ia merasa risih dibalut rasa malu dan takut, knpa Mahendra harus mengatakan semuanya? tetapi disatu sisi ada rasa senang karena penantian nya berubah menjadi kepastian, menunggu Pria angkuh itu bukanlah hal yg sia-sia karena ternyata Mahendra benar-benar mencarinya, sehingga memaksa bibir manis Alana mengukirkan senyum walaupun tipis.
Mahendra kemudian melepaskan genggaman nya, lalu menatap jam tangan nya

"Astaga! aku ada meeting sebentar lagi, kita harus ke kantor skrng" ucap Mahendra panik.

Alana mengangguk "Baik P......"
Uppsss hampir saja Alana keceplosan memanggil Mahendra Bapak, bisa gagal sudah skenario yg sedari tadi dirancang apik oleh Mahendra, atau bisa saja di cut Sutradara jika ini adalah sebuah proses syuting drama, Alana menarik nafasnya terlebih dahulu Ia pun tersenyum tipis dan kembali menebarkan pesona nya, dgn lembut Alana merapikan kerah jas Mahendra

"baiklah, kalo begitu kita berangkat skrng" ucap Alana manja, kemudian dibalas oleh senyuman manis dari Mahendra, seolah dunia menjadi milik mereka berdua, tidak perduli dgn orang-orang disekitar mereka, "yuk" Mahendra kembali menggandeng tangan Alana, tanpa menoleh lagi ke arah Mahardika maupun Kathy, kemudian mereka berjalan utk menghampiri mobilnya, kali ini Kathy dan Mahardika benar-benar tidak berkutik, mereka kalah telak! Yaah bahkan mungkin hati Kathy sedang panas, melihat Alana yg digandeng utk diajak naik ke Mobil mewah berwana Merah, putus dari Mahardika, Alana malah mendapat Pria yg lebih High class dari Kekasihnya itu.

"Ayo Pulang!" Ucap Kathy kemudian menarik tangan Mahardika, Mahardika hanya bisa menyaksikan kepergian Alana dgn kondisi hati yg hancur berkeping-keping dan Ia mengikuti langkah Kathy meski hatinya tertinggal bersama bayangan Alana, sementara Mahendra masih betah menggenggam tangan Alana, Alana pun memperhatikan tangan nya sedari tadi, dibukakan nya pintu mobil utk mempermudah Alana memasukinya, tetapi raut keraguan tergambar nyata dari paras Alana yg jelita.

"Masuk!" Perintah Mahendra, Alana bengong dan terdiam, enggan utk masuk ke mobil itu hingga membuat Mahendra kesal, kini Mahendra mendekat dan membisikan sesuatu ditelinga Alana.

"Masuk atau akan aku ceritakan kejadian semalam kepada semua Karyawan dikantor" Deg! jantung Alana seperti mau loncat, matanya melotot Shock, ucapan Mahendra seketika membuat Alana panik, tanpa perlu disuruh lagi Alana langsung masuk dan duduk di Jok Mobil mewah itu, Mahendra tersenyum kemenangan lalu menutup Pintu mobilnya rapat.

*BERSAMBUNG

One Night Stand (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang