Chapter 33

939 58 15
                                    

(Alana Cemburu)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(Alana Cemburu)

Alana meminta Mahendra menghentikan mobilnya dihalte tempat biasa, Ia masih belum ingin hubungannya dgn Bos besar itu di publish, awalnya Mahendra menolak, tetapi Alana memohon utk kali ini saja Mahendra mau mengalah dan mendengarkan apa katanya, Pria itu tidak bisa berbuat apa-apa, jika Alana sudah meminta dgn penuh pengharapan pasti Mahendra akan menurutinya dan menyerah pada akhirnya.
Seperti biasa, dikantor mereka tetap Profesional dan pura-pura seperti tidak ada hubungan apapun, sampai jam makan siang tiba, Mahendra menghubungi Alana, saat Ponselnya berdering dan tahu jika itu Mahendra, Alana langsung gelagapan. Gadis itupun mematikan panggilan Mahendra lantaran tak ingin rekan-rekan nya curiga.
"Alana apa-apaan sih!" Keluh Mahendra saat Alana mereject panggilan nya.
Kemudian Alana memberi sebuah pesan.
"Maaf Pak, masih rame karyawan disini. Nanti saya hubungi kalau mereka sudah keluar utk makan siang" kata Alana mengirim pesan.
Mahendra hanya bisa menarik nafas dan berusaha utk bersabar.
5 menit berlalu Alana akhirnya menghubungi Mahendra dan Ia memberitahukan agar Mahendra menghampirinya di restoran seberang kantor agar tidak ada yg mencurigai kedekatan antara atasan dan bawahan tersebut.
***
Alana sudah memesan makanan, Daging panggang dan Lemon juice adalah makanan kesukaan Mahendra, saat Mahendra berjalan para gadis2 di Restoran menatap kagum kearah kekasihnya Mahendra.
"Waah ganteng bgt sih tuh cowok" ujar salah seorang pengunjung Restoran yg duduk di belakang Alana. Alana tertawa menanggapi pujian gadis itu.
"Iya ya ampun Oppa 😍 knpa mirip aktor Korea yaa" kata salah seorang wanita lagi. Mereka melihat Mahendra yg berjalan mendekat, namun tatapan itu sirna saat Mahendra menghampiri Alana.
"Maaf sudah membuat kamu menunggu lama" ucap Mahendra sambil mengusap rambut Alana. Gadis itu tersenyum tipis.
"Nggak papa, saya ngerti kok kalo Bapak sedang sibuk" ucap Alana.
Mereka pun mulai makan siang bersama.
"Sampai kapan sih hubungan kita mau disembunyikan? Lama kelamaan juga karyawan aku bakalan tahu"
Kata Mehendra disela-sela waktu makan mereka. Alana tersenyum lalu mengusap paha Mahendra.
"Sabar dong, nanti kalau waktunya sudah tepat juga kita published, tapi jgn skrng-skrng inilah, ini terlalu cepat nanti yg ada mereka salah paham"
Kata Alana memberi penjelasan.
"Lagian kamu knpa sih? Kalaupun ada yg ngomongin kmu ya biarkan saja, mereka cuma iri karena kamu bisa menjadi Pacar Bos tampan sepertiku" kata Mahendra mulai menggoda Alana.
"Bapak nggak usah sok kegantengan gitu deh, yg lebih tampan dari Bapak itu banyak" kata Alana yg sengaja mengejek Mahendra.
"Oh ya? Lagipula Aku sengaja ingin terlihat biasa saja, karena kalau aku menunjukkan ketampananku bisa-bisa kamu cemburu kalau ada wanita lain yg menggodaku" ucap Mahendra.
Alana terdiam ketika Mahendra mengatakan hal itu.
"Makanya nggak usah genit sama cewek lain" kata Alana sambil memakan menu makan siang yg sudah mereka pesan, Mahendra megusap pipi Alana dan membelai bibir Alana pelan saat ada makanan yg mengotori bibir manisnya itu, saat tangan Mahendra menyentuhnya, jantungnya terasa begitu berdetak dan denyut nadinya jadi serseran.
"Mana pernah sih aku genit sama cewek lain, aku kayak gini itu cuma sama kamu aja, lagipula aku cuma tertarik sama kamu, cuma kamu satu-satunya wanita yg membuat aku tergila-gila" ucap Mahendra sambil memainkan jarinya dibibir Alana. Alana sebenarnya sudah tahu tanpa Mahendra mengatakannya, terbukti Mahendra terlihat acuh ketika para wanita dibelah Alana tadi melambaikan tangan.
Perlahan Alana menurunkan tangan Mahendra yg masih sibuk bermain di bibirnya.
"Pak Mahendra...." Panggil Alana lembut.
"Iya...." Jwb Mahendra lembut juga.
"Apa Pak Mahendra menyesal sudah pacaran dgn pegawai biasa seperti saya?" Tanya Alana dgn wajah bimbang.
"Kamu masih bertanya soal itu? Aku rasa kamu sudah tahu jawabannya, itu adalah pertanyaan bodoh yg tidak perlu aku jawab" kata Mahendra kesal.
"Saya cuma merasa nggak pantas bersanding dgn org seperti Bapak" ucap Alana sembari menunduk.
"Jangan pikirkan soal itu, aku bahagia sama kamu jadi jangan pernah berpikir buat pergi lagi dari aku" ucap Mahendra dgn tegas.
"Saya nggak mungkin pergi dari Pak Mahendra, justru saya takut jika Pak Mahendra akan bosan dan berpaling ke Wanita lain nantinya" ucap Alana sambil menatap Mahendra nanar, Mahendra tertawa sinis, Ia kemudian meraih tangan Alana dan mengelus punggung tangan Alana sangat lembut penuh kasih sayang.
"Kalau aku laki-laki seperti itu, aku tidak mungkin betah dgn status single, sebelum mengenal kamu aku sudah 4 tahun jadi Pria tanpa pasangan, kalau aku laki-laki bajingan mungkin aku sudah Gonta ganti pasangan, Okelah skrng terserah kamu mau menilai aku seperti apa, tapi seiring berjalannya waktu kamu akan mengenal siapa aku sebenarnya" perkataan Mahendra yg terdengar sangat bersungguh-sungguh membuat Alana Luluh dgn sendirinya.
Setelah selesai makan siang mereka kembali ke kantor.
***
Mahardika sedang menyusun rencananya, Pria itu menyuruh sekertaris nya utk datang ke kantor Mahendra, wanita cantik dan sexy itu diutus oleh Mahardika utk menggoda Mahendra, Mahardika berpikir Pria seperti Mahendra pasti sangat membutuhkan waktu utk bersenang-senang dgn demikian sbg bayarannya Mahendra akan menerima tawaran kerjasama itu.
Pukul 07 malam. Mahendra sengaja meminta Karyawan Divisi dan staff - staff penting dikantornya utk tidak pulang lantaran Pria itu ingin menelaktir Karyawan nya makan malam, sebuah kartu Kredit diberikan oleh Mahendra kpd Kanaya Sekertarisnya, tentu saja sikap aneh yg diberikan Mahendra menjadi pusat perhatian dan bahan perbincangan, Alana pun bingung dgn maksud Bos nya yg tiba-tiba saja menelaktir Karyawan nya.
"Karena hari ini saya lagi seneng, jadi malam ini saya ingin menelaktir kalian atas Tender yg kita menangkan" ucap Mahendra sambil mesam-mesem, wajah sumbringah Mahendra sangat membuat Karyawannya senang, karena Mahendra 2x lipat terlihat lebih tampan dibandingkan harus menekuk wajahnya dan menunjukkan keangkuhan.
"Disamping itu saya juga senang karena...." Sambil melirik Alana, mata Alana langsung membulat Ia memberi isyarat lewat gelengan kepala, Mahendra tersenyum nakal, Pria itu sengaja ingin membuat Alana panik.
"Karena apa Pak?" Tanya salah seorang karyawannya.
"Ya karena perusahaan kita akan mendapat keuntungan besar" ucap Mahendra sambil melipat tangan didada. Alana langsung mengelus dada dan menarik nafas lega karena Mahendra ternyata tidak mempublish soal hubungan mereka. Mahendra menelaktir Karyawannya bukan semata karena sudah mendapatkan Tender besar tetapi Telaktiran itu sbg bentuk kebahagiaan nya yg telah berhasil mendapatkan cinta Alana. Sebuah kartu kredit diberikan oleh Mahendra kpd Sekertarisnya.
"Silahkan kalian makan malam dan bersenang-senang, karena saya masih harus meeting dgn sekertaris dari Perusahaan Diamond Grup" ucap Mahendra pada Kanaya.
"Baik Pak! Oh iya apa saya perlu stand by disini mendampingi Bapak? Saya bisa alihkan tugas ini pada Selena jika Bapak perlu bantuan saya" ucap Kanaya.
"Memangnya kamu nggak jenuh kerja terus? Sudahlah sebaiknya kamu bergabung dgn yg lainnya, lagipula aku tidak tenang jika Alana pergi tanpa ada yg mengawasi" kata Mahendra setengah berbisik kpd Sekertarisnya, Kanaya kali ini mengerti maksud Mahendra, pasti ada tugas lain yg harus dijalankan olehnya, dlm sudut pandang Kanaya mungkin Alana adalah wanita Spesial bagi Bos nya itu dan Kanaya senang pada akhirnya Mahendra bisa melupakan Nadine.
"Kamu awasi Dia, jgn sampai Dia minum alkohol ya, Alana tidak bersahabat dgn minuman beralkohol" ucap Mahendra mewanti-wanti Sekertarisnya itu.
"Siap Pak!" Jawab Kanaya dgn senyuman.
Sementara Karyawan Divisi Humas dan Produksi berkumpul utk membahas dimana mereka akan makan malam.
***
Di Lobby kantor mereka berkumpul, Kanaya bertanya pada karyawan lainnya perihal rekomendasi tempat yg akan mereka kunjungi.
"Jadi mau makan dmna kita?" Tanya Kanaya.
"Hmm saya ada rekomendasi tempat" kata Alana ikutan bicara.
"Oh ya? Dmna itu?" Tanya Kanaya.
"Di Restoran Jepang di daerah sekitar Block M mbak, makanan disana enak dan pelayanan nya juga ramah-tamah, yakin deh nggak akan nyesel" ucap Alana.
"Waaah ide bagus tuh, saya setuju sama Alana" timpal Selena sahabat Alana.
"Oke kita brngkat skrng" ucap Kanaya.
"Sebentar Mbak, habis makan gmna kalau kita karaoke-an dulu, biar nggak garing-garing bgt, mumpung si Bos lagi baik hati" ucap Aditya kembali memberi masukan.
"Waaah kalo itu kami setuju" ucap karyawan lain nya yg ikutan senang.
"Wah, boleh juga Dit.. yasudah, kita berangkat skrng, tapi gmna ya? Mobil pentarisnya kan cuma satu, sedangkan kita 9 orang loh" kata Kanaya yg bingung lantaran karyawan yg ikut lumayan banyak.
"Udah santai Mbak, ikut mobil saya aja sebagian" sanggah Selena.
"Beneran nih nggakpapa?" Tanya Kanaya.
"Ohh ya nggak papa dong" ucap Selena terlihat tidak keberatan.
Mereka pun bersiap utk keluar dari Lobby kantor, namun tiba-tiba perhatian karyawan itu tersita pada sosok wanita cantik, putih dan kulitnya mulus, roknya yg terkesan minim dan juga kancing bagian dadanya yg agak terbuka membuat Kaum Adam melongo dan menikmati pemandangan yg mampu mencuci mata ini, terutama Alana, gadis itu menatap sinis ke arah wanita yg baru tiba, gadis itu berjalan dgn gontai dan menuju sebuah lift eksekutif, ternyata Mahendra sudah menyambut kedatangannya ketika lift terbuka, Mahendra terlihat sedang bersalaman dan berbincang sejenak lalu kemudian Mahendra mengajak wanita itu masuk ke dlm lift eksekutif, Alana benar-benar tidak suka dgn pemandangan yg baru saja Ia saksikan.
"Lan? Kamu mau ikut mobilku atau mobil mbak Naya?" Tanya Selena. Tetapi Alana masih terpaku menatap pintu lift yg sebenarnya sudah tertutup.
"Alana!" Panggil Selena lebih keras sehingga Alana sadar dan kembali memperhatikan Selena.
"Eh aku.... Aku ikut mobil mbak Naya aja, kasian dia biar ada temen nya, kamu kan udh ada angkasa Aditya sama Gita" kata Alana akhirnya memutuskan, sebenarnya bukan itu tujuannya ikut dgn Selena, tujuan Alana adalah utk bertanya soal wanita yg masuk ke dlm lift eksekutif bersama dgn Mahendra.
"Tenang Alana, nggak boleh negatif thinking dulu" gumam Alana dlm hati. Gadis itu melangkah utk masuk ke dlm Mobil Kanaya.
****
"Perempuan yg tadi masuk lift eksekutif itu siapa ya mbak?" Tanya Alana saat sudah berada dlm mobil, sementara org yg Ia tanya sedang fokus menyetir
"Ohhh itu.... Dia namanya Gladis, sekertaris dari perusahaan Diamond grup, dia diutus sama Manager Perusahaannya utk meeting dgn Pak Mahendra" kata Kanaya sambil tersenyum.
"Apa? Meeting? Malam-malam begini meeting?" kata Alana nyerocos tidak karuan seperti mengomel.
"Eh, maksudnya tumben bgt meeting jam segini" kata Alana menunduk malu dan berusaha bersikap lebih tenang supaya Kanaya tidak curiga, sikap Alana yg seperti ini malah semakin membuat Kanaya curiga, sebetulnya bkn hal yg asing lagi baginya, lantaran sejak tadi pagi Mahendra sudah menyuruhnya membelikan pakaian utk Alana dan Pakaian yg mlm ini yg dikenakan Alana adalah pakaian yg dibelikan oleh Kanaya, terlebih permintaan Mahendra yg menyuruh Kanaya mengawasi Alana, itu sudah membuktikan bahwa ada hubungan yg tak biasa yg terjalin antara Bos besar dan karyawan biasa seperti Alana ini pikir Kanaya dalam hati, namun Kanaya tidak ingin mencampuri urusan pribadi Bos nya itu, Ia hanya ingin bekerja sebagaimana mestinya.
"Iya meeting nya malam karena Pak Mahendra baru sempet, besok Dia akan sibuk jadi tidak bisa buat janji dgn siapapun" jawab Kanaya.
"Ohh, begitu rupanya" ucap Alana, gadis itu menyandarkan kepalanya dijok mobil sambil melihat lampu2 jalanan dan gedung yg menjulang, Ia hanya ingin membereskan dulu suasana hatinya yg masih tak tenang, penampilan sekertaris yg menggoda kaum Adam itu membuat Alana khawatir, biar bagaimanapun juga Mahendra seorang laki-laki normal, terlebih dirinya tidak bisa memberikan apa yg lelaki butuhkan dan itu membuat Alana berpikiran yg tidak-tidak.
"Meetingnya hanya berduaan saja mbak?" Tanya Alana lagi.
"Hmm iya, soalnya saya kan ada disini kemungkinan ya hanya berduaan saja" ucap Kanaya sambil memfokuskan pandangan kedepan.
Alana merasa ada api yg begitu menggejolak didalam dadanya. Knpa Ia jadi tidak bersemangat padahal seharusnya malam ini Ia bersenang-senang.
"Ayolah Alana, masa kamu nggak bisa menempatkan rasa kecemburuan dgn baik, cewek itu cuma partnernya Mahendra jadi kamu nggak perlu Jeulos" Ucap Alana dalam hati yg tidak bisa mengendalikan perasaannya.

*Bersambung

Sabar yak Readers 😂😂 besok kayaknya masuk Part terakhir kemaren... Vote terus yakkk :*

One Night Stand (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang