Chapter 23

917 58 4
                                    

(Pernyataan Cinta)

Mahendra masih gusar lantaran Ponsel Alana mendadak tidak bisa dihubungi, Ia tentu tidak bisa hanya dgn berdiam diri seperti ini, Mahendra menyuruh para pemain biola itu berhenti bermain, lalu Pria itu beranjak keluar dari restoran, langkahnya sempat terhenti lantaran ditahan oleh manager Retoran.

"Ada apa Pak? Apa Bapak kurang puas dgn fasilitas yg kami berikan?" Tanya Manager itu ingin memastikan.

"Tidak, ini sudah lebih dari cukup, tapi saya ada urusan sebentar, nanti saya akan kembali lagi"
Ucap Mahendra menjelaskan perihal kepergian nya yg tiba-tiba meninggalkan tempat diner.

Sementara saat Mahendra berjalan keluar, ada beberapa pasang mata, Wanita-wanita sosialita memandanginya kagum.

"Hey lihat deh, ganteng banget yaa" ucap seorang wanita berambut panjang kpd teman nya, yg mengenakan dress berwarna Biru Dongker.

"Iya cakep bgtt, mendekati sempurna, beruntung banget cewek yg bisa dapetin cowok kayak gitu, sampe sewa tempat khusus gini aaaaaaa envy" ucap salah seorang wanita lagi yg mengenakan dress Bercorak bunga.

Sementara diseberang restoran, Alana masih berusaha merebut ponsel dari tangan Mahardika.

"Kembalikan Ponselku!" Seru Alana sambil berjinjit hendak mengambil ponsel dari tangan Mahardika.

"Mau ngapain lagi sih? Kamu nggak boleh ketemuan sama Dia!"
Ucap Mahardika tak terima.

"Kita udah putus! Kamu nggak ada hak buat ngelarang-larang aku" ucap Alana tak gentar.

"Kamu udah terlanjur datang kesini, Jadi kita nikmati saja suasana malam ini disini, kamu nggak lupa kan? Aku bisa berbuat nekat kalo sampe kamu berani nemuin Dia" ancam Mahardika.

"Kamu udah Gila!" Ucap Alana dgn segala amarahnya.

"Iya! Aku memang sudah gila, itu karena kamu yg sudah membuat aku tergila-gila" ucap Mahardika lagi.

Nafas Alana naik turun karena merasa begah dgn tingkah Mahardika yg membuatnya resah. Ia berharap Mahendra akan datang dan membebaskannya dari lelaki yg sepertinya sudah terobsesi pada dirinya. Alana sudah tidak perduli dgn Ponselnya, Ia memilih utk pergi saja, utk melarikan diri dari Mahardika, perlahan dgn segera Alana beranjak utk melangkahkan kakinya, tetapi Mahardika dgn segera pula meraih lengan Alana.

"Mau kemana sih?" Cegah Mahardika.

"Lepasin!" Ucap Alana. Mahardika hanya tersenyum.

"Dik! Aku bilang lepasin!" Ucap Alana lagi geram sembari memutar pergelangan tangannya.

"Nggak akan pernah aku lepasin kamu"
Kata Mahardika.

"Kamu bener-bener Sayko!"
Alana yg semakin memberontak malah membuat Mahardika semakin gemas dan tertantang.

"Katakan kalo kamu masih mencintai aku, baru aku lepaskan" ucapnya dgn sangat lembut dibalut senyuman.

"Tidak! Aku sudah tidak mencintai kamu lagi! Aku bahkan menyesal pernah mencintai kamu!" Ucap Alana dgn keberanian mengatakan kebenaran, Mahardika yg semula lembut, mengubah ekspresi wajahnya menjadi kesal, cengkraman tangannya pun menguat dan membuat Alana kesakitan, Pria ini sedang menahan amarah yg bergejolak dihatinya karena merasa terluka oleh ucapan Alana, hatinya bagai tertusuk ujung belati.

"Sakit, lepasin aku!"

"Kamu nggak akan bisa lari dariku" ucap Mahardika lagi.

"Pak Mahendraaaaaa!"

Teriak Alana yg tiba-tiba saja menjerit dan menyebut nama Mahendra dan ...... BUG! 👊 Sebuah Pukulan dilancarkan Mahendra kesudut bibir Mahardika hingga Pria itu terpental dan menabrak meja, terdengar suara pecahan kaca ketika beberapa piring dan gelas pecah kala tubuh Mahardika menabrak meja. Beberapa pengunjung Cafe itu terlihat kaget

One Night Stand (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang